Inevitable Fate [Indonesia]

Penampilan Seksi Mempesona Mengakibatkan Kericuhan



Penampilan Seksi Mempesona Mengakibatkan Kericuhan

0Pada malam harinya, para member Synthesa digiring ke sebuah ruangan yang sudah diatur seperti kelab malam. Reiko dan yang lainnya sampai takjub karena itu.     
0

Sebenarnya, seberapa kaya pemilik G&G itu? Mengapa mereka bisa dengan mudahnya membuat latar tempat untuk syuting MV? Jikalau tidak membuat latar sendiri, maka agensi akan menyewa sebuah tempat.     

Sama seperti yang terjadi saat ini, ruangan ini tadinya adalah tempat kosong seperti gudang, namun mendadak saja sudah disulap begitu rupa menjadi sebuah kelab malam yang keren dan riuh.     

Para pemeran figuran sudah berdatangan seiring malam kian beranjak naik. Sedangkan Reiko dan yang lainnya berada di ruang rias.     

Aoi menatap bajunya, berkomentar, "Baru kali ini aku memakai baju semacam ini." Sebuah pakaian sequin (teknik dekoratif pakaian yang menggunakan payet-payet metalik berkilau) pendek warna hijau gemerlap bergaris leher asimetrik tanpa lengan membungkus ketat badannya yang tergolong mungil.     

"Tsk, kasihan sekali kau," ejek Rurika saat dia dibantu memakai baju sequin mini warna hitam dengan garis leher spaghetti strap (bagian dada melengkung seperti hati dan bertali kecil bagai spageti). Dadanya yang cukup besar terlihat mencolok dalam busana ketat tersebut.     

"Yah, aku bukan perempuan nakal yang terbiasa ada di kelab malam, yah!" elak Aoi sebagai pembelaan diri.     

"Jaga mulutmu!" Rurika menggeram.     

"Hei, hei, sudah," lerai Tami. "Ruri-chan, jangan memulai perdebatan dulu, oke? Aoi, gaun seperti ini sekarang banyak dipakai para gadis, entah itu di kelab malam ataupun pesta biasa, kau tak boleh memukul rata, oke?"     

"Huh! Oke." Aoi menjulurkan lidah ke Rurika sedangkan yang diejek pun mendengus keras dan mengabaikan Aoi. Kedua gadis itu memang memiliki sikap unik dalam menunjukkan persahabatan mereka.     

"Kau terlihat seksi sekali dengan baju itu, Rei-chan. Aku sangat iri melihat dadamu," erang Aoi saat matanya mengarah ke Reiko.     

"Oh ya? Ha ha ha … terima kasih." Reiko melirik ke kaca besar di depannya dan melihat tubuhnya dibalut ketat oleh sequin dress mini warna emas dengan model leher sweetheart (memiliki lengkungan seperti bagian atas gambar hati namun tanpa bahu dan lengan, mirip kemben), menampilkan sembulan dada dia yang indah.     

"Yuka, sini aku bantu pakai bajumu." Reiko mendekat ke Yuka yang baru saja selesai dirias. Gadis pemalu itu memakai sequin dress warna hitam keperakan mini dengan model bahu asimetrik seperti Aoi namun memiliki satu lengan sepanjang siku.     

"Aku suka dengan bajunya Tami-chan, kalau boleh jujur." Aoi bertutur sambil menatap ke Tami yang sudah rapi.     

Gaun sequin Tami berwarna perak, pendek dengan potongan leher square dan bertali spageti. Gaun yang dipakai Tami membuat penampilannya menjadi lebih cerah dan dominan. Apalagi wajah Tami yang memang terkesan dewasa dan matang. Benar-benar layak sebagai leader grup.     

"Apakah kalian semua sudah siap?" tanya Maida saat membuka pintu ruang rias.     

Gadis-gadis itu mengangguk.     

"Kalau semua sudah siap, segera ke set. Oh ya, Yuka, pakai boots yang ini dan beri kaos kaki hitam sepaha juga. Lalu, untuk Reiko, pakai gelang ini, gelang Tami ini, dan gelang Aoi ini, serta ini untuk Rurika." Maida membagikan perhiasan yang akan dipakai mereka.     

"Hanya aku yang memakai boots ini, Maida-san?" tanya Yuka sambil seorang staf perempuan di sana membantunya memakaikan kaos kaki hitam dan dilanjutkan dengan boots ketat selutut.     

"Ya, kau saja." Maida menjawab dengan nada tegas, menandakan dia tidak ingin dibantah secuilpun.     

"Baiklah." Yuka mengangguk paham dan membiarkan staf membantunya. Sementara itu, member lainnya memakai gelang yang sudah disiapkan Maida untuk mereka baru saja.     

"Oke, ayo, ayo keluar!" seru Maida ketika melihat semua member telah siap sedia dengan penampilannya.     

Kemudian, lima gadis itu digiring ke sebuah ruangan ala kelab malam. Mereka pun mendapat decak kagum dari orang-orang di ruangan tersebut. Tentu saja. Mereka semua cantik dan menarik, mana mungkin tak ada yang tidak kagum?     

Terutama para pemeran figuran lelaki, mereka sangat jelas menampilkan semburat terpesona mereka akan penampilan kelima gadis tersebut. Dalam hati mereka, mereka merasa beruntung dilibatkan di syuting ini.     

"Oke, nanti kalian keluar dari bagian sana, lalu satu demi satu jalan ke situ dan sana, lalu kau berjalan ke sana …." Sutradara terus memberikan pengarahan kepada kelima member Synthesa. Mereka semua mengangguk-angguk paham. "Ingat, aku ingin ini lekas selesai hari ini agar tidak perlu ada perpanjangan. Aku harap ini syuting hari terakhir, maka … jangan mengacau dan terus konsentrasi dengan tugas masing-masing."     

"Baik!" Kelima gadis itu mengangguk tegas ke sutradara.     

Kemudian, lampu kelap-kelip mulai dinyalakan diiringi dengan dentuman musik untuk menambah suasana dan penghayatan meski tidak terlalu keras agar tetap bisa mendengar suara sutradara nantinya.     

Beberapa pelayan mulai hilir mudik membawakan minuman di nampan dengan begitu gaya. Sedangkan para figuran mulai menari santai sambil bercengkerama dan memegang gelas di tangan mereka.     

Setelah itu, masuklah Tami dari sebuah pintu, melangkah anggun ke sebuah meja, dan di meja bar itu sudah menunggu Reiko. Kemudian, Aoi dan Rurika muncul bersamaan dari sudut lain, menyapa para figuran seolah teman-teman mereka.     

Terakhir, muncul Yuka yang melangkah dari tangga atas ruangan tersebut, menatap ke kerumunan dan kemudian berjalan menapaki tangga secara perlahan-lahan. Kamera sedang fokus padanya. Ia pun menyeringai ketika mendapati Tami dan Reiko di meja bar, lalu pandangannya beralih ke Aoi dan Rurika yang sedang menari penuh semangat di lantai dansa bersama pengunjung lain.     

Tami dan Reiko melirik ke tangga dan bertemu tatap dengan Yuka lalu sama-sama menyeringai kecil dan Yuka pun menghampiri keduanya, hingga kemudian mereka bergabung dengan Aoi dan Rurika di lantai dansa.     

Suasana cukup ramai dan sesak akan para figuran, dan memang yang dipakai adalah figuran lelaki saja, sesuai dengan script.     

Tami melambaikan tangannya membelai pelan dagu salah satu figuran sambil mulutnya bergerak menyanyikan lirik bagiannya.     

Lalu, Rurika mengerling nakal ke salah satu figuran lainnya dan membelai dada lelaki itu sembari menyanyikan bagiannya pula.     

Sedangkan Reiko, dia dirayu salah satu figuran sesuai scenario namun Reiko hanya tertawa kecil sambil menyeringai nakal dan mendorong hidung lelaki itu menggunakan telunjuknya sebelum berjalan meninggalkan si lelaki.     

Aoi dan Yuka saling beradu punggung dengan dua lelaki di depan mereka, merayu sedemikian rupa namun hanya diberi kerlingan genit dan kemudian ditinggal oleh kedua gadis itu.     

Konsepnya memang mereka memikat banyak pria namun mereka tidak menggubris dan hanya menikmati terpesonanya pria-pria itu pada mereka tanpa mereka ingin membalas.     

Lalu, kelimanya bersama-sama menari di tengah lantai dansa. Dan pada akhirnya, kelimanya keluar satu demi satu dari kelab malam itu dan di luar, mereka memunculkan sapu ijuk di tangan masing-masing dan Reiko memainkan alisnya sambil melirik ke 4 gadis lainnya seolah memberi kode.     

"Oke, cut!" Sutradara berseru. "Bungkus!"     

"Wuaahhh!" Kelima member Synthesa pun mendesah lega. Dengan diserukannya kata 'bungkus' oleh sutradara, menandakan dia sudah puas akan kinerja mereka.     

Kelimanya pun mengucapkan terima kasih pada semua kru dan figuran di sana, lalu bergegas masuk lagi ke ruang rias.     

Namun, ketika hendak masuk ke ruang itu, mendadak saja terjadi desakan kerumunan di depan pintunya sehingga kelimanya susah masuk.     

"Tolong tanda tangani ini!"     

"Bisakah berfoto dulu dengan kami?"     

"Kumohon! Aku ingin berfoto dengan kalian berlima! Aku ingin memiliki kenangan indah dengan kalian!"     

Mendadak, suasana malah kacau karena para pria itu merangsek ingin menyentuh 5 gadis itu. Mereka bagai kehilangan kendali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.