Inevitable Fate [Indonesia]

Zuko Masuk ke IGD



Zuko Masuk ke IGD

0Ketika Runa diantar Zuko ke apatonya, tidak disangka-sangka, ada Yoji di sana.     
0

Siapa itu Yoji? Dia adalah kencan buta Runa beberapa waktu silam yang memperkosa Runa di malam usai mereka berkencan. Hal itu sungguh menimbulkan rasa trauma pada Runa sehingga dia tidak ingin lagi bergabung ke aplikasi kencan atau situs sejenis itu.     

Yang membuat Runa merinding, Yoji tak hanya hadir di depan pintu apatonya, namun juga seperti berusaha memasukkan sesuatu di celah kunci gesek di sana.     

Melihat Runa dan Zuko memergokinya, Yoji terkekeh meski gugup dan berusaha lari. Tapi, pria jahat itu masih sempat mengucapkan kata-kata tak pantas mengenai dia dan Runa di depan Zuko.     

Yoji hendak lari kabur dari sana karena sudah terpergok, apalagi ternyata Runa tidak sendirian saja, namun Zuko berusaha mencekal hingga mereka bergulat dan Zuko rubuh di lantai sambil memegangi perutnya. Sedangkan Yoji, dia lekas kabur dari sana.     

Runa tidak menggubris Yoji dan lebih memilih untuk melihat kondisi Zuko. "Pak! Pak Zuko! Anda baik-baik saja?" Ia begitu cemas melihat Zuko yang terbaring melengkung bagai udang di lantai dan mengerang.     

"Errghhh …." Zuko bukannya menjawab, malah mengerang.     

Kecemasan Runa bertambah sekian kali lipat ketika matanya melihat adanya darah di telapak tangan dan area kemeja di bagian perut Zuko. "Pak! Anda berdarah!" jerit Runa dan segera mengambil ponsel untuk menghubungi ambulans.     

.     

.     

Di depan ruang IGD, Runa terus mondar-mandir karena Zuko sedang ditangani di dalam sana. Apakah kondisi lelaki itu parah? Ketika di ambulans tadi, Zuko dinyatakan tertusuk di bagian perutnya dan tangannya juga terluka.     

Duh, bagaimana ini? Runa gelisah bukan main. Melihat ke jam, ini sudah jam 9 malam lebih. Ia ingin menelepon Reiko, tapi sepertinya Reiko pasti belum pulang dari jadwal trainee dia. Kalaupun sudah pulang, tentu sahabatnya itu sudah lelah, kan?     

Akhirnya, karena tak ingin mengganggu Reiko, Runa memutuskan akan menelepon Akeno saja. Ia pun segera menekan nomor Akeno, berharap rekan sejawatnya itu bisa menenangkan hatinya yang berdebar kencang begini sambil mengabarkan hal mengenai Zuko.     

"Moshi moshi, Akeno-san! Tolong aku, kumohon, tolong tenangkan aku." Runa malah mulai terisak dan suaranya panik begitu Akeno mengangkat teleponnya.     

"Ru-Runa-san! Ada apa? Kenapa? Kau kenapa?" Akeno yang saat itu sedang ditindih Itachi, segera menepis pria itu ke samping dan dia bangkit duduk di tepi ranjang.     

"P-Pak Zuko. Pak Zuko …."     

"Ada apa dengan Zuko-san?"     

"Pak Zuko ditusuk dan terluka."     

"Heh?! Zuko-san ditusuk dan terluka?" Akeno menjerit kaget. Kening Itachi segera berkerut. "Kenapa itu bisa terjadi?"     

"Tadi … tadi Yoji mendatangi apatoku … kau … kau ingat Yoji, kan?"     

"Tunggu, apa itu yang pernah memerkosamu usai kencan?" Akeno mulai ingat lagi dengan pria bernama Yoji yang pernah diceritakan Runa. Mendengar itu, Itachi semakin penuh tanda tanya, lelaki itu kemudian bangun dari kasur dan mulai memakai kemejanya.     

"Y-ya, itu dia." Lalu, Runa menceritakan apa yang tadi terjadi antara Zuko dan Yoji.     

"Ayo!" bisik keras Itachi ke Akeno saat dia sudah selesai berpakaian lengkap.     

"Beritahu aku rumah sakitnya di mana, Runa-san!" Akeno ikut bangkit dari kasur dan berjalan ke kamar mandi untuk membereskan penampilannya dan bersama dengan Itachi, mereka turun ke bawah dan masuk ke mobil Itachi.     

Berdua, mereka mendatangi rumah sakit tempat Zuko ditangani.     

Bertemu dengan Runa di depan IGD, Akeno memeluk Runa yang menangis. Sementara itu, Runa menepiskan keheranan dia kenapa ada Itachi juga. Ia masih kalut mengenai keadaan Zuko.     

"Ceritakan padaku dengan lengkap mengenai kejadian itu, Runa." Itachi segera mendekat ke Runa yang menangis di pelukan Akeno. Runa pun mulai bercerita mengenai insiden tadi. "Lalu … tentang pria itu, beritahu aku nama lengkap dia, apa kau mengetahuinya?"     

"Sepertinya aku masih memiliki biodata dia, tunggu sebentar." Runa mengecek ke ponselnya dan membuka kembali situs kencan terkutuk itu. Ia lupa untuk menghapus situs itu dari ponselnya, tapi dengan itu dia bisa mencari Yoji. "Ini." Runa menyerahkan ponselnya dengan foto Yoji dan biodatanya di situs itu. "Aku tak tahu apakah itu biodata asli atau bukan."     

Itachi mengambil ponsel itu dan lekas melakukan screen shot dan mengirimkan file foto Yoji ke ponselnya sendiri menggunakan Bluetooth. "Runa, apakah benar lelaki ini memperkosamu?"     

Runa menatap ragu dan takut pada atasannya, apalagi Itachi menatap dengan tajam padanya, mana mungkin dia tidak gemetar.     

"Runa-san, tak apa, ceritakan saja pada dia." Akeno mengelus lengan Runa.     

"I-iya, Pak Itachi. Dia … dia pernah me-melakukan itu setelah acara kencan kami …." Runa tertunduk antara malu luar biasa dan takut.     

"Aku akan mencari dia, kalian tetaplah di sini dan kabari aku jika bocah itu sudah keluar dari IGD." Itachi menyimpan ponselnya sembari bersiap pergi. "Akeno, kau nanti bisa memanggil taksi, kan? Ahh, tak usah, aku akan suruh sopir untuk menjemput kalian saja. Tetap di sini, yah!"     

Akeno hanya mengangguk dan memeluk Runa yang masih gemetaran karena syok.     

Itachi bergegas dengan mobilnya. Ke mana lelaki itu? Tentunya dia akan pergi ke intel milik bosnya untuk menyelidiki dan mencari lelaki itu. Namun, sebelum itu, dia akan ke apato Runa dulu untuk mencari tahu apakah di sana ada cctv di lorong tempat unit yang ditinggali Runa.     

Sesampainya di apato Runa, Itachi bergegas ke pengelola apato yang bertempat tinggal di lantai paling atas di gedung itu dan menyatakan keinginannya untuk memeriksa apakah ada cctv di depan unit Runa.     

"Cctv? Hm, aku tak begitu yakin apakah itu masih berfungsi atau tidak. Aku akan coba tanyakan ke petugas keamanannya dulu." Pengelola itu pun menelepon petugas keamanan untuk menanyakan apakah cctv mereka masih berfungsi. Setelah mendapatkan jawaban mengenai itu, dia kembali ke Itachi dan berkata, "Masih, Tuan, untung saja masih berfungsi meski agak buram, katanya."     

"Bawa aku ke kantor keamanan gedung ini, biarkan aku memeriksanya." Itachi bersikeras.     

Karena pengelola itu masih ingat bahwa Itachi adalah orang kepercayaan dari lelaki kaya yang masih memiliki unit di gedung ini, ia tak berani membantah dan mengantar Itachi ke ruangan keamanan. "Tunjukkan rekaman cctv sekitar satu jam lalu."     

Petugas keamanan di sana patuh dan segera mencari rekaman cctv di lorong yang dimaksud dalam kurun waktu satu jam silam.     

Mata Itachi menajam ke layar ketika dia melihat adanya pergulatan di sudut lorong. Memang agak buram dan jauh dari kamera cctv-nya, tapi tetap saja itu masih bisa terlihat. "Berikan copy rekaman itu ke aku, tentu bisa kan?"     

Petugas melirik ke pengelola gedung dan si pengelola mengangguk. Tak lama, rekaman itu pun sampai di tangan Itachi. Lelaki itu pun pergi dari sana membawa bukti rekaman itu.     

Ketika di mobil, dia menghubungi Nathan Ryuu. "Tuan … ada insiden tak mengenakkan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.