Inevitable Fate [Indonesia]

Pertanyaan Mengenai Mantan Istri



Pertanyaan Mengenai Mantan Istri

0Itachi langsung saja memberikan tembakan ke Amiko melalui kata-katanya, "Nona Hanji, Tuan melalui saya, berharap agar Nona menghentikan segala ulah Nona terhadap Beliau." Itachi langsung pada intinya.     
0

"Apa maksudmu?"     

"Maksud Tuan, jangan lagi sibuk menyebarkan berita hoax mengenai dia dan Anda."     

Amiko terkejut. Nathan Ryuu tahu?! Lelaki itu mengetahui semua intrik di balik segala berita dan rumor mengenai mereka?     

Namun, Amiko tidak ingin terlihat terlalu kentara jika dia terkejut dan kembali menenangkan sikap setelah tadi menampilkan keterkejutannya melalui mata yang melebar selama beberapa detik.     

"Kau … dipanggil Itachi, kan?" Amiko mulai berubah nada bicaranya dan berkata lagi, "Itachi, maafkan … tapi sepertinya tuduhan kau dan Ryu sungguh keliru. Aku sama sekali tidak terlibat dalam urusan beredarnya berita apapun mengenai aku dan Ryu. Bahkan, aku pun merupakan korban, kan?" Suaranya berubah menjadi lemah lembut, seakan gadis tertindas.     

Mendapati perubahan-perubahan dari Amiko, Itachi semakin jijik dengan perempuan yang sepertinya sarat akan jiwa manipulative ini.     

Tapi, karena malas berdebat dan berlama-lama satu ruangan dengan Amiko, maka Itachi menyahut, "Yah, Nona mengakui atau tidak, itu bukan sebuah masalah bagi Tuan."     

"Kenapa aku masih saja dituduh atas apa yang tidak aku lakukan?" Wajah Amiko berubah sedih seakan penuh akan keluhan.     

"Tuan juga berharap agar Nona tidak banyak mengumbar kata-kata tak penting kepada wartawan, terlebih wartawan yang Nona undang." Sekali lagi, Itachi memberikan tembakan pada Amiko.     

Amiko menelan salivanya secara refleks ketika mendengar ucapan Itachi. Kenapa mengenai itu juga diketahui Nathan Ryuu? Ahh, tapi … apa yang perlu dia takutkan? Toh, tak mungkin lelaki berpengaruh seperti Nathan Ryuu mencelakai dia meski dia sudah ketahuan, kan?     

Ingin sekali Amiko menjawab Itachi dengan: "memangnya kenapa kalau begitu?", namun dia teringat akan kewaspadaan dia mengenai kamera cctv.     

Maka, alih-alih mengejek Itachi, dia justru memberikan kalimat, "Aku tak paham dengan tuduhan baru darimu, Itachi. Tapi, satu yang pasti dan bisa aku jelaskan dengan jujur, bahwa semua perkataan serta jawaban-jawaban yang aku berikan ke wartawan saat mereka mengepungku … bukankah aku tidak pernah mengiyakan kalau aku dan Ryu memiliki hubungan khusus, kan?     

Ya, rasanya dia cerdas dengan memberikan jawaban tersebut ke Itachi. Tak bisa menahan rasa bangga akan dirinya, dia sampai memunculkan senyum secara tak sadar.     

Memang betul, kan? Selama ini, setiap wartawan menanyai dia, selalu saja tidak pernah terlontar dari mulutnya bahwa dia mengiyakan tuduhan mereka akan hubungan spesial dia dan Ryu. Jadi, dia tak bisa disalahkan Nathan Ryuu dalam hal ini!     

Sungguh, Itachi biasanya banyak menghadapi orang manipulative dan hipokrit sepanjang dia memiliki karir di SortBank, namun baru kali ini dia berhadapan dengan ular beludak yang tak tahu malu.     

Sudah dibongkar berulang kali mengenai intrik kotornya, namun masih saja berkelit seakan orang paling suci tanpa dosa di dunia. Ini benar-benar membuat Itachi harus berusaha keras agar tidak muntah karena saking jijiknya.     

Apakah ini didikan dari Tuan Hanji? Hanya seperti ini saja hasilnya? Seorang perempuan menjijikkan yang tak tahu malu menggunakan trik kotor dan masih tak mau mengakui, malah bertingkah bagai dia adalah korbannya? Luar biasa sekali Tuan Hanji.     

"Saya tidak ingin berlama-lama berbicara panjang lebar lagi, Nona." Itachi sudah mencapai limitnya dan ingin lekas keluar dari ruangan ini. Aura Amiko begitu memuakkan! "Tuan hanya berpesan agar Nona Hanji tidak melangkah terlalu jauh melewati batas Tuan."     

"Ohh? Begitu? Ryu berkata seperti itu?" Kedua alis Amiko naik secara dramastis sebagai respon atas ucapan Itachi. "Hm, aku tidak percaya Ryu bisa mengatakan hal sejahat itu. Lebih baik dia mengatakan sendiri mengenai itu jika memang itu benar-benar dari Ryu."     

Masih ingin memancing Tuan keluar menemuimu, ular? Batin Itachi mengerang. "Saya serahkan pada Nona apakah Nona percaya ini pesan dari Tuan atau bukan, saya hanya penyampai pesan saja."     

"Kalau begitu, sampaikan pada Ryu, bahwa jika dia ingin aku berhenti, dia harus datang sendiri menemuiku, berdua saja!" Amiko tersenyum licik sambil menatap tajam Itachi bagai ular hendak melahap tikus.     

"Akan saya sampaikan pada Tuan mengenai pesan Nona ini, dan selanjutnya, itu merupakan wewenang Tuan apakah Tuan bersedia atau tidak. Maka, saya permisi pamit dulu. Terima kasih untuk pembicaraan ini." Itachi membungkukkan badan sebelum dia melangkah ke pintu.     

Itachi mengetuk pintu sambil berkata, "Buka pintunya." Dan pintu pun terbuka. Di luar, sudah ada sederet anak buah Nathan Ryuu berdiri tegap menunggu Itachi lewat.     

Amiko melihat ada banyak anak buah Nathan Ryuu di depan pintu. "Cih! Pantas saja aku bisa disekap paksa di sini!" geramnya, lalu merenggut botol anggur dan menuangkannya penuh pada gelas leher tinggi di depannya untuk dia teguk banyak-banyak agar stress yang dia rasakan bisa mereda.     

"Ryu, kau ingin menyingkirkan aku, jangan harap!" geram Amiko sambil mulai meneguk anggurnya lagi.     

-0-0—00—0-0-     

Suatu sore, tanpa diduga, Nathan Ryuu kepergok oleh sekumpulan wartawan usai dia mendatangi sebuah acara lelang tertutup. Entah siapa yang membocorkan kehadiran dirinya di sana. Tanpa ampun, dia segera dikerumuni dan ditahan oleh para wartawan yang sudah sejak lama mencari dirinya.     

"Tuan Onodera! Benarkah kau menjalin hubungan kasih dengan Nona Hanji?"     

"Tuan Muda Onodera, apakah kau dan Nona Amiko akan segera menikah?"     

Beberapa pengawal Nathan Ryuu segera mengetahui bahwa tuan mereka dikurung oleh banyak wartawan dan mereka segera membelah kerumunan, hendak menolong sang bos.     

Terjadilah sedikit keributan saat itu dan para wartawan menjerit-jerit ketika didorong paksa oleh pengawal Nathan Ryuu.     

Melihat adegan itu, segera saja Nathan Ryuu menahan pengawalnya, menghentikan aksi mereka agar tidak menyakiti wartawan. Akan menjadi preseden buruk bagi perusahaan jika sampai ada wartawan yang terluka oleh karena ulah anak buahnya.     

"Sudah, sudah, jangan didorong lagi." Nathan Ryuu memegang lengan salah satu pengawalnya yang sedang mendorong seorang wartawan. Kemudian, dia mengulurkan tangannya pada wartawan yang jatuh terduduk di lantai sembari memunculkan senyum khasnya yang bisa meluluhkan siapapun. "Maafkan pengawalku, mereka hanya memenuhi kewajiban untuk melindungi aku saja."     

Wartawan itu melongo sejenak. Diajak bicara secara pribadi oleh pewaris SortBank, bahkan hendak ditolong dengan uluran tangan … seberapa beruntungnya dia! "I-iya, Tuan!" Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka memegang tangan Nathan Ryuu meski terselubungi sarung tangan, wartawan itu pun menggapai tangan sang Onodera dan bangun dari lantai.     

"Tuan Onodera, apakah benar Anda memiliki hubungan asmara dengan Nona Hanji? Tolong beri kami jawaban mengenai ini, kami butuh konfirmasi dari Anda." Segera, wartawan lain bertanya.     

"Aku sudah memiliki wanita yang aku kasihi, jadi tentu saja berita mengenaiku selama ini adalah tidak benar." Jawaban dari Nathan Ryuu membuat para wartawan mendelik kaget.     

"Lalu, bagaimana dengan mantan istri Anda? Apakah ucapan tadi mengartikan sekarang Anda sudah menemukan penggantinya?" Wartawan yang ditolong berdiri tadi mengajukan pertanyaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.