Inevitable Fate [Indonesia]

Eksekusi Untuk Pendosa



Eksekusi Untuk Pendosa

0Wajah Reiko semakin menunjukkan keterkejutannya manakala suaminya berkata bahwa pemilik G&G sudah mengetahui mengenai status dia dan Nathan Ryuu.     
0

"Dia … dia sudah tahu kita suami istri?" Sekali lagi, Reiko ingin mengonfirmasikan ini.     

Nathan Ryuu mengangguk dan menjawab, "Ya, dia sudah tahu."     

"Tapi … tapi kenapa dia tidak memanggilku untuk menanyakan itu … atau menegurku … bahkan tidak mengeluarkanku!" Di bagian akhir kalimatnya, Reiko meninggikan suaranya karena saking syoknya.     

"Apa kau ingin dikeluarkan, sayank?" tanya Nathan Ryuu dengan kerlingan jenaka.     

Segera, kepala Reiko menggeleng berulang kali dengan cepat. Ini membuat suaminya terkekeh geli, katanya, "Bu-Bukan maksudku ingin dikeluarkan dari agensi, Ryuu, tapi … rasanya ini benar-benar mengejutkan."     

"Syukuri saja, kalau begitu. Ayo, kita makan sekarang," pungkas Nathan Ryuu.     

.     

.     

Hari itu, Reiko benar-benar tidak datang ke G&G untuk memulihkan jarinya yang melepuh. Ia mendapatkan ijin 2 hari untuk rehat. Andaikan dia tahu seberapa banyak uang kompensasi dari Nathan Ryuu yang diberikan ke G&G untuk masalah ini, pasti Reiko akan berjuang mati-matian bangkit dan lari ke G&G untuk latihan.     

-0-0—00—0-0-     

Sementara itu, Nathan Ryuu masih menangani Amiko. Dia rasa, gadis itu makin keterlaluan. Ia menduga, usai dia menyatakan bahwa dia sudah memiliki wanita pujaan, Amiko berbalik menyerangnya.     

Tapi, ini memang sudah diprediksi oleh Nathan Ryuu.     

Dan hari ini, tim buzzer Amiko sudah menebar postingan yang tentu saja masih berkaitan dengan Nathan Ryuu.     

"Kalau memang Onodera Ryu sudah memiliki wanita idaman, kenapa dia malah berlibur berdua dengan Hanji Amiko?" Ini bunyi salah satu postingan yang hari ini dilempar ke media sosial.     

Hal yang tadinya sudah hampir redup, dibakar lagi oleh pihak Amiko.     

Dan postingan itu lagi-lagi menyertakan foto-foto Nathan Ryuu dan Amiko di pantai tropis sebuah kepulauan ternama.     

Bahkan, di postingan lainnya, ada foto mereka berangkulan saat di pantai. Nathan Ryuu sampai tak bisa menahan semburan tawanya ketika melihat postingan itu.     

Karena tak ingin membuat istrinya gelisah jika melihat hal hoax seperti itu, maka Nathan Ryuu menghubungi Itachi, "Sepertinya Amiko sudah harus ditangani dengan lebih serius, ya kan Itachi?"     

"Ya, Tuan, siap laksanakan." Itachi membalas ucapan bosnya sebelum Nathan Ryuu menutup telepon itu.     

Setelah menghubungi Itachi, senyum Nathan Ryuu mulai terkembang lebar.     

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri, Ryuu?" tanya Reiko ketika melihat tingkah suaminya di ruang depan penthouse mereka.     

"Ohh, tidak ada apa-apa, sayank." Lelaki Onodera memutar badannya menghadap ke sang istri. "Hanya masalah kecil yang akan aku tangani bersama Itachi."     

"Masalah bisnis?" tanya Reiko diiringi tatapan curiga.     

"Ya, masalah bisnis." Nathan Ryuu mengangguk.     

Karena suaminya sudah menyatakan bahwa itu tentang bisnis, Reiko tidak mengejar lagi. Kalau saja hari ini dia berselancar di media sosial dan berita, tentu dia akan menemukan suaminya lagi-lagi bohong.     

Pada petang harinya, muncul sebuah postingan mengenai kebohongan pihak tertentu mengenai foto-foto Nathan Ryuu dan Amiko di pantai.     

Postingan itu tentu saja dari tim Nathan Ryuu.     

Di postingan itu, terdapat pengungkapan fakta bahwa foto-foto pantai mereka berdua adalah bohong belaka dan sudah mengalami pengeditan yang canggih dan halus.     

Postingan tersebut seperti menampar Amiko dengan telak. Apalagi salah satu buzzer dari Nathan Ryuu berkomentar, "Sepertinya Nona Hanji terlalu bernapsu untuk menguasai Tuan Onodera."     

Sudah bisa dipastikan, publik kembali heboh dengan pengungkapan bukti foto editan tersebut.     

Tidak itu saja langkah dari pihak Nathan Ryuu, dia juga tiba-tiba tampil di depan kamera dan berkata di videonya, "Saya sungguh tidak nyaman dengan berita hoax dan foto palsu mengenai saya. Ada yang harus bertanggung jawab mengenai ini, dan saya tidak main-main tentang ini. Pihak tertentu sudah terlalu lancang melewati batas kesabaran saya. Maka dari itu, saya minta maaf apabila ini akan membuat pihak tertentu … mungkin tidak nyaman. Karena saya sudah dibuat tidak nyaman, jadi apa salahnya jika saya juga bertindak sama terhadap pihak itu?" Lalu diakhir videonya, Nathan Ryuu tersenyum.     

Ia menyerahkan video dirinya ke salah satu media besar untuk diangkat. Setelah itu, dalam waktu singkat, Itachi sudah menguak siapa-siapa saja yang telah menyebarkan hoax mengenai Nathan Ryuu dan nama-nama itu telah dilaporkan ke pihak berwenang.     

Termasuk Hanji Amiko.     

Segera, berita dibanjiri dengan video pernyataan dari Nathan Ryuu dan juga Hanji Amiko yang dilaporkan olehnya.     

Tak berapa lama, Tuan Hanji sendiri menghubungi Nathan Ryuu. "Kenapa kau melaporkan anakku?" tanya Tuan Hanji dengan suara ditekan agar tidak emosi.     

"Maafkan aku, Hanji-san. Aku hanya bertindak sesuai dengan yang seharusnya. Apalagi, aku sudah berhasil mengumpulkan bukti-bukti mengenai putrimu yang terlalu kelewat batas dalam mengejarku." Nathan Ryuu membalas di telepon.     

"Kau!" Tuan Hanji sudah melotot di seberang.     

"Maaf, Hanji-san, aku sudah harus pergi saat ini. Senang berbincang denganmu." Kemudian, Nathan Ryuu menyudahi teleponnya.     

Di pulau Jeju sana ….     

Tuan Hanji melongo di tempat sebelum akhirnya dia membanting ponselnya ke lantai dengan penuh emosi. "Onodera sialan! Bajingan!"     

"Papa, jangan terlalu dibawa emosi, nanti sakitmu kambuh." Istrinya segera mengelus-elus dada suaminya agar lebih tenang.     

Tak berapa lama, terdengar ketukan di depan pintu kamar resor mereka. Ketika dibuka, itu adalah anak buahnya yang memang menjaga resor tersebut.     

"Permisi, Tuan, Nyonya, di depan gerbang sudah ada polisi dan orang dari kejaksaan, ingin bertemu Tuan." Si anak buah melaporkannya.     

"Polisi? Orang kejaksaan?" Nyonya Hanji heran. Lalu, ketika dia melihat ke suaminya, terlihat wajah Tuan Hanji pun pias. "Pa, ada apa ini?"     

"Ma, aku … aku …." Tuan Hanji mendadak gugup, tingkahnya gelagapan dan gelisah berjalan mondar-mandir di ruangannya.     

Pada tengah malam, turunlah berita mengenai penangkapan Tuan Hanji atas tuduhan penggelapan pajak dan penipuan. Lagi-lagi, publik di Jepang digegerkan mengenai ini. Terlebih, itu adalah ayah dari Amiko yang sedang riuh diperbincangkan saat ini gara-gara kasus berita hoax-nya.     

Ponsel Nathan Ryuu bergetar di dekatnya saat dia sedang duduk santai di balkon kamar sambil menikmati udara malam musim panas.     

Ketika diangkat, terdengar suara Itachi, "Tuan, semua sudah dilaksanakan."     

"Bagus, Itachi. Itu sangat bagus, terima kasih." Tentu, Nathan Ryuu tidak sungkan mengucapkan terima kasihnya kepada bawahan dia. Tak ada salahnya, kan? Seorang bos bukan berarti kebal dari ucapan semacam itu. Jika memang anak buah bekerja dengan sangat baik, tentu harus mendapat pujian, bahkan bonus lainnya, dengan begitu, anak buah makin termotivasi untuk melakukan yang terbaik bagi si bos.     

Dikarenakan Amiko dan ayahnya berani menentang batas Nathan Ryuu, maka jangan salahkan jika Onodera satu itu memunculkan iblisnya untuk menghukum mereka. Ini juga pernah terjadi sebelumnya pada pasangan bapak dan anak yang pernah dimiskinkan oleh Nathan Ryuu gara-gara si anak merundung Reiko di sebuah butik ternama.     

Jangan macam-macam dengan Onodera. Dia sama iblisnya dengan sang ayah dalam hal menangani lawan-lawannya.     

-0-0—00—0-0-     

"Rei-chan, kau sudah datang!" Tami menyambut hangat kedatangan Reiko di dorm pagi itu. "Bagaimana jarimu?"     

"Sudah hampir sembuh." Reiko memperlihatkan jari berbalut perban.     

"Kita besok mulai syuting MV, loh! MV debut kita!" Aoi berseru dengan riang. "Tapi … bagaimana dengan jarimu kalau besok syuting, yah?"     

Reiko terdiam, haruskah mereka memundurkan jadwal pembuatan MV lagi gara-gara dia?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.