Inevitable Fate [Indonesia]

Bulan Madu Dadakan



Bulan Madu Dadakan

0I can show you the world .. Shining, shimmering, splendid .. Tell me, princess, now when did You last let your heart decide?     
0

((Aku dapat menunjukkan padamu dunia ini .. Bersinar, berkilau, indah .. Katakan padaku, tuan putri, sekarang kapan terakhir kau membiarkan hatimu memutuskan?))     

- A Whole New World by Peabo Bryson & Regina Belle - OST. Aladdin -     

===========     

"Benio, kita langsung ke bandara." Demikian titah dari sang Onodera muda pada sopir istrinya.     

"H-hah?! Bandara?!" Mata Reiko membola karena bingung sekaligus terkejut.     

"Baik, Tuan!" Benio segera saja meluncurkan mobil ke arah bandara.     

"Ryuu! Apa maksudmu dengan ke bandara?" Reiko menatap heran ke suaminya.     

Namun, respon sang suami justru tersenyum sebelum berkata sambil mengerling nakal ke Reiko, "Ijinkan aku menjadi Aladdin bagimu, Tuan Putri Jasmine. Sebentar lagi kita akan berkelana dengan magic carpet milikku."     

"Huh?" Reiko makin bingung. Namun, segera dia paham setelah otaknya menelaah ini dan itu dari kalimat sang suami barusan. "Tu-tunggu dulu! Bagaimana mungkin kau akan membawaku pergi? Aku … G&G …."     

"Tak usah khawatirkan mengenai itu, istriku tercinta satu-satunya. Aku sudah mengurus semuanya." Nathan Ryuu mengedipkan satu matanya dengan genit pada Reiko.     

Rupanya, si Onodera sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum dia mengejar Reiko di apato Runa malam ini.     

Onodera dalam perjalanannya ke apato Runa untuk menjemput sang istri, dia sudah menyuruh pilot pribadinya untuk bersiap terbang malam ini juga.     

Tak hanya itu, tuan muda Onodera ini juga sudah menghubungi pemilik G&G dan menegosiasikan cuti Reiko untuk beberapa hari ini. Tentu tidak bisa dikatakan sebanyak apa Nathan Ryuu membayar 'cuti' dadakan ini pada Nyonya Revka.     

Sangat banyak, meski itu tidak dipandang berat oleh pemilik baru SortBank Group ini. Jika itu demi istrinya, maka sebanyak apapun uang yang keluar, itu sangat layak.     

Setelah selesai bernegosiasi dengan Nyonya Revka, Nathan Ryuu memerintahkan pelayan dia untuk membeli beberapa baju untuk dipakai Reiko di pesawat.     

Maka, tak heran ketika Reiko dan suaminya tiba di pesawat pribadi milik Onodera muda, ia mendapati sebuah dus cantik berisi seperangkat baju kasual dan baju tidur di atas tempat tidur besar di salah satu kamar, yaitu kamar pribadi pemilik pesawat ini.     

Selagi Reiko masih tercengang dengan pemandangan sekelilingnya, Nathan Ryuu bertanya pada pelayan di kabin tengah, "Apakah tower sudah menyetujui ijin terbang kita?"     

"Sudah, Tuan. Mereka sudah menyetujui kita terbang malam ini." Pelayan pria itu membungkuk selagi menjawab. "Apakah ada lagi yang Tuan butuhkan?"     

"Saat ini tidak ada," jawab Nathan Ryuu pada pelayan itu. "Nanti akan aku panggil jika aku butuh sesuatu. Pilot sudah tahu destinasinya, kan?"     

"Sudah, Tuan." Pelayan pria itu seperti Itachi di kantor, hanya … dia mengurus pesawat ini dan seluruh pengaturannya. Nathan Ryuu menganggap dia adalah jet butler, pelayan khusus di pesawat.     

"Baiklah, aku akan mengunci kabin tengah ini, aku ingin menikmati waktu dengan istriku."     

"Selamat menikmati waktu dengan Nyonya, Tuan. Saya permisi dulu." Butler itu pun mohon diri dan keluar dari kabin utama dan kembali ke kabin belakang tempat para pelayan dan pengawal berada.     

Nathan Ryuu masuk kembali ke kamarnya dan memeluk pinggang Reiko dari belakang, berkata, "Bagaimana? Apakah kau menyukai kamar ini?"     

Reiko menoleh dengan gugup sambil berkata, "Ke-kenapa kita malah bepergian? Malam hari, pula!"     

"Ayo berbulan madu," bisik Nathan Ryuu di dekat telinga istrinya.     

"Bu-bulan madu? Tapi aku kan sedang sibuk persiapan deb—"     

"Ssshh … jangan pikirkan itu dulu selama di sini, oke? Aku sudah menghubungi pemilik G&G dan kau boleh cuti seminggu."     

"Se-seminggu! Seminggu, katamu?"     

"Ya, walau sebenarnya aku menginginkan satu bulan, tapi si nyonya galak itu tidak mengijinkan dan hanya membolehkan seminggu saja."     

Reiko menatap kosong ke suaminya. Nathan Ryuu sampai menghubungi Nyonya Revka secara pribadi untuk perjalanan dadakan ini? Seperti apa obrolan antara suaminya dengan pemilik G&G?     

Ohh tidak! Reiko baru teringat, bahwa ia belum jujur pada pemilik G&G mengenai dirinya yang telah bersuami! Dengan begini, bukankah akhirnya Nathan Ryuu yang membuka status mereka di depan Nyonya Revka? Ya ampun, apakah dia nantinya akan mendapatkan hukuman?!     

"Sayank, kenapa wajahmu seperti syok begitu? Kau mengkhawatirkan apa, hm? Cobalah untuk membuang semua pikiran burukmu dan kita akan nikmati bulan madu kita. Maaf jika bulan madu ini tertunda cukup lama." Suara merdu nan lembut Onodera muda terus mengalun mengelus pendengaran Reiko.     

Namun, bagaimana bisa Reiko bertenang hati? Dia ditengah masa-masa persiapan debut grupnya. Apalagi dia belum sempat meminta ijin pada pemilik G&G mengenai status dirinya dengan Nathan Ryuu.     

Terlebih … gossip itu!     

Bagaimana bisa sang suami malah membawa dia bepergian bulan madu ketika dia masih kesal mengenai gossip itu? Ohh! Reiko paham sekarang! Nathan Ryuu hendak mengalihkan pikiran dia mengenai gossip itu dengan bulan madu ini!     

Segera, pandangan Reiko berubah tajam dan sengit ke Nathan Ryuu. Ia melepaskan pelukan suaminya dan berkata, "Kau mengalihkan topik! Kau berusaha mengalihkan perhatianku, ya kan Ryuu?"     

"Mengalihkan topik? Mengalihkan perhatianmu? Maksudmu apa, sayank?" Bukannya surut, tuan muda Onodera malah maju mendekat lagi ke Reiko yang bergerak mundur.     

"Ryuu, stop menutupi ini dan ingin mengalihkan isu!" Reiko mengerutkan kening dengan pandangan marah.     

"Kenapa wajahmu seperti itu, sayank? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Nathan Ryuu terus melangkah maju perlahan demi perlahan.     

Reiko juga melangkah mundur pelan-pelan agar bisa menjaga jarak dari suaminya. "Kau masih ingin mengelak dan mengaburkan topik?"     

"Sayank, aku sungguh tak paham dengan ucapanmu? Kenapa sepertinya aku dijadikan tertuduh di sini? Ada apa, Rei sayank?" Nathan Ryuu bergerak cepat dan menangkap pinggang istrinya dan meniadakan jarak antara mereka.     

Reiko menggeliat berontak dalam rengkuhan dua lengan suaminya sambil berkata, "Kau sengaja mengajakku pergi bulan madu untuk mengaburkan perselingkuhanmu?"     

"Perselingkuhan? Perselingkuhanku, sayank? Mana berani aku berselingkuh darimu? Itu sungguh sesuatu yang mustahil aku lakukan, sayank." Nathan Ryuu memajukan wajahnya agar bisa menjangkau bibir sang istri.     

Namun, Reiko menolak bibir suaminya dengan menoleh ke arah lain. "Jangan bersandiwara lagi, Ryuu! Aku sudah melihat beritamu dengan si nona kaya itu! Kalian begitu populer dan memenuhi seluruh portal berita!"     

"Ahh … rupanya itu yang sedang mengganggu pikiranmu, cintaku." Nathan Ryuu tersenyum nakal. "Aku pikir hal serius apa, ternyata hanya omong kosong itu."     

"Omong kosong?" Reiko mengulang dengan nada tanya.     

"Bila aku katakan bahwa berita itu hanya sebuah kebohongan dan itu dibuat-buat oleh si perempuan yang ingin menjebakku, apakah kau bersedia mempercayai ucapanku ini?" tanya Nathan Ryuu tanpa mau melonggarkan belitan lengannya pada tubuh Reiko.     

"Aku … aku …." Kini, Reiko yang bimbang. Dia menatap mata suaminya. Meski mata itu sedang menatap dia dengan kerlingan nakal, namun secara samar-samar … Reiko seakan mendapati keseriusan di pancaran mata itu.     

Apakah … ucapan suaminya memang benar? Itu hanya berita bohong dan dibuat si perempuan untuk menjebak suaminya?     

"Anghh!" Belum sempat Reiko memikirkan lebih mendalam, mendadak saja dia memekik kecil ketika tubuhnya dihempas ke belakang, sehingga jatuh di atas tempat tidur empuk dan luas itu.     

Lalu, mengalunlah lagu film Aladdin dari mulut Nathan Ryuu ketika pria itu menyusul ke ranjang, menindih tubuh Reiko.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.