Inevitable Fate [Indonesia]

Solusi Untuk Bekas Luka di MV



Solusi Untuk Bekas Luka di MV

0Ternyata sebentar lagi Synthesa akan memulai syuting untuk MV (Music Video, atau dulu biasa kita sebut Video Clip) mereka. Sebenarnya jadwal pembuatan MV sudah harus dimulai beberapa hari lalu, tepat setelah jari Reiko melepuh.     
0

Namun, karena insiden dadakan itu, maka jadwal pembuatan MV pun diundur dan kompensasi mengenai itu sudah dibayar Nathan Ryuu pada G&G, sehingga membuat pemiliknya puas akan tanggung jawab lelaki Onodera tersebut.     

Mungkin di benak Nyonya Revka, tak masalah Reiko melanggar kontrak asalkan dia bisa menjaring orang sekaliber Nathan Ryuu di pihaknya. Yah, begitulah ketika otak bisnis dari pemilik G&G sedang digunakan.     

"Tapi, apa jarimu sudah benar-benar tidak apa-apa, Rei-chan?" tanya Aoi sambil meraih tangan Reiko untuk memeriksa tempat di mana luka itu berada.     

"Sudah mulai sembuh dengan cukup cepat berkat obat luar dan obat dalam yang aku gunakan." Reiko menjawab, dan itu memang kenyataannya. Sang suami memanggil perawat pada pagi hari dan memberinya obat-obat mahal yang benar-benar manjur kecepatan penyembuhannya. Selain itu, usia muda Reiko juga menunjang percepatan regenerasi kulitnya.     

"Tapi masih terlihat merah walau sudah tidak melepuh lagi, benar tidak?" Tami ikut melongok melihat bekas luka di tangan Reiko.     

"Iya, memang masih terlihat bekas merah begini, meski akan hilang dalam beberapa hari lagi, sih." Reiko mengakui.     

Rurika masuk ke ruangan kamar dorm dan melihat Reiko sedang dikerubungi rekan Synthesa lainnya, dia pun bergegas mendekat dan bertanya, "Rei-nee, bagaimana lukamu? Aku dengar kau tersiram air panas?"     

"Hei, taruh dulu tasmu, tuan putri," goda Aoi pada Rurika sambil mengacak poni Rurika.     

"Arhh, kau ini memang tukang rusak!" Rurika menepis tangan iseng Aoi disertai muka kesal tapi Aoi malah terkekeh santai. Mereka memang sudah lebih akur meski masih saling ejek tanpa dibawa ke hati. "Apa kau begitu iri dengan kecantikanku, heh?" Ia mendelik ke Aoi yang tertawa ringan.     

"Rasanya aku lebih punya banyak fans ketimbang kau." Lalu Aoi menjulurkan lidah untuk memprovokasi Rurika.     

"Huh! Darimana kau tahu kau lebih punya banyak fans dibandingkan aku?" Dagu Rurika naik menampakkan wajah arogannya meski itu tidak serius.     

"Kau lihat media sosial Synthesa, siapa yang lebih banyak dapat like atau love? Lalu, ketika Synthesa mengadakan video live, siapa yang paling disebut di komentar? Aku!" Aoi menepuk dadanya.     

"Kau terlalu banyak menghisap kotoran makanya otakmu rusak." Rurika memutar bola matanya.     

Ketika keduanya hendak melanjutkan pertengkaran tak jelas mereka, Yuka berkomentar, "Video live kita kemarin … banyak yang menanyakan Rei-nee."     

Tami menepuk pahanya sendiri sambil menimpali, "Ohh iya, itu benar!" Lalu dia menoleh ke Reiko dan berkata, "Fans dan penonton live kita kemarin sangat banyak yang menanyakan dirimu, Rei. Aku bilang ke mereka bahwa kau sedang sakit. Apa kau tidak menonton live kami?"     

Reiko termangu dan kemudian dia menggeleng. "Aku tidak menontonnya, maaf. Kemarin aku benar-benar terfokus ke pemulihan lukaku dan banyak rehat. Sungguh-sungguh minta maaf."     

"Ahh, tak apa, Rei. Lebih baik memang kau rehat agar kembali dengan kondisi bugar maksimal." Tami menepuk ringan lengan Reiko.     

"Kok kalian belum ke ruang latihan? Apakah ingin Mio-san menjadi jamur di sana?" Tiba-tiba, Maida, manajer harian mereka, sudah muncul di ambang pintu kamar dorm.     

"Ohh, maafkan kami, Maida-san!" Tami segera melompat dari duduknya dan bergegas ke kamar mandi untuk berganti baju.     

Yang lain juga segera meminta maaf pada Maida dan lekas mengganti baju dengan outfit untuk latihan dance.     

Maida berkata pada Reiko saat gadis itu hendak melewatinya, "Apakah lukamu sudah baik-baik saja, Reiko?"     

Reiko berhenti sejenak dan mengangguk sopan, menjawab, "Sudah, Maida-san. Tapi ini masih ada sisa bekas kemerahannya. Namun kata perawat, ini akan sembuh beberapa hari lagi."     

Maida manggut-manggut. "Yah, itu bagus bahwa lukamu sudah sembuh, tapi bekas luka yang cukup kentara itu tentu tidak akan terlihat bagus ketika disorot kamera, ya kan?"     

Mendengar ucapan Maida, Reiko pun membeku. Benar juga yang dikatakan oleh manajernya. Tapi, apakah dia harus meminta kebijakan G&G lagi untuk mengundurkan MV?     

"Dan tak mungkin jadwal pembuatan MV diundur lagi, kan?" Kalimat Maida seperti sebuah jawaban dari apa yang ada di benak Reiko sebelum ini.     

"I-Iya, Maida-san." Reiko tak tahu harus menjawab apa mengenai problematika semacam ini. Ia tertunduk, merasa bersalah karena bersikap sangat ceroboh menjelang grupnya membuat MV.     

Plukk!     

Tangan Maida menepuk ringan bahu Reiko dan si manajer berkata, "Jangan khawatir. Kami dari tim manajer dan tim produksi tentu saja akan memikirkan cara untuk itu. Yang terpenting, kau teruslah jaga diri, jaga kondisi, jangan sampai terluka lagi."     

"Baik, Maida-san!" Reiko mengangkat wajah diikuti anggukan tegas kepalanya dengan mata bersinar penuh akan tekad bulat. Dia memang harus menjaga dirinya agar tidak lagi menjadi beban dan kendala grupnya.     

.     

.     

Selesai latihan sampai tengah hari, anak-anak Sythesa pun dibebaskan untuk rehat siang hingga 2 jam yang bisa dipakai untuk makan ataupun ke kamar mandi, atau sekedar bersantai sambil membuat vlog.     

Kali ini, Tami menyarankan agar Reiko membuat video live dengan anggota Synthesa yang tidak sibuk saat rehat ini untuk menyapa para penggemar mereka, sehingga fans tidak lagi khawatir pada Reiko.     

"Halo, kalian semua yang mendukung Synthesa … Re-A di sini." Reiko muncul di live streaming grup bersama Tami dan Aoi. Reiko juga menggunakan nama panggung yang sama seperti yang dia gunakan di Yutub. "Kemarin aku sedikit tak enak badan, terima kasih atas cinta dan perhatian kalian, dan maaf karena sudah membuat kalian khawatir." Lalu dia ber-ojigi.     

Segera, komentar membanjiri live tersebut. Ketiga member Synthesa sampai kewalahan membacanya.     

Memang, jaman kini, grup idol sebelum debutnya akan disuruh agensi untuk memulai kegiatan menjaring fans di media sosial manapun dengan cara apapun agar ketika mereka debut nantinya, mereka sudah memiliki fans tetap.     

Maka dari itu, banyak grup idol baru yang meski belum debut, namun mereka sudah memiliki banyak fans. Ini memang mengadaptasi metode jenius dari manajemen idol di Korea Selatan.     

Ada yang membuat konten di Tik Tak, Yutub, Instagramm, Twitie, bahkan Fesbuk. Sehingga warganet di platform-platform tersebut sudah familiar dengan wajah mereka.     

Cara ini pula yang diusung oleh Synthesa. Dan mereka bersyukur karena tanggapan warganet sangat baik serta tak sabar menunggu mereka debut. Tak hanya warganet di Jepang saja yang antusias ingin melihat debut mereka, bahkan sudah merambah ke warganet global. Yah, inilah kekuatan dari dunia digital modern ini.     

Sungguh metode pemasaran yang sangat mudah dan menyenangkan.     

-0-0—00—0-0-     

Hari syuting pembuatan MV ….     

"Reiko, kau harus memakai ini." Maida menyerahkan sarung tangan dari kain brokat warna senada dengan kostum Reiko ketika gadis itu sedang dirias.     

"Ohh?" Reiko menoleh dan menerima sarung tangan brokat itu dengan wajah heran.     

"Kau ingin luka di tanganmu tidak terlihat jelas di kamera ketika misalkan kamera meng-close up tanganmu, kan?" retoris Maida.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.