Inevitable Fate [Indonesia]

Kesuksesan SortBank Mendapatkan Banyak Proyek



Kesuksesan SortBank Mendapatkan Banyak Proyek

0Ketika ruang pertemuan itu mulai dipenuhi para pengusaha besar di Jepang yang bersiap untuk acara lelang proyek penting dari pemerintah, muncullah seorang wanita muda yang melangkah masuk.     
0

Wanita muda itu begitu menarik perhatian semua mata di ruangan tersebut. Itu karena tak hanya wajahnya saja yang cantik ditunjang tubuh semampai yang molek, namun juga latar belakang yang dia punyai.     

Kasak-kusuk segera terdengar di sana dan sini membincangkan wanita muda itu. Dia mungkin orang paling muda yang ada di ruangan itu, namun siapapun tidak boleh meremehkan dia.     

"Akhirnya dia muncul juga."     

"Aku pikir dia tidak akan datang di acara ini."     

"Sepertinya dia sudah sedikit menurunkan kesombongannya dan mau muncul di hadapan kita."     

"Hei, hati-hati dengan lidahmu. Apa kau tak ingat siapa ayahnya?"     

Beberapa pengusaha mulai membicarakan mengenai wanita muda tersebut.     

Mata Nathan Ryuu segera menemukan sosok wanita muda yang berjalan melewatinya, cukup jauh dari tempat dia berdiri. "Hm, dia mirip Hana," bisik Nathan Ryuu tanpa sadar.     

Itachi yang berdiri di samping Nathan Ryuu, tentu saja mendengar gumaman lirih bosnya dan dahinya berkerut. Bukan karena dia tidak mengenal siapa itu Hana yang dimaksud oleh bosnya, namun … lebih pada … mengapa tiba-tiba saja si bos mengucap demikian? Bukankah Bos sudah mendapatkan istri baru? Untuk apa masih mengingat akan 'Hana' itu?     

Ya, Hana adalah panggilan khusus dari Nathan Ryuu untuk mantan istrinya, Ruby. Itu merupakan panggilan sayang dan hanya Nathan Ryuu saja yang memanggil Ruby dengan nama tersebut yang bermakna bunga.     

Hana atau bunga dalam nihongo (dibaca 'nihon-go' atau 'nihonggo' kalau dilafalkan dengan cepat). Demikian Nathan Ryuu memilih panggilan untuk Ruby yang memiliki nama asli Xuehua yang berarti bunga salju. Karena 'hua' atau bunga dalam bahasa mandarin, maka tepat jika Onodera menggantinya dengan 'hana' yang bermakna sama dalam nihongo (bahasa Jepang).     

"Tuan," ucap Itachi sekedar agar bosnya sadar.     

"Ohh!" Dan langkah Itachi manjur juga untuk menyadarkan lamunan Nathan Ryuu. "Ehem! Ayo kita mulai duduk, Itachi!" Ia berdehem sekali sebelum kakinya mulai melangkah ke tempat duduk yang sudah diatur oleh pemilik acara ini.     

Acara lelang proyek ini berlangsung cukup sengit. Terlebih ketika sampai pada puncak acara, dimana dilelang proyek mengenai pembangunan pulau reklamasi. Semua pengusaha saling bersaing. Di acara tersebut ada beberapa proyek dari pemerintah dan yang terakhir ini yang paling menggiurkan keuntungannya.     

Seperti diketahui, Jepang merupakan salah satu negara yang melakukan banyak reklamasi, yaitu membuat pulau buatan. Beberapa pulau reklamasi di Jepang yang terkenal adalah Odaiba di teluk Tokyo, dan ada juga pulau buatan Tsukishima di Chuo, Tokyo. Lalu ada juga bandara Haneda di teluk Tokyo.     

Dan yang paling fenomenal adalah Bandara International Kansai (Kansai International Airport atau KIA) yang berada di teluk Osaka. Bandara ini benar-benar berada di sebuah pulau buatan di tengah laut. Sebuah pulau yang hanya berisi bandara saja, menjadi satu-satunya bandara di dunia yang berlokasi di lepas pantai yang beroperasi selama 24 jam penuh, sehingga menjadikan terminal bandara ini sebagai terminal penumpang terpanjang di dunia. Bandara ini menjadi pionir bagi bandara lepas pantai lainnya seperti di Hongkong dan Makau.     

Dikarenakan ada pulau reklamasi yang telah selesai dibangun, maka hendak dibangun pula banyak infrastruktur untuk publik di pulau buatan tersebut. Ini tentu saja lahan basah untuk para pengusaha. Tak heran mereka saling 'bersaing' dan 'berperang sengit' untuk mendapatkan proyek tersebut.     

Ada yang melakukan kongsi untuk beberapa infrastruktur dan ada pula yang menangani sendiri saja. Onodera termasuk di golongan kedua. Dia ingin SortBank-nya menangani sendiri semuanya tanpa bantuan siapapun karena dia sangat percaya diri akan kemampuan perusahaannya.     

Ketika acara tersebut usai, Onodera mendapatkan 3 proyek dari 10 total proyek infrastruktur di pulau buatan baru tersebut. Suatu pencapaian cukup gila untuk perusahaan tunggal. Namun, jika mengingat bahwa SortBank memang seperti kaisar bisnis di Jepang, maka tidak mengherankan bagi yang hadir di situ. Apalagi, Nathan Ryuu termasuk pengusaha yang ambisius meski wajahnya terlihat santai dan banyak tersenyum.     

Jangan remehkan orang yang terlihat easy-going dan banyak senyum.     

Usai acara lelang proyek, tiba giliran acara ramah tamah untuk mereka. Di sesi ini, mereka mengendurkan semua ketegangan sebelumnya. Yang tadinya berdebat sengit dan bertarung mendapatkan proyek, kini saling tertawa dan mengobrol akrab bagai tadi tidak terjadi apa-apa.     

Tapi ... yah, tak ada yang tahu hati manusia, bukan?     

"Onodera-san, selamat! Kau benar-benar pencaplok terbanyak di acara ini! Ha ha ha!" Salah satu pengusaha memberi selamat kepada Nathan Ryuu.     

"Terima kasih, Murasaki-san." Nathan Ryuu selalu menjawab dengan senyum terus menggantung di wajah tampannya. Ia berkata, "Ini karena aku tidak ingin mengecewakan ayahku yang sudah pensiun." Ia membawa ayahnya sebagai alasan.     

"Ohh, benar! Apa kabar Shigeru-san? Sepertinya dia terus saja berputar mengelilingi bumi tanpa lelah, ha ha ha!" Pengusaha lainnya ikut menimbrung obrolan mereka.     

"Ha ha ha, yah ... memang ayah beberapa tahun kemarin terus bepergian keliling dunia setelah pensiun, tapi sekarang Beliau sudah mulai banyak menetap di Swiss, dan kadang menetap di Perancis juga." Nathan Ryuu tidak menutupi keberadaan ayahnya saat ini.     

Dua negara di Eropa itu memang kerap menjadi destinasi menetap bagi Onodera Shigeru yang flamboyan. Apalagi lelaki itu gemar 'berpetualang' bersama haremnya, seakan Beliau ingin memiliki istana harem yang berisi wanita dari seluruh ras di dunia. Bagi Nathan Ryuu, dia tak keberatan mengenai kehidupan liar ayahnya, asalkan tidak mengganggu kehidupan dia.     

"Benar-benar putra Shigeru-san! Ha ha ha!" Pengusaha lainnya lagi menimpali obrolan itu sambil menepuk ringan lengan Nathan Ryuu.     

Saat itu, wanita muda yang sejak tadi menjadi pusat perhatian para lelaki di sana, berjalan menghampiri kerumunan Nathan Ryuu. Ketika dia tiba di depan Nathan Ryuu setelah diberi jalan oleh pengusaha lainnya, dia berkata, "Tuan Onodera, selamat atas 3 proyeknya." Ia mengulurkan tangan ke Nathan Ryuu.     

Tentu saja tidak mungkin tangan itu dibiarkan menggantung di udara saja, kan? Akan sangat tidak sopan jika Nathan Ryuu tidak mengambil tangan tersebut. Maka, lelaki Onodera itu pun menjabat tangan wanita muda tersebut. Pandangan mereka saling bertemu dan masing-masing dari mereka juga melampirkan senyum sampai tangan itu pun berpisah.     

"Terima kasih, Nona Kizo." Nathan Ryuu tak lupa memberikan ucapan balasan sebagai kepantasan. Dia sudah mengetahui jati diri wanita muda itu. Kizo Yuimaru, putri tunggal seorang konglomerat berpengaruh di Jepang, sekaligus pewaris tunggal untuk Kizo Group.     

Usia nona itu masih 30 awal, dan ini yang menyebabkan banyak pengusaha besar di Jepang takjub. Di usia semuda itu sudah diberikan tanggung jawab untuk mengelola banyak anak perusahaan milik Kizo Group yang merupakan perusahaan multinasional yang hampir setara dengan SortBank Group.     

Meski ayahnya belum pensiun, namun Kizo Yuimaru telah terjun di banyak aspek pada perusahaan itu, bagaikan tangan kanan, bagaikan CEO bayangan dari Kizo Group.     

Keluarga besar leluhur Kizo Yuimaru berasal dari Okinawa, itulah kenapa namanya Yuimaru yang merupakan sebutan bagi dialek di Okinawa. Mungkin ayahnya ingin agar putrinya ini ingat akan asal-usul mereka dari Okinawa.     

"Nampaknya tidak berlebihan jika suatu hari nanti kita bisa bekerja sama, Anda setuju mengenai ini, Tuan Onodera?" Nona Kizo tanpa ragu-ragu menyatakan keinginannya pada Nathan Ryuu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.