Inevitable Fate [Indonesia]

Pemberian Agresi Berulang Kali Pada Reiko [21+]



Pemberian Agresi Berulang Kali Pada Reiko [21+]

0I still got feelings you are my passion, You are the one for me ((aku masih merasa kau adalah gairahku, kau satu-satunya untukku))     
0

Can you see the flame that burns inside my body everytime you are here ((dapatkah kau melihat nyala api yang membakar di dalam tubuhku setiap kau ada di sini))     

- My Passion by Akcent -     

=======     

Mereka pun mulai makan dan berbincang. Namun ada yang sedikit mengganjal di hati Reiko. Ia menanyakannya pada Nathan Ryuu, "Kenapa Elroy menyebutku bibi baru, yah?"     

Namun, bukan Nathan Ryuu namanya jika tidak pintar memberi jawaban, "Ohh, mungkin kosakata bahasa Inggris Elroy keliru. Atau mungkin pengertian dia sedikit berbeda mengenai suami istri atau pasangan. Abaikan saja, namanya juga anak belia yang baru belajar bahasa Inggris."     

Reiko pun manggut-manggut paham. Lalu, dia pun mengabaikan itu dan tenggelam lagi ke dalam perbincangan hangat mereka. Untung saja Elroy tidak menyentuh topik mengenai Ruby.     

Dulu, di pesta pernikahan Nathan Ryuu dan Ruby, Elroy dan Alleta juga datang ke Jepang. Kala itu mereka memang masih kecil, bahkan beberapa kali Alleta sedikit rewel karena tidak terbiasa di Jepang dengan suasana yang berbeda.     

Khawatir Elroy atau Alleta akan membocorkan mengenai Ruby secara tidak sengaja pada Reiko, maka dengan terpaksa, Nathan Ryuu pun mengajak Reiko segera pergi ke tempat lain dan pamit pada keluarga kakaknya.     

"Kau yakin ingin langsung memulai bulan madunya?" tanya Aimee ketika Nathan Ryuu pamit.     

"Ya, tentu. Agensi Rei hanya memberi batas seminggu saja. Maka dari itu, aku tak bisa berlama-lama menetap di sebuah tempat." Nathan Ryuu beralasan.     

"Yah, baiklah kalau begitu, jaga diri kalian dan jangan bertindak ceroboh, terutama kau, Ryuu, jaga istrimu dengan baik." Reiji memberi nasehat.     

"Kalau kalian udah selesai bulan madu di Perancis, tolong mampir dulu ke sini. Aku ingin memberi oleh-oleh pada kalian, sekalian titip oleh-oleh juga untuk kakek di Jepang." Aimee berkata pada Nathan Ryuu.     

"Baiklah, aku akan ingat itu. Mungkin 2 atau 3 hari lagi aku akan mampir ke sini." Nathan Ryuu berjanji.     

Kemudian, setelah pamit juga pada Alleta dan Elroy yang sebenarnya enggan ditinggal paman mereka, Nathan Ryuu dan Reiko pun memulai perjalanan bulan madu mereka.     

Kali ini, Nathan Ryuu ingin menggunakan kapal yacht. Karena itu rencananya, maka Reiji pun meminjamkan yacht miliknya untuk dipakai sang adik keliling Eropa.     

Tak menampik tawaran sang kakak, maka Nathan Ryuu mengambil yacht itu dan mengendarai sendiri kapal pesiar kecil itu. Ia tidak ingin diganggu siapapun saat berbulan madu.     

Karena perairan Eropa dinilai aman, maka Nathan Ryuu tidak membawa pula pengawalnya. Dia yakin dia dan Reiko akan baik-baik saja. Ia hanya memerintahkan pada para pengawalnya untuk bersiap mengawal dia ketika dia nantinya kapal dia berlabuh di suatu negara saja.     

Dengan begini, Nathan Ryuu ingin memberikan momen pribadi nan eksklusif kepada istrinya di tengah laut. Tanpa ada orang lain, dia akan dengan bebas bercumbu intim dengan sang istri.     

Dimulai dengan perjalanan sore itu, di saat langit berwarna jingga, Reiko direbahkan di bagian geladak utama di depan yacht sambil Nathan Ryuu memanjakan gadis itu.     

"Aanghhh … Ryuu … mmghhh …." Reiko tak mungkin bisa menahan suaranya ketika dua pahanya dilebarkan dan sang suami terus menderakan lidahnya pada bagian peka miliknya di selatan saja.     

Beralaskan karpet bulu yang tidak begitu luas, Reiko rebah nyaman di atas geladak, tangannya sibuk meremas bulu pada karpet di bawahnya sambil sesekali dia mengangkat pantat secara tak sadar karena buaian cumbuan Nathan Ryuu pada daerah intimnya.     

Mulut Nathan Ryuu begitu piawai memberikan kenikmatan pada bibir selatan Reiko, sekaligus juga mencumbu mutiara mungil yang menjadi pusat erogenous gadis itu.     

Terlebih, jika jari Nathan Ryuu juga turut serta maju beraksi di sana, Reiko mendapatkan 'double kill' … double impact … dan suaranya akan lebih nyaring ketika tangan dan juga mulut suaminya terus bekerja di selatan tubuhnya.     

"Aaarghh! Haarghh! Ryuuukkhh! Haarghhh!" Reiko terus menggeliat dan dia akan semakin mengangkat pinggulnya ketika limitnya sudah datang. "Ryuu! Ryuu! Ikuuhh! Ikuuhh! A-aarrghh! Arghh!" Ia pun akan kejang-kejang kecil saat terjangan orgasme datang. Tubuhnya akan gemetaran beberapa saat sampai ia merasa tenang.     

Namun, biasanya, Nathan Ryuu justru akan meneroboskan sang jenderal untuk memasuki gua sempit nan gelap berwarna merah muda segar itu.     

"Akkhh!" Reiko mengejang lagi ketika dia sedang dalam masa damai usai orgasme, mendadak saja suaminya sudah menerobos miliknya dalam-dalam.     

Belum sempat Reiko mengatakan apapun, Nathan Ryuu sudah menghentak kuat-kuat sang jenderal perkasa dia ke liang sempit Reiko, menjajah di sana.     

Tubuh Reiko terus diubah posisinya, dari telentang, menjadi miring, lalu tengkurap, dan kemudian menungging. Nathan Ryuu sungguh 'menghajar' istrinya petang itu.     

Hingga ketika langit benar-benar tertutup tirai malam, barulah Nathan Ryuu berhenti menggila di tubuh istrinya. Reiko lunglai di atas karpet di geladak utama, sedangkan Onodera muda hanya terkekeh kecil melihat istrinya terengah-engah sambil tergeletak lemas di sana.     

"Sayank, kalau kau tidak bangun sekarang, aku tergoda untuk menindihmu lagi, loh!" ucap Nathan Ryuu sambil terkekeh nakal.     

Reiko segera membuka matanya menatap kesal ke suaminya, katanya, "Kau ini! Tidak bisakah kau memberi waktu rehat sebentar padaku, Ryuu? Tulang dan sendiku berasa meleleh! Kau ini keterlaluan, Tuan Muda!" Ia yang telanjang, tergolek indah di atas karpet hitam, sungguh kontras dengan kulit putih mulusnya.     

Onodera muda terkekeh sambil membalas, "Salah siapa kau membuatku memujamu begini. Ayo, makan dulu."     

"Ya, ya, ya, aku disuruh makan untuk nanti digunakan lagi, ya kan?" Reiko susah-payah bangun dari karpet. Enggan namun karena ini ruang terbuka dan dia masih telanjang, maka tak ada pilihan selain bangkit berdiri.     

"He he, kau sungguh memahamiku, sayank." Nathan Ryuu tak tega dan membopong sang istri dan membawanya masuk ke kabin utama. "Jangan pakai pakaianmu, tetap saja begitu, sayank … agar lebih mudah."     

"Astaga, Ryuu, kau ini!" Reiko hanya bisa memekik heran pada perintah suaminya, namun dia tetap juga patuh dan tidak mengenakan pakaian apapun. Mskipun ini sudah masuk ke akhir musim semi, tentu saja udara masih terasa dingin ketika angin darat tiba di malam hari.     

Walaupun seperti itu, kapal mewah milik Reiji sudah dilengkapi dengan pemanas ruangan pula selain pendingin udara ketika cuaca gerah. Maka, tidak akan ada masalah ketika mereka tetap telanjang di sana.     

Usai makan malam sederhana dari apa yang ada di lemari dapur kabin, Nathan Ryuu tidak ingin menyia-nyiakan waktu. "Kemarilah sayank."     

"Hm?" Reiko baru saja menyingkirkan piring dan gelas kotor ke bak cuci piring ketika suaminya memanggil. "Ada apa?"     

"Duduklah di sini." Nathan Ryuu menepuk meja makan yang telah dibersihkan Reiko baru saja.     

Segera, Reiko paham bahwa suaminya menginginkan keintiman di atas meja itu. Ia memutar bola matanya sementara Nathan Ryuu terkekeh nakal.     

Dalam hitungan belasan menit berikutnya, sudah terdengar suara erangan dan lenguhan dari Reiko saat dia direbahkan pada meja dan dua kakinya dibuka saat sang jenderal kebanggaan suaminya menerobos masuk ke gua sempit miliknya dan memberikan agresi lagi di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.