Inevitable Fate [Indonesia]

Menahan Sakit di Syuting MV



Menahan Sakit di Syuting MV

0Hari syuting pembuatan MV ….     
0

"Reiko, kau harus memakai ini." Maida menyerahkan sarung tangan dari kain renda brokat warna senada dengan kostum Reiko ketika gadis itu sedang dirias.     

"Ohh?" Reiko menoleh dan menerima sarung tangan brokat itu dengan wajah heran.     

"Kau ingin luka di tanganmu tidak terlihat jelas di kamera ketika misalkan kamera meng-close up tanganmu, kan?" retoris Maida.     

Setelah mencerna ucapan Maida, barulah Reiko tersadar akan ide cemerlang yang disampaikan manajernya. Segera, ia mengangguk tegas sambil matanya berbinar cerah dan menjawab, "Iya, Maida-san! Onegaishimasu[1]!" Ia melakukan ojigi sambil duduk.     

"Oke, kenakan itu, jangan lupa." Lalu Maida pun pergi dari Reiko.     

"Ya." Reiko masih tetap menjawab meski manajer hariannya sudah beranjak dari dekatnya.     

Penasaran dengan itu, si penata rias yang menangani Reiko pun bertanya, "Coba sini aku lihat bekas lukamu."     

"Ya, ini." Reiko tidak ragu-ragu menyodorkan tangan kirinya ke penata rias.     

"Wah, ini memang cukup buruk, yah!" Wajah penata rias terlihat iba akan warna merah di sana. "Tapi … apakah ini masih terasa sakit?"     

"Sudah tidak begitu sakit lagi." Reiko menggeleng sembari berikan senyumnya.     

"Baiklah, itu bagus. Tapi, nanti aku akan berikan shading di sana agar bisa lebih menyamarkan warna merahnya, yah!" tawar si penata rias.     

"Baik, terima kasih!" ucap Reiko tegas sambil anggukkan kepala ber-ojigi.     

.     

.     

"Semua personel, siap!" Seorang sutradara berteriak begitu green screen set siap.     

Maida pun membawa masuk para anggota Synthesa ke dalam set.     

"Wah, aku berdebar-debar!" seru tertahan Aoi dengan wajah antusias.     

"Jangan gugup, oke!" Tami sebagai leader memberikan dukungan moril ke member lainnya. Mereka pun mengangguk mantap.     

"Apakah bajuku sudah rapi?" tanya Aoi.     

"Sudah, jangan khawatir." Tami menjawab setelah memeriksa baju yang dikenakan Aoi.     

"Sepertinya, hari ini kita seharusnya pakaian kita bukan yang ini, kan?" Rurika bertanya sambil memandangi bajunya.     

Saat ini, mereka mengenakan baju-baju ala gothic yang penuh akan renda.     

"Bukan, tapi semua terserah agensi, kan?" Tami menyahut Rurika.     

"Hei, tanganmu memakai sarung tangan!" Aoi baru menyadari itu. "Kau terlihat keren, Rei-chan!" Ia mengacungkan ibu jarinya disertai senyum cerah. Ia memang orang yang sangat positif dan blak-blakan.     

"Ya, ini untuk menutupi bekas lukaku yang masih memerah." Reiko mengacungkan tangan kirinya yang sudah berbalut sarung tangan renda brokat.     

Kini member Synthesa langsung paham kenapa syuting hari ini menggunakan kostum gothic penuh renda. Ini kemungkinan besar dikarenakan menyesuaikan kondisi tangan Reiko yang masih kentara bekas lukanya.     

Terjawab sudah kenapa mereka pakai kostum gothic hari ini. Ditambah lagi adanya sarung tangan pada beberapa member.     

"Ayo! Ayo! Segera berdiri di depan green screen-nya!" seru sang sutradara.     

Kelima gadis itu pun bergerak mengikuti arahan dari sutradara.     

Syuting hari ini lumayan melelahkan. Tapi kelima gadis itu masih tetap mempertahankan antusias dan semangat mereka. Bagaimana pun juga, ini merupakan MV debut mereka, maka tak boleh sembarangan dan jangan sampai down.     

"Yang rambut lurus sedada, gerakkan kakimu lebih santai dan luwes saat menari." Sutradara mengarahkan.     

"Ohh, ya baik!" Yuka yang maksud oleh si sutradara pun mengangguk dan mengulang di bagian tersebut.     

Reiko juga menari dan berakting sebaik mungkin setiap kamera mulai on. Namun, ketika sudah beberapa jam menjalani syuting, dia merasakan tangannya terasa perih.     

Sepertinya luka yang masih tertutup kulit tipis kemerahan itu mulai terbuka lagi dikarenakan gesekan dengan kain renda brokat yang dia kenakan di tangan.     

Namun, karena profesionalitas, Reiko tetap diam tidak bersuara atau mengeluh akan itu. Tidak mungkin dia mengacaukan syuting mereka hanya dikarenakan bekas luka yang terasa perih.     

Maka, Reiko pun menahan sakit perih di jarinya dan tetap melakukan tugasnya sebaik mungkin. Beruntung saja sarung tangan yang dia pakai berwarna hitam, jadi, tidak kentara ketika jarinya mulai berdarah.     

"Cut! Oke! Sepertinya cukup untuk hari ini! Besok kita lanjut, persiapkan diri kalian!" Sutradara berteriak dan para kru pun bertepuk tangan.     

"Otsukaresama deshita[2]!"     

"Otsukare[3]!"     

"Otsu[4]!"     

Mereka saling berteriak satu sama lain sebagai rasa syukur atas syuting yang lancar hari ini.     

Kelima member Synthesa saling membungkuk ber-ojigi ke para kru dan sutradara sebagai rasa terima kasih.     

"Dewa mata[5]!" ucap beberapa kru dan member Sythesa pada sang sutradara.     

"Mata ashita (sampai jumpa besok)." Sutradara mengangguk dan pergi lebih dulu.     

Sepeninggal sutradara, para kru dan member pun saling berpamitan.     

"Mata ashita ne!"     

"Jaa mata[6]!"     

"Jaa ne[7]!"     

Lalu, para member pun kembali ke dorm mereka untuk melepas kostum dan bersiap rehat.     

Satu demi satu member masuk ke kamar mandi secara bergantian untuk melepas pakaian dan mengganti dengan pakaian santai sambil menghapus riasan.     

Aoi tak henti-hentinya merasa gembira dengan syuting tadi. Dia asyik berceloteh ini dan itu sampai Rurika harus menyumpalkan tisu ke mulut Aoi dan keributan khas ala mereka pun tidak terelakkan.     

Saat giliran Reiko masuk ke kamar mandi, dia perlahan-lahan melepaskan sarung tangannya. Mulutnya meringis menahan sakit. Sejak tadi dia menyembunyikan ini dari yang lain. Kalau ada yang tahu, pasti syuting besok akan ditunda lagi, dan dia tak mau itu terjadi.     

Menatap jarinya yang berdarah meski tidak banyak dan berair, dia lekas keluarkan obat salep lukanya yang masih tersisa dan membebat jarinya dengan kain kasa khusus yang berbentuk plester. Semoga ini tidak terlihat teman-temannya.     

Reiko sampai harus menarik turun lengan panjang bajunya agar menutupi area tangannya. Setelah yakin dia terlihat baik-baik saja, ia pun keluar dari kamar mandi.     

"Aku pulang dulu. Mata ne[8]!" Reiko ingin lekas pulang agar berhasil menyembunyikan lukanya yang berair. Yang lain pun membalas dengan lambaian dan ucapan yang sama.     

Semoga besok, tangannya bisa membaik dan tidak mengeluarkan cairan lagi.     

------------     

[1] onegaishimasu, kata asalnya adalah onegai yang berarti 'tolong'. Diberi tambahan 'shimasu' untuk memperhalus, mempersopan atau lebih formal. Kata 'onegaishimasu' digunakan untuk memohon sesuatu secara lebih sopan, atau meminta tolong dengan lebih formal. Huruf 'u' di belakang tidak diucapkan secara jelas seperti kebanyakan kata di Jepang. Jadi, pelafalannya: "Onegaishimas" dengan 'u' yang sangat samar saja.     

Ini serupa dengan kata 'desu' yang hanya dilafalkan: 'des'.     

[2] Otsukaresama deshita biasa digunakan untuk beberapa tujuan, namun biasanya digunakan ketika seseorang sudah selesai bekerja keras, jadi 'Otsukaresama deshita' bisa diartikan: "Terima kasih atas kerja samanya" atau "Good job!"     

[3] Otsukare adalah bentuk informal 'Otsukaresama deshita' yang biasa digunakan atasan ke bawahan atau ke sesama level     

[4] Otsu merupakan versi pendek dari 'otsukare' dan ini lebih informal ketimbang 'otsukare' serta digunakan hanya pada orang yang sudah sangat akrab saja. Pelafalannya: 'ots' dengan huruf 'u' agak tidak diperdengarkan dengan jelas atau samar saja.     

[5] dewa mata di Jepang berarti sampai jumpa lagi. Dan ini bentuk formal yang diucapkan junior kepada senior. 'Mata' di Jepang artinya 'lagi'.     

[6] jaa mata adalah bentuk informal (non-formal) untuk 'dewa mata', digunakan ke yang sama level atau seusia.     

[7] jaa ne adalah yang lebih informal lagi seperti mengucapkan 'bye bye!' atau 'yok dag!' atau 'dadah!'.     

[8] mata ne sama dengan 'jaa ne'.     

Jadi, di Jepang, kalo pamitan, tidak melulu pakai 'sayonara' karena 'sayonara' diucapkan ketika hendak berpisah dan tak tahu kapan akan bertemu lagi. Seperti 'bye bye sungguhan' dan tak ingin bertemu (kesannya begitu kalo sayonara. Kayak kalo ke mantan, gituu! Ehek!).     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.