Inevitable Fate [Indonesia]

Intrik Aneh Nyonya Revka



Intrik Aneh Nyonya Revka

0Tidak disangka-sangka, para lelaki figuran memaksa untuk berbincang dan berfoto dengan member Synthesa. Mereka saking terpesonanya dengan kelima gadis itu hingga susah menahan diri untuk tidak merangksek maju ke para gadis yang berdiri ketakutan.     
0

"Kalian! Jangan sembarangan bertindak!" Ketika keadaan sudah genting, terdengar teriakan keras dari samping kerumunan. Para lelaki yang hilang akal itu mendadak seperti disadarkan, dan berhenti.     

Kelima member Synthesa menoleh, itu adalah suara Maida. Manajer harian Synthesa itu datang bersama beberapa pengawal yang bertubuh besar penuh otot. Para gadis langsung mengucap syukur di masing-masing hatinya.     

Entah apa jadinya jika Maida dan para pengawal tidak datang, mereka berlima pasti sudah menjadi korban pelecehan para figuran tersebut. Pria-pria itu beringas dan memaksa melakukan kontak fisik dengan para member, sehingga membuat gadis-gadis itu ketakutan dan berteriak bingung serta takut.     

Untung saja Maida lekas datang tepat saat tangan-tangan para figuran itu hendak menjangkau tubuh para member.     

Para figuran surut menjauh dari member Synthesa dengan kepala tertunduk. Maida memarahi mereka dengan keras dan bahkan mengancam akan menindak sampai pengadilan jika ada yang berani menyentuh member yang dia tangani.     

"Aku … aku benar-benar terpesona dengan mereka," ujar salah satu dari pria figuran itu.     

"Maafkan aku, aku kehilangan kendali dan malah menakuti kalian." Pria lainnya berucap ke member Synthesa.     

"Aku sungguh minta maaf sudah berbuat tak pantas. Ini karena kalian begitu cemerlang dan cantik, hingga aku susah mengontrol sikapku ini." Ada juga yang berkata demikian.     

"Kalian boleh terpesona, boleh memiliki hasrat, tapi kalau itu terlalu berlebihan hingga kalian hilang akal dan ingin menyentuh tanpa ijin bagaikan binatang, maka jangan salahkan kami jika mengurung kalian layaknya binatang!" Maida menegur tegas. "Tunggu nanti di fans meeting jika ingin mendapatkan tanda tangan ataupun berfoto bersama mereka jika kalian beruntung!"     

Segera, para pria itu meminta maaf sekali lagi pada member Synthesa. Mereka membungkuk dalam-dalam pada Reiko dan lainnya sebelum akhirnya pergi dari sana.     

Setelah para pria itu pergi, Reiko dan lainnya menghela napas lega luar biasa.     

"Maida-san, untung kau segera datang. Aku benar-benar bersyukur. Terima kasih." Tami menampakkan wajah leganya.     

"Rasanya tadi aku ingin mati saja jika mereka benar-benar berbuat di luar kendali dan tak ada yang menolong." Aoi sambil mendesah keras.     

"Maida-san, terima kasih," sambung Reiko.     

"Ya sudah, lekaslah kalian ganti baju, kita langsung pulang ke Tokyo." Maida memberikan arahan. "Aku akan taruh pengawal di depan pintu ruang rias dan aku akan menunggu di mobil."     

"Baik, Maida-san!" Kelima gadis itu berseru berbarengan sebelum masuk ke ruang rias untuk mengganti kostum syuting mereka.     

Sedangkan Maida, dia berjalan menuju mobilnya dan duduk di belakang setir, menunggu para gadis itu keluar. Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, menghubungi seseorang, "Nyonya."     

"Bagaimana yang aku perintahkan tadi? Sudah dilaksanakan?" Ternyata pemilik G&G yang sedang dihubungi Maida.     

"Sudah, Nyonya, tapi mereka sedikit kebablasan dan menakuti para member."     

"Ha ha ha, sudah aku duga. Yah, namanya juga lelaki. Tapi biarlah, asalkan kau tepat waktu menanganinya, maka itu baik-baik saja."     

Kemudian, telepon disudahi. Tidak disangka-sangka, insiden para figuran pria memaksa ingin merangsek ke member Synthesa, itu merupakan intrik dari sang pemilik agensi.     

Di rumah Nyonya Revka, dia masih terkekeh ringan usai bertelepon. Putri dia yang duduk di sampingnya, mau tak mau menoleh singkat sebelum mengembalikan pandangannya ke layar ponsel sambil berkata, "Mom, kau sungguh tidak jelas."     

Nyonya Revka menoleh ke putrinya, Shona, dan berkata, "Tak jelas bagaimana? Mommy kamu ini hanya bergerak dengan rencana matang, sayank."     

"Tsk, sengaja menakut-nakuti artismu sendiri seperti itu, apakah itu memang diperlukan?" Shona tetap terpaku pada layar ponselnya sembari menjawab ibunya.     

"Ho ho ho … terkadang rasa takut itu diperlukan agar mereka tidak terlalu sombong, Sho. Aku hanya ingin mereka merasakan pengalaman berhadapan dengan penggemar fanatic, agar mereka sadar bahwa konsekuensi menjadi orang terkenal itu yah begitu." Nyonya Revka membalas putrinya sambil mengamati kuku hasil manicure tadi siang.     

Kali ini, Shona menurunkan ponselnya untuk menoleh lebih lama ke ibunya. "Mom, awas saja kalau kau melakukan trik bodoh seperti ini ke Xavea." Lalu, gadis berambut pirang yang kecantikannya mirip ibunya namun lebih dingin itu pun berdiri dari sofa, hendak pergi dari sana.     

"Fu fu fu … Sho sayank, jangan menindas mommy kamu begini, oke? Mom punya rencana sendiri untuk adikmu agar dia terus eksis di dunia hiburan, kau … lebih baik fokus bagaimana menjadi putri yang baik dan membanggakan, oke?" Nyonya Revka tersenyum kecil.     

Shona tak ingin lebih lama di dekat ibunya yang terkadang pemikirannya sungguh susah dipahami. Ia tak menjawab apapun dan kakinya sudah mulai melangkah.     

"Sho, bagaimana perkembangan kau dan Jo? Mom harap sudah lebih baik, sayank. Jangan malu dekati saja dia, perempuan jaman sekarang harus lebih proaktif kalau tak ingin lelaki pujaannya disambar orang lain." Nyonya Revka menyebutkan mengenai Jovano, putra pemilik Sanggar Seni Adora, tempat Reiko berlatih tari dan vocal sebelumnya.     

Mendengar ibunya membawa-bawa nama Jovano, Shona langsung saja memutar tubuhnya dan wajahnya sudah merah padam, entah karena malu atau kesal." Mom! Jangan campuri urusanku!"     

"Ha ha ha!" Nyonya Revka tertawa lepas melihat respon sang putri. "Kau pikir mommy kamu ini tidak tahu, heh?"     

"Terserah!" Shona makin ingin pergi dari ruangan itu. Ia pun berderap melangkah ke kamarnya sendiri.     

Sebelum mencapai kamarnya, Shona bertemu dengan ayahnya, Tuan Djanh, tapi dia diam dan tetap melanjutkan langkahnya.     

Tuan Djanh mendekati istrinya dan duduk menyebelahi sambil bertanya, "Ada apa dengan Sho? Kalian bertengkar apa lagi, sih?" Satu tangannya melingkar di belakang pinggang Nyonya Revka dan menarik pinggang itu agar sang istri bisa lebih menempel ke dirinya.     

Nyonya Revka membiarkan suaminya mulai memesrai dirinya dan memberikan jawaban, "Hanya menggoda dia sedikit saja. Mana bisa dikatakan pertengkaran. Kami ini ibu dan anak yang akur, loh!"     

"Pembohong," bisik Tuan Djanh sambil mengendus leher istrinya sebelum mengecup di sana.     

"Djanh! Jangan di sini! Anak-anak bisa keluar dari kamar dan melihat kelakuan brengsekmu ini!" pekik tertahan Nyonya Revka saat suaminya mulai merayapkan ciumannya ke arah dada.     

"Biar saja mereka melihat orang tuanya saling bermesraan, kan?"     

"Kendalikan kegilaanmu, Djanh!"     

"Sshh … dengan mereka mengetahui kita semesra ini, mereka akan tenang bahwa orang tua mereka rukun dan baik-baik selalu," rayu Tuan Djanh.     

"Uffhh! Lepaskan aku dulu, setan gila!" Nyonya Revka sambil dorong muka suaminya yang hendak semakin larut berkubang di dada montoknya. "Aku sedang ada pikiran lain, oke! Nanti saja di kamar!"     

"Ada apa? Pikiran apa, hm? Tadi sepertinya aku sempat mendengar nama Xavea disebut Sho." Tuan Djanh pun surut dan hentikan hasratnya.     

"Xavea kita baik-baik saja."     

"Tadi dia selesai rekaman untuk album kedua, kan?"     

"Ya."     

"Apakah mengenai Synthesa?"     

"Hm, ya. Aku baru saja memberikan simulasi bagus untuk mereka mengenai konsekuensi menjadi idol." Lalu Nyonya Revka menceritakan intrik aneh dia ke suaminya. "Hanya, aku tidak menyangka para pria itu bertindak lebih jauh dari yang aku perintahkan, hi hi!"     

"Kucing disuruh menerkam ikan, tentu saja tidak ingin setengah-setengah, kan?"     

"Ya, seperti kau."     

"Tentu. Apalagi kalau ikannya semolek ini." Dan kemudian, Tuan Djanh pun mengangkat tubuh istrinya untuk dibawa ke kamar mereka tanpa memerdulikan berontakan dari Nyonya Revka. Toh, lelaki itu tahu, nanti istrinya juga pasti akan mendesah menyerah dan malah lebih agresif meminta lebih padanya.     

Maka, bisa dipastikan, insiden Synthesa dengan para pria tadi merupakan setingan dari Nyonya Revka, hanya pria-pria itu terlalu kebablasan.     

Benarkah Nyonya Revka hanya ingin memberikan pengalaman pada member Synthesa bahwa idol bisa mengalami hal demikian ketika terkenal nantinya? Atau apa?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.