Inevitable Fate [Indonesia]

Karena Aku Hanya Memilikimu Saja yang Bisa Aku Habisi [21+]



Karena Aku Hanya Memilikimu Saja yang Bisa Aku Habisi [21+]

0I can open your eyes .. Take you wonder by wonder .. Over, sideways and under On a magic carpet ride     
0

((Aku bisa membuka matamu .. membawakanmu ketakjuban demi ketakjuban .. atas, samping, bawah dalam sebuah perjalanan dengan karpet ajaib))     

- A Whole New World by Brad Kane & Lea Salonga – OST. Aladdin –     

==========     

Reiko baru saja masih mencerna ucapan suaminya dan ingin menelaah lebih mendalam, namun sepertinya Nathan Ryuu tidak ingin terlalu membiarkan istrinya diam merenung.     

Sehingga, Reiko memekik kecil karena terkejut dirinya sudah didorong ke belakang dan jatuh di atas kasur nyaman kamar tersebut. Belum lagi dia selesai dengan kekagetannya, dia mendengar suara lantunan suaminya ketika menyanyikan lagu berjudul A Whole New World dari film kartun ternama.     

Suara suaminya memang tidak buruk namun tidak istimewa juga, namun yang membuat Reiko membelalakkan mata adalah sang suami turut naik ke ranjang dan mengurung tubuhnya dalam kungkungan kedua lengannya.     

Mata mereka saling berpaut dalam pandangan sembari Nathan Ryuu terus mendendangkan bait-bait lagu itu. Reiko tercengang, suara suaminya sungguh tidak buruk meski bukan jenis suara penyanyi top. Namun, seolah lagu itu benar-benar keluar dari hati termurni dari Onodera muda tersebut.     

Apakah … suaminya benar-benar tulus menyatakan bahwa dia tidak berselingkuh?     

Mendadak, Reiko teringat ucapannya sendiri pada Benio beberapa waktu lalu, bahwa biarkah Onodera Ryuzaki membuktikan sendiri seberapa banyak dia memuja Reiko.     

Ya ampun! Apakah Benio melaporkan ucapan Reiko yang itu?     

Sayang sekali, lagi-lagi, Onodera Ryuu tidak memperkenankan Reiko untuk berlama-lama mengelanakan pikirannya. Lelaki itu ingin Reiko hanya memfokuskan pikiran dan seluruhnya pada dirinya saja.     

Reiko tidak berhak memikirkan hal lainnya selain Nathan Ryuu seorang yang kini tersenyum menyeringai tipis di atasnya. "R-Ryuu …."     

Dalam waktu singkat saja, seluruh baju Reiko sudah dilucuti dari tubuhnya dan diciumi setiap jengkal kulitnya.     

"R-Ryuu … aku masih kotor! Aku … aku belum bersih-bersih … nnhhh …." Reiko mengernyit tak enak ketika tubuhnya diciumi sang suami dari atas hingga bawah. Dia ingat bahwa dia belum sempat mandi usai dari G&G, langsung minta ke apato Runa.     

Tapi, tuan muda Onodera hanya mendengus lirih sambil terus mencumbui kulit Reiko, seakan ucapan istrinya tidak dia dengar.     

"A-aannhh … Ryuu … masih kotor—nnhh …." Reiko ingin mengatupkan kedua kakinya, namun ditahan dua tangan Nathan Ryuu yang mengharuskan kaki itu terus membuka untuknya. "Ha-aanghh …." Reiko meremas seprei di bawahnya ketika area paling peka miliknya dihisap-hisap lembut sembari sesekali dipulas oleh lidah agresif suaminya.     

Kepala Reiko dilempar jauh-jauh ke belakang, menekan bantal yang entah kapan diletakkan di bawah kepalanya oleh Nathan Ryuu. Dia pasti terlalu terhanyut sampai tak sadar apapun yang sudah dilakukan Nathan Ryuu saat mempersiapkan dirinya.     

Mata Reiko memejam erat ketika bibirnya digigit sendiri dikarenakan sensasi menyenangkan yang dia sukai di selatan sana, tatkala mulut suaminya begitu piawai memanjakan daerah terpeka dia.     

"Errnghh … hhrrnnhh …." Erangan demi erangan terus berhamburan keluar dari mulut Reiko hingga dia tak sadar membuka lebar-lebar pahanya demi bisa mendapatkan kenikmatan sebanyak mungkin.     

Bahkan ketika dia menyerah dan menyemburkan cairan bening miliknya, semuanya dijilati oleh Nathan Ryuu secara tekun, seolah itu bukan sesuatu yang menjijikkan bagi lelaki itu.     

Pandangan Reiko terasa buram dan sayu saat menyaksikan adegan tadi, dia mendesah, "Ryuu … mmghh …."     

"Ya, sayank? Kau sungguh basah."     

"I-itu … gara-garamu …."     

"Tapi aku masih merasa ini kurang, sayank. Ayo, keluarkan lebih banyak lagi untukku."     

"Ryuu, dasar kau … kau …."     

"Aku kenapa, hm? Apakah ini bukan hal yang kau sukai?" Lelaki Onodera itu bertanya dengan seringai pada wajahnya dan dua jarinya masuk ke lorong sempit hangat milik Reiko, mengaduk pelan di sana.     

Hal itu membuat Reiko kembali mengerang lirih sambil menggeliat, berkata, "A-aanghh … Ryuu … kau … kau keterlalu—annhh!" Reiko meremas lagi seprei kusut di bawah tangannya saat adukan jemari Nathan Ryuu kian menggila di dalam sana. Kepalanya ditekan ke bantal sampai dagunya terangkat tinggi-tinggi saat dia terus mengerang keras.     

Dan saat dia kembali menyerah, dia kembali menyemburkan air sucinya sebelum akhirnya pantat yang terangkat pun kembali dihempas ke kasur.     

"Fu fu fu … sayank, hanya dengan jariku saja? Sungguh kau ini menyenangkan sekali," goda Nathan Ryuu sambil mengeluarkan dua jari yang basah kuyup tersebut dari lorong sempit Reiko.     

Reiko terengah-engah. Hanya dalam waktu singkat, dia sudah dibuat menyerah sebanyak 2 kali berturut-turut. Napasnya tersengal-sengal sambil menenangkan diri dan memejamkan mata, tak berhasrat menimpali ucapan nakal suaminya.     

Ia sungguh sudah terbiasa dengan dirty talk dari suaminya. Semakin ditanggapi, akan semakin dirty ucapan Nathan Ryuu nantinya. Dasar lelaki, demikian batin Reiko.     

Namun, ketika dia sedang menenangkan diri, dia harus memekik lagi karena kaget saat liang sempitnya sudah diterobos cepat oleh benda besar panjang nan berurat. Matanya membuka, mendelik ke suaminya yang menyeringai senang.     

Berikutnya, Reiko hanya sanggup membiarkan tubuhnya terhentak-hentak kuat sembari mulutnya sibuk menyerukan suara erotis dan disela-sela itu dia juga menyeru nama sang suami, bagai itu mantra cinta miliknya saja.     

"Ayo, sayank, keluarkan lebih banyak lagi airmu. Aku menyukainya. Tuan Jenderal juga sangat suka dimandikan di airmu, cintaku. Mandikan dia, sayank. Mandikan Tuan Jenderal, buat dia basah kuyup! Urgh! Urgh! Hurgh!" Nathan Ryuu kian beringas menekan istrinya, menyodokkan kuat-kuat batang pusakanya ke liang sempit sang istri.     

Permainan dia memang begitu. Menekan dan mendorong kuat-kuat dan kemudian mempercepat ritmenya, dan ketika rintihan Reiko makin kencang, dia akan memelankan dorongannya namun tidak mengurangi tekanan sodokan di dalam sana.     

Reiko seperti sedang ditaruh pada sebuah roller coaster, kadang menggila kadang santai, namun tetap saja dorongan hentakannya tidak berkurang kekuatannya.     

Padahal dia sudah sangat sering melakukan ini dengan suaminya, namun tetap saja dia akan terhanyut dan tergilas habis oleh gempuran libido suaminya.     

Ia harus berulang kali menyerahkan air sucinya untuk kebahagiaan dan ego seorang Onodera.     

Hingga akhirnya pada pelepasan kelima Reiko, dia akhirnya dibopong masuk ke kamar mandi di kamar itu dan kembali harus menerima hentakan sang suami di dalam kegiatan berendam mereka.     

Barulah ketika Nathan Ryuu selesai ejakulasi sebanyak 3 kali, lelaki Onodera itu pun 'melepaskan' Reiko untuk rehat sejenak sebelum akhirnya mereka duduk bersama di ruang makan di kabin utama tersebut.     

"Makanlah yang banyak, sayank. Mukamu terlihat lesu." Nathan Ryuu memotongkan daging steak untuk Reiko.     

"Menurutmu siapa yang membuat aku menjadi lesu kehabisan tenaga begini, huh?" sindir Reiko secara gamblang.     

Tawa renyah Nathan Ryuu terurai begitu saja menanggapi sindiran istrinya. "Yah, itu karena kau selalu saja menggemaskan ketika aku kuasai, sayank. Ini, makan ini dan ini juga. Ayo, jangan malu-malu, tak perlu diet dulu seminggu ini, yah!"     

"Tsk! Sepertinya aku sengaja dibuat kenyang dan penuh agar nanti bisa kau habisi lagi, Ryuu." Reiko memutar matanya.     

"Ha ha ha! Karena aku hanya memiliki istriku ini saja yang bisa aku habisi, ya kan?" ucap Nathan Ryuu sambil kedipkan satu mata ke Reiko.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.