Inevitable Fate [Indonesia]

Tolong Jangan Ekspos Tentang Mantan Istriku



Tolong Jangan Ekspos Tentang Mantan Istriku

0Mobil khusus dengan plat nomor Paris pun mendekat ke rombongan kecil itu dan mereka pun naik mobil yang sudah dipersiapkan oleh Nathan Ryuu.     
0

"Tuan Muda." Sopir mobil itu mengangguk hormat kepada Nathan Ryuu. Dia orang asli Perancis, berambut pirang dan bertubuh tinggi besar.     

"Bawa aku ke tempat kakak." Nathan Ryuu memberi titah pada si sopir menggunakan bahasa Perancis.     

Sementara itu, Reiko masih belum tahu apa-apa. Dia tak paham bahasa Perancis.     

Di dalam mobil, di perjalanan, Nathan Ryuu berkata ke istrinya, "Kita ke tempat kakakku dulu, yah!"     

Reiko menatap suaminya dan bertanya, "Ke tempat kakakmu? Tapi … aku tidak membawa buah tangan apapun. Bahkan bajuku … apakah ini sudah layak?"     

"Kau ingin ke butik dulu untuk memilih baju lainnya?" Nathan Ryuu menatap pakaian yang dipakai Reiko. Atasan mirip crop top warna putih sebatas pinggang, berenda, dengan detil smock (kerut) berlengan balon sebatas siku yang manis dipadu celana jins biasa.     

Reiko melirik pakaiannya sendiri dan tersadar bahwa dia tidak seharusnya merepotkan suaminya hingga harus pergi ke butik dulu. Sepertinya ini sudah cukup bagus, ya kan?     

Baiklah, karena itu, Reiko pun menggeleng. "Kurasa ini sudah pantas, kok Ryuu. Maaf, aku tadi heboh sendiri."     

"Kau yakin tidak ingin ke butik dulu?" tanya Nathan Ryuu memastikan.     

"Tidak, aku tidak perlu berganti baju untuk sekarang. Apalagi ini sudah masuk ke musim semi, hampir ke musim panas, kan?" Reiko mengelus pipi suaminya agar semakin meyakinkan Nathan Ryuu bahwa dia baik-baik saja dengan baju kasual semacam ini.     

Lagipula, dia ingin baju seperti apa? Ketika dia berpikir ulang, baju yang dia pakai ini sudah layak untuk berkunjung ke kerabat. Lupakan baju rumit apapun! Lihat, suaminya saja memakai kaos polo dan celana jins biasa.     

"Baiklah kalau kau sudah percaya diri dengan pakaian seperti itu." Nathan Ryuu tersenyum senang."     

"Um, Ryuu … seperti apa kakakmu? Dia sudah punya keluarga sendiri, kan?" Reiko butuh mengetahui sekelumit informasi mengenai keluarga iparnya.     

"Ya, dia sudah berkeluarga. Istrinya orang Perancis dan anak mereka ada 2, masih kecil-kecil dan lucu."     

"Apakah … kakakmu dan kakak iparmu … umm … orang yang mudah?"     

"Ohh, kau bisa tenang mengenai itu. Mereka orang yang terbilang santai dan baik. Kalaupun mereka berani menindasmu, akan aku buat mereka menyesal, tenang saja."     

Reiko terkekeh canggung mendengar ucapan ngaco suaminya. "Ryuu, tak boleh begitu pada saudara."     

"Aku tak perduli apakah itu saudara atau bukan, jika dia mengganggu keluarga kecilku, maka dia harus bersiap menerima akibatnya." Nathan Ryuu mengerling jenaka ke Reiko. Namun, di balik kejenakaan dia, dia bersungguh-sungguh mengenai ucapannya.     

Itu sudah terbukti ketika dulu Ruby diganggu oleh orang yang ternyata 'boneka' ayahnya. Nathan Ryuu tidak main-main 'menggulung' sang ayah hingga Onodera tua itu pun menyerah kalah dan memutuskan pensiun, menyerahkan SortBank pada Nathan Ryuu.     

Onodera tua bahkan rela disingkirkan secara halus oleh Nathan Ryuu dengan cara dibiayai untuk terus bepergian keliling dunia tanpa perlu bertemu satu sama lain lagi.     

Itu sudah merupakan cara paling murah hati dari Nathan Ryuu terhadap orang yang berani mengganggu siapapun yang dia sayang.     

Mendengar bahwa Nathan Ryuu menjamin sang kakak dan iparnya merupakan orang baik dan santai, maka Reiko pun tenang. Dia tidak suka memiliki konflik macam apapun dengan kerabat.     

"Pierre, apakah Reiji sudah tahu aku datang ke Paris?" tanya Nathan Ryuu pada sopirnya.     

"Sudah, Tuan Muda! Bos Reiji sudah tahu dan hari ini dia sengaja tidak pergi kemana pun demi menunggu Tuan Muda." Pierre adalah anak buah Reiji yang pernah menjadi bawahan Nathan Ryuu selama dulu dia di Perancis.     

"Baguslah kalau dia begitu." Nathan Ryuu bisa tenang. Hubungan dia dengan kakak-kakaknya memang baik dan mereka saling kompak. Meski bukan saudara kandung sepenuhnya, namun mereka saling sayang.     

Sesampainya di sebuah mansion besar pada sebuah kompleks perumahan elit, mobil masuk melewati gerbang besar dan masih harus menyusuri jalanan dengan deretan pohon cemara di kanan dan kirinya selama dua puluhan meter terlebih dahulu, sebelum akhirnya berhenti di carport berbentuk melengkung.     

Dari dalam rumah besar itu, keluarlah seorang lelaki dan wanita. Yang satu jangkung dan berwajah Asia, tentu itu adalah Reiji, sedangkan satunya lagi berwajah Eropa berambut merah, itu pasti istri Reiji. Mereka semua tersenyum lebar ketika mobil berhenti.     

"Mon frere (kakak lelakiku) …." ucap Nathan Ryuu sambil merentangkan dua tangannya ke Reiji.     

"Mon cher petit frere (adik kecil tersayangku)," balas Reiji dengan senyum lebar dan memeluk adiknya, Nathan Ryuu. "Begitu lama kau tidak mengunjungi aku, apakah aku masih diingat sebagai kakakmu, hm?"     

"Kakak, aku sangat sibuk belakangan tahun ini." Nathan Ryuu menepuk-nepuk punggung Reiji sebelum melepaskan pelukan akrab mereka.     

"Pembohong. Kau pasti hanya sibuk mengejar perempuan saja, ya kan? Ha ha ha!" Reiji menggoda adiknya. Mereka memang akrab satu sama lain.     

Biasanya, Nathan Ryuu akan berkunjung ke hunian sang kakak lelakinya setahun bisa sampai 2 kali, namun sejak dia sibuk akan Reiko, dia memang belum menginjak Paris lagi selama hampir satu tahun.     

"Ada benarnya, ha ha ha!" balas Nathan Ryuu. Lalu dia beralih ke kakak iparnya, "Ma belle soeur (kakak ipar cantikku)," sapanya sambil memeluk istri Reiji dan mengecup singkat pipinya.     

"Mon beau petit frere (adik tampanku)," sapa istri Reiji, Aimee. Dia perempuan cantik berwajah Eropa dengan rambut kemerahan bergelombang indah. Senyumnya terlihat indah dan tulus.     

"Nah, apakah ini yang membuatmu sibuk, Adik?" Mata Reiji tertuju pada Reiko yang sejak tadi diam mematung saja di tempat dengan terus mengumbar senyum ramah.     

Reiko tak paham bahasa Perancis, sehingga dia hanya bisa mengumbar senyum saja sambil menatap mereka satu demi satu. Di hati Reiko, dia menilai Reiji dan istrinya terlihat ramah dan baik, sama seperti yang dikatakan Nathan Ryuu padanya. Ia bisa tenang kalau begitu.     

"Ahh, tentu saja! Kenalkan, Kak … ini istriku, namanya Reiko." Nathan Ryuu memperkenalkan Reiko sembari membimbing istrinya untuk maju ke depan.     

Reiko segera maju ke depan Reiji, hampir melakukan ojigi ketika dia mendengar seruan terkejut dari Reiji yang memandanginya.     

"Mon Dieu! (Tuhanku!)" Reiji sampai terkejut. "Istri? Ryuu, kau serius? Kau sudah punya istri ba—"     

"Frere, s'il te plait ne parle pas de mon ex-femme (Kakak, tolong jangan mengekspos mengenai eks istriku). Elle ne le savait pas encore (dia belum tahu mengenai itu)." Dengan sigap, Nathan Ryuu buru-buru memegang lengan Reiji dan meremas pelan di sana sambil memberikan kalimat dalam bahasa Perancis.     

Reiji membelalakkan matanya memandang sang adik lelaki dengan mulut menganga heran sekaligus bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.