Inevitable Fate [Indonesia]

Memikirkan Saran Menikah



Memikirkan Saran Menikah

0"Kalian, kenapa kalian tidak menikah saja?"     
0

Kalimat dari ibunya itu terus berdengung lirih di benak Runa. Menikah. Me-ni-kah.     

Runa terus saja merenungkan kata 'menikah' tadi. Sebuah kata yang pastinya akan membawa perubahan besar dalam kehidupannya.     

Apalagi, ketika tadi ibunya terus memberikan persuasi mengenai menikah.     

"Kau akan lebih aman dan terlindungi dengan menjadi istri orang, Runa. Apalagi dia lelaki yang menyayangimu. Dia sudah mapan?"     

Runa pun menceritakan mengenai Zuko pada ibunya, dan itu membuat sang ibu makin gencar memberikan bujukan menikah padanya.     

"Apalagi dia sudah mapan, sudah punya rumah pribadi, sudah punya mobil juga, dan sepertinya dia pekerja keras, seperti dirimu. Kalian pasti sangat berjodoh dan cocok! Ibu yakin itu."     

"Untuk apa ditunda-tunda lagi? Kalian ingin menunggu berapa lama lagi, huh? Menikah itu bagus, Nak."     

"Tak usah terpaku dengan berapa lama kalian berpacaran. Kalau memang sudah saling cocok, saling sayang, kenapa tidak meski baru berpacaran sebulan?"     

"Menikah itu bukan berdasarkan usia pacaran kalian tapi berdasarkan seberapa kalian saling membutuhkan, seberapa kalian saling menyayangi dan menginginkan satu sama lain."     

Runa terus mengulang ucapan-ucapan dari ibunya yang membombandir telinganya tadi.     

-0-0—00—0-0-     

"Kalian, apakah sudah mulai membuat kanal grup di Yutub dan media sosial lainnya?" tanya Maida pada anggota Synthesa yang baru menyelesaikan latihan dance mereka.     

"Sudah, Maida-san." Tami mengangguk.     

"Bagus kalau begitu." Maida mengangguk puas dan melanjutkan, "Agensi ingin kalian mulai aktif di media sosial untuk mempromosikan grup kalian menjelang debut ini. Alangkah bagusnya kalau Synthesa sudah dikenal publik sebelum debut, sehingga ketika nanti kalian debut, mereka menyambut dengan antusias."     

Semua anggota mengangguk.     

Setelah itu, Maida pun pergi dan tinggallah kelima anggota Synthesa di ruang latihan itu.     

"Hei, bagaimana jika kita meng-cover beberapa dance lagu terkenal?" usul Tami.     

"Ahh, ya benar! Itu lazim dilakukan grup Kpop baru saat pra-debut, kan?" Reiko menyahut.     

"Yup, benar, benar! Dan Vidlive kita pun sekarang sudah banyak mendapatkan penonton." Tami ikut berkomentar.     

"Kita bisa lakukan cover dance sendiri-sendiri atau grup untuk konten di kanal Yutub kita." Rurika pun ikut memberikan saran.     

"Aku setuju!" Aoi mengangkat tangan dengan antusias.     

"Nah, siapa yang ingin pertama-tama mengisi kanal dengan konten cover dance?" tanya Tami sambil menatap semua anggota Synthesa.     

"Biar aku coba." Reiko mengangkat tangan. "Aku pernah ikut lomba cover dance meski hanya juara 3. Tapi, sepertinya itu layak dijadikan konten, kan?"     

"Ohh, tentu saja, Rei-chan!" Tami mengangguk senang. "Apakah itu lagu Kpop?"     

"Tidak. Itu lagu Jepang, genre pop EDM." Reiko mengambil ponselnya dan mencari video cover dance dia yang masih tersimpan file-nya di dalam galeri ponselnya. Lalu, dia tunjukkan itu ke mereka.     

"Wah, kau cantik sekali di situ, Rei-chan!" Aoi berkomentar dengan mata berbinar.     

"Rei-nee sungguh manis." Yuka yang pemalu sampai bisa berkomentar juga meski dengan suara lirih.     

"Umh!" Yang lainnya setuju mengenai itu.     

"Oke, akan pakai video ini?" tanya Tami pada Reiko.     

Reiko menggeleng. "Aku akan merekam baru saja. Mungkin dengan baju dan dandanan berbeda." Ia masih merasa sakit hati akan penampilan dia yang mendapatkan kritik tak enak mengenai dadanya pada saat itu.     

Karena ingin menghapus kenangan penampilan itu, Reiko ingin menggunakan penampilan lainnya.     

"Baiklah, aku serahkan hal ini padamu. Kau bisa lekas menghubungi Winston untuk perekamannya." Tami memberikan saran.     

"Ya, memang harus memakai tenaga Winston agar nanti hasil video rekamannya bagus." Reiko mengangguk. Winston Lau adalah tenaga dokumentasi di G&G untuk menangani Synthesa. Karena pekerjaannya berkaitan dengan dokumentasi, maka selain memotret, dia juga bisa digunakan untuk membantu merekam video bagi anggota Synthesa.     

Selama ini, anggota Synthesa beberapa kali membuat video pendek di Tic Tac, hanya sekadar video pendek menampilkan dance yang sedang trending di Tic Tac saja.     

Tanggapan publik di Tic Tac mereka pun berlimpah mengatakan mereka manis dan imut. Banyak juga yang tak sabar ingin melihat debut mereka nantinya.     

"Nah, untuk lainnya yang ingin membuat cover dance, buat saja, jangan ragu-ragu. Lagu apapun, terserah." Tami menegaskan mengenai ini. Dia ingin akun media sosial Synthesa memiliki banyak konten yang menghibur sekaligus membuat pemirsanya penasaran pada Synthesa.     

-0-0—00—0-0-     

"Tuan, ada yang menunggu Anda di kantor." Itachi menghubungi Nathan Ryuu.     

Lelaki Onodera yang sedang bersantai menonton televisi di penthouse siang itu, mengerutkan keningnya dan bertanya balik ke sekretaris utamanya, "Siapa?"     

"Dia mengaku bernama Hanji Amiko." Itachi menyebut sebuah nama.     

Segera, Nathan Ryuu memijat keningnya. Akhirnya, gadis ambisius itu datang juga ke kantornya. "Hghh … yah, tolong minta dia untuk pulang saja karena aku tidak ingin menemuinya."     

"Tuan, dia membawa formulir pendaftaran ke kantor ini."     

"Ohh? Dia melamar kerja di SortBank?"     

"Benar, Tuan. Apakah Tuan ingin menolaknya?"     

"Ya, tolak saja, tapi lakukan dengan halus, jangan sampai dia tersinggung."     

"Apakah karena dia putri dari Tuan Hanji?"     

"Ya, benar. Dia anak Tuan Hanji."     

"Kenapa dia malah melamar bekerja di tempat Tuan?"     

"Tanyakan saja sendiri padanya. Ya sudah, aku sudahi dulu, yah! Urus itu dengan benar, Itachi."     

"Ya, Tuan."     

Akeno melirik ke Itachi ketika dia sedang di dekat meja sang atasan, hendak memberikan dokumen yang diminta Itachi tadi. Dia sekalian menguping pembicaraan Itachi dengan Nathan Ryuu di telepon.     

"Sudah puas mengupingnya?" tanya Itachi setelah dia meletakkan gagang telepon ke tempatnya semula.     

Akeno segera melonjak gugup, berkata, "A-ano … ini … ini formulir yang Bapak inginkan. Semuanya sudah saya atur dengan rapi."     

"Hm, bagus. Sana, kembali saja ke mejamu," usir Itachi sebelum dia bangkit dari kursinya dan berjalan ke pintu keluar ruangan. Dia harus menemui Hanji Amiko sendiri untuk menolak gadis itu sesuai dengan perintah sang majikan.     

"Heh? Mau ke mana, Itachi-san?" tanya Zuko ketika melihat Itachi melangkah keluar ruangannya saat dia sendiri hendak masuk ke sana.     

"Tak ada urusannya denganmu," sahut Itachi.     

"Aku melihat anak dari Tuan Hanji ada di ruang HRD. Kenapa begitu, yah?" Zuko mengerutkan kening sembari memiringkan kepala, berpikir.     

"Kau kenal dia?" tanya Itachi, seketika penasaran.     

"Tidak kenal baik, sih! Tapi tahu bahwa gadis itu ikut ayahnya ke Pulau Jeju saat Bos diundang ke sana beberapa hari lalu. Dia bahkan ikut menumpang jet milik Bos ke jepang."     

"Apakah Tuan akrab dengannya?" Itachi mengorek keterangan.     

"Akrab? Aku tidak merasa seperti itu. Malah aku merasa Bos seperti … menghindarinya. Di pesawat saja, Bos malah memilih tidur di kamarku ketimbang di kamar pribadi dia. Aneh, kan? Aku sampai bingung." Zuko menceritakan mengenai sepenggal kejadian di jet pribadi Onodera petang itu.     

Hanya dengan menghubungkan ini dan itu, Itachi langsung paham. Rupanya Hanji Amiko ingin mengejar sang majikan namun majikannya sudah paham dan menghindar lebih dulu.     

Baiklah, kini Itachi tahu harus bagaimana menghadapi wanita pengejar ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.