Inevitable Fate [Indonesia]

Fitnah Lain Dari Tomoda



Fitnah Lain Dari Tomoda

0Runa heran bukan main ketika dirinya dikatakan artis oleh ibunya. "Artis? Artis apa maksudmu, Bu?" Ia menatap curiga kepada ibunya.     
0

Kini, giliran sang ibu yang heran. Beliau mulai kikuk ketika putrinya bertanya mengenai ucapannya. Tentunya Runa malu akan karirnya sebagai artis porno, kan? Itu wajar. Dengan begitu, Bu Sayuki jadi tak enak hati sendiri, apalagi tatapan mata Runa menghujam ke arahnya. "A-ahh, lupakan saja! Sana, lekaslah pulang dahulu, Zuko menunggumu di depan."     

"Tidak! Aku harus tahu dulu apa yang sebenarnya ada di kepala Ibu sampai menyebut aku sebagai artis." Runa bertahan di depan ibunya, belum ingin pergi jika ini belum tuntas.     

"Itu... Mattaku (ya ampun)! Sudah, lupakan saja. Kau sudah lelah pastinya, kan?"     

"Aku akan diam di sini sampai Ibu mengatakan padaku apa yang mendasari Ibu sampai mengira aku adalah artis."     

"Runa! Sana pulang! Kau bilang besok kau kerja, kan? Lekaslah pulang dengan Zuko. Itu, dia sudah menunggu di depan, daripada kakak tololmu itu mengucapkan omong kosong pada pacarmu-"     

"Katakan dulu padaku, Bu."     

"Runa! Jangan keras kepala dan membantah Ibu!"     

"Aku akan putus dengan Zuko kalau Ibu belum bicara."     

Bu Sayuki menatap mata tajam putrinya yang menampilkan wajah keras kepala. Beliau menghela napas dan berkata pada akhirnya, "Ibu mengira kau... artis... porno."     

"APA?!" Runa memekik kaget mendengar jawaban ibunya. Bu Sayuki bergegas menenangkan putrinya. "Ba-bagaimana Ibu bisa berpikir begitu?" Runa mendelik sambil meremas rambutnya dengan gerakan frustrasi. Ia bekerja keras dan memberikan sebagian besar gaji ke ibunyahanya untuk dianggap sebagai artis porno?!     

"Sshh... Sshhhh... Jangan berteriak begitu, sayankku! Ini juga gara-gara kakakmu yang mengatakan ini ke Ibu." Segera saja, Bu Sayuki melimpahkan semua kesalahan pada putranya, Tomoda.     

"Dia?! Si brengsek itu yang meracuni otak Ibu dengan mengatakan aku artis porno?!" Runa meradang sambil satu tangannya terarah ke depan sana.     

"Ibu tak tahu apa-apa, Runa! Ibu ini kan orang kuno yang kurang paham dengan jaman ini!" Bu Sayuki bergerak bagai orang putus asa dengan wajah memelas. "Selama ini Ibu tidak pernah kau beritahu mengenai pekerjaan kamu. Kau pun tidak pernah mengatakan apapun mengenai pekerjaanmu. Maka ketika kakakmu menduga kau bisa saja menjadi artis porno, Ibu percaya saja, karena uangmu sangat banyak sedangkan kau hanya lulusan SMA!     

Runa menggertakkan gerahamnya, rasanya dia ingin membunuh kakaknya saat ini. Bisa-bisanya kakaknya sendiri bisa seenaknya menyebut adiknya sebagai artis porno! Kakak macam apa itu!     

Dengan amarah di dadanya, Runa berkata sembari menggigit gerahamnya, "Asal Ibu tahu, aku bekerja pada Tuan Ryuu. Ya, dia lelaki yang dekat dengan Rei-chan. Semua uangku berasal dari Nathan Ryuu. Kalau aku bukan sahabat Rei-chan, aku tak mungkin diterima di perusahaan dia dan mendapatkan bayaran setinggi itu. Kini Ibu sudah paham?"     

Mendengar putrinya menjelaskan mengenai semua yang berkaitan dengan pekerjaannya dengan suara rendah, gigi beradu dan pelafalan lambat dan tegas, Bu Sayuki tahu putrinya berkata sesungguhnya. "Ibu minta maaf, sayank. Ibu tidak tahu. Nah, kalau kau sudah menjelaskan begini, bukankah enak dan tak ada salah paham lagi, kan?" Ia segera mengelus lengan putrinya agar Runa tenang.     

"Dan Ibu masih saja berkata buruk mengenai Rei-chan? Ketahuilah, Bu... berkat kebaikan dia, aku punya tempat tinggal gratis di Tokyo! Dia memberikan bekas apartemen dia yang sudah dibeli untuk aku tempati!" Setelah mengucapkan itu, Runa pun melangkah keluar dari ruangan dalam dan ke depan.     

Di pelataran depan sana, ada Zuko yang masih diajak mengobrol oleh Tomoda.     

Segera, setelah Zuko melihat kekasihnya akhirnya keluar dari dalam rumah, wajahnya langsung berseri dan menyapa, "Sayank, kau sudah siap pulang?"     

Runa tidak serta-merta menjawab pertanyaan kekasihnya dan malah menghampiri kakaknya.     

Duakh!     

Tinju Runa dilepaskan ke pipi Tomoda. Semua yang di sana terkejut bukan kepalang atas tindakan Runa pada Tomoda.     

"Runa!" teriak semua orang saking tak menyangka apa yang diperbuat gadis itu. Bu Sayuki berlari sebelum Tomoda membalas adiknya dan menghalangi Tomoda agar tidak memukul balik pada Runa.     

"Kau perempuan gila!" bentak Tomoda sambil memegangi pipinya dengan mata menyala akan amarah.     

Zuko bergegas memeluk kekasihnya dengan wajah sangat heran serta bingung.     

"Lelaki b3jat!" balas Runa disertai wajah penuh kebencian ke kakaknya.     

"Sudah, sudah, kalian berdua!" Bu Sayuki menengahi dengan teriakannya ke dua anaknya sambil terus memegangi Tomoda erat-erat. "Zuko, bawa Runa pulang ke Tokyo!"     

"Ba-baik, Bu." Zuko mengangguk meski masih bingung. Dia memaksa Runa masuk ke mobil dan lekas luncurkan kuda besi itu keluar dari pelataran rumah tersebut, membawa jauh-jauh kekasihnya dari sang kakak. Dia tak tahu ada persoalan apa antara kekasihnya dengan si kakak.     

Sementara itu, di rumah tadi, Bu Sayuki melepaskan pelukannya dari Tomoda.     

Lelaki itu terlihat sangat kesal. "Harghh! Kenapa Ibu malah-"     

Plakk!     

Tamparan tangan Bu Sayuki tiba di belakang kepala Tomoda. Wanita paruh baya itu mendelik gahar ke putranya sambil berkata, "Sudah pantas kalau Runa memukulmu!"     

"Ibu, kenapa kau sekejam itu padaku?" Tomoda mengelus-elus belakang kepalanya yang baru saja ditampar keras ibunya disertai tatapan memelas. Jika dia tidak mengingat bahwa ibunya adalah sumber uangnya, dia tidak akan segan-segan memukul balik sang ibu.     

"Mulutmu itu memang sudah rusak!" Bu Sayuki rasanya ingin memukul lagi putranya. "Adikmu seenaknya saja kau bilang jadi artis porno! Dia bekerja di perusahaan Nathan Ryuu!"     

"Hah? Apa, Bu?" Mata Tomoda melebar karena kaget.     

Bu Sayuki pun menceritakan kepada putranya seperti apa yang Runa katakan padanya tadi.     

"Wah, jadi... Runa bekerja di perusahaan milik lelaki bernama Ryuu itu?" Segera saja, Tomoda teringat akan lelaki yang pernah mengganggu saat dia hendak melecehkan Reiko waktu itu. Bahkan, sepertinya lelaki itu pula yang sudah menjebloskan dia ke dalam penjara. Gerahamnya seketika beradu karena geram.     

"Ya, benar! Makanya kau jangan lagi berani menyebut adikmu artis porno!" bentak Bu Sayuki pada putranya.     

Namun, sayang sekali, sudah terlambat karena mulut Tomoda terlalu beracun sehingga dia sudah mengumbar ke teman-teman dia bahwa adiknya menjadi artis porno yang sukses di Tokyo sana.     

"Bu, tunggu dulu. Jangan katakan bahwa Ibu percaya begitu saja bahwa Runa bekerja di sana." Tomoda memberikan mimik muka curiga.     

"Apa maksudmu?" Kening Bu Sayuki berkerut.     

"Maksudku... jangan-jangan... Runa tidak bekerja di perusahaan lelaki itu tapi menjadi... budak s3ks lelaki bernama Ryuu itu!" ucap Tomoda sembari menepuk pahanya sendiri dengan tegas.     

"Kau! Kau minta kepalamu aku pukul lagi?" Bu Sayuki bersiap mengangkat tangan.     

Tomoda segera melindungi kepalanya sambil berkata, "Ibu, tunggu dulu, jangan emosi! Sekarang, pikirkan baik-baik! Runa hanya lulusan SMA tapi kenapa dia bisa mendapatkan gaji sangat tinggi? Bahkan melebihi pekerja di perusahaan IT, loh!"     

"Kau!"     

"Bu, apa kau belum tahu seperti apa sikap gila orang-orang kaya itu? Para konglomerat itu sering melakukan hal-hal di luar logika normal kita, Bu! Aku tidak akan kaget jika nyatanya Runa menjadi gundik Ryuu itu!"     

"Tapi Ryuu itu sudah dengan Reiko sialan itu!"     

"Bu, kau terlalu naif! Memangnya tidak bisa bagi lelaki kaya mengumpulkan gundik puluhan sekaligus? Bahkan banyak lelaki kaya yang suka bercinta bersama istri dan sekaligus gundiknya!"     

Bu Sayuki terdiam mendengar penjelasan putranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.