Inevitable Fate [Indonesia]

Tidak Bisa



Tidak Bisa

0janhokhan donghwa soge ppajideut .. witaerobge Fallin down (Seperti jatuh ke dalam dongeng yang kejam .. jatuh dengan penuh bahaya)     
0

- Russian Roulette by The Boyz -     

=========     

Dari Nyonya Revka, Ronin pun akhirnya tahu bahwa ternyata Rurika mencintainya. Gadis itu ternyata membalas perasaannya! Ini sungguh tidak terduga bagi Ronin.     

Dan, bagaimana cara Nyonya Revka bisa mengetahui isi hati gadis itu? Ahh, terserah saja cara dari wanita itu, yang penting dia sudah mengetahui dengan pasti mengenai perasaan sesungguhnya dari Rurika. Itu yang paling penting.     

Namun, jika dia ingin tetap menggenggam Rurika, apakah itu bisa diterima oleh pemilik G&G? Bagaimana pun juga, Rurika terikat kontrak yang di salah satu pasalnya tidak diijinkan menjalin cinta, terutama dengan sesama orang di G&G.     

Karenanya, Ronin membulatkan tekadnya dan berkata ke Nyonya Revka disertai wajah serius, ""Ijinkan saya keluar dari G&G, Nyonya. Tapi aku mohon kebaikan Nyonya untuk membiarkan kami tetap menjalin cinta."     

Alis Nyonya Revka terangkat tinggi-tinggi dengan mata birunya melebar beberapa persen. "Kau yakin?"     

"Ya, Nyonya. Aku yakin." Ronin mengangguk tegas.     

"Tapi aku tidak ingin kehilangan pegawai sepertimu. Yah, meski aku dapat menggantimu dengan 100 orang yang lebih darimu, tapi aku sudah terlanjur menyukai kinerjamu di sini. Lupakan saja dia, oke! Kalian tak akan sanggup bertahan sampai kapanpun." Tangan Nyonya Revka mengibas-kibas seakan sedang meremehkan ucapan Ronin.     

"Tidak, Nyonya. Jika memang Rurika mencintaiku, aku akan memperjuangkannya." Mata Ronin terlihat penuh bara semangat dengan tekad kentalnya untuk berjalan bersama Rurika di jalan cinta.     

"Apa kau yakin dia akan menerimamu?" tanya Nyonya Revka. Melihat Ronin terdiam, dia melanjutkan, "Dia mungkin mencintaimu, tapi dia belum tentu menginginkanmu dan berjalan bersamamu meniti kehidupan cinta seperti layaknya orang lain. Ingat, dia adalah calon idol. Apa kau pikir mudah berpacaran dengan idol? Hubungan kalian hanya akan menghambat Rurika saja, percayalah!"     

"Kami … kami akan mencobanya." Ronin mengangguk tegas.     

Namun, Nyonya Revka tidak kendur membujuk agar dia menyerah. "Kau tahu, idol harus terus fokus pada pekerjaannya. Mereka harus melayani fans, harus berlatih siang malam tanpa henti, harus melakukan tur dan segala kegiatan idol lainnya. Aku tak yakin kalian bisa bertahan. Aku sudah begitu banyak menyaksikan kisah cinta selebritis dan orang jelata sepertimu hanya berakhir tragis dan menyedihkan."     

Ronin terdiam. Mau tak mau, dia harus mengakui ucapan Nyonya Revka ada benarnya. Rurika nantinya akan sangat sibuk ketika debutnya terjadi. Apakah dia bisa terus mendampingi Rurika setiap saat nantinya saat Rurika harus fokus pada semua jadwal yang diberikan agensi?     

Atau … dia hanya akan menjadi penghalang, menjadi penghambat Rurika saja?     

"Maka dari itu, Ronin, aku sarankan padamu agar menyerah saja, dan kubur dalam-dalam perasaan romantisme itu. Aku juga sudah bicara mengenai ini dengan Rurika, dan dia memilih karir idolnya ketimbang dirimu. Dia menyatakan itu sendiri di depanku ketika aku menemuinya di rumah sakit." Nyonya Revka menambahkan, "Dia memang mencintaimu tapi belum siap untuk menjadi pasanganmu. Paham, kan?"     

Terdiam atas ucapan Nyonya Revka mengenai Rurika, Ronin tertunduk sembari meremas jemarinya dalam kepalan di pangkuan. Ternyata Rurika lebih memilih karir idolnya ketimbang dirinya.     

Kecewa juga sakit. Namun, itu pastinya wajar, sungguh wajar. Rurika telah berjuang berbulan-bulan lamanya di sini untuk menjadi idol, sudah mengeluarkan darah dan air mata untuk sampai ke tahap ini.     

Maka, tak aneh jika Rurika memilih meneruskan karir idolnya ketimbang berpacaran dengan lelaki biasa seperti dia.     

Sepertinya, mau atau tidak mau, Ronin harus menerima keputusan Rurika. Dia harus menghargai upaya besar Rurika selama ini. Dia memang tak boleh mengganggu gadis itu, dia tak boleh menjadi penghambat Rurika.     

.     

.     

Sepeninggal Ronin, ternyata Tuan Djanh masuk kembali ke ruangan pribadi istrinya.     

"Untuk apa kau ke sini lagi, Djanh, jangan ganggu aku, aku sedang pusing!" Nyonya Revka memijat tengkuknya sambil tetap duduk di kursinya dengan pandangan malas ke arah sang suami.     

"Kitty sayank, justru dalam kondisi kau seperti itulah, aku sangat dibutuhkan." Tuan Djanh segera berada di belakang sang istri dan sigap memijit leher belakang dan bahu Nyonya Revka usai menyibak rambut pirang bergelombang milik istrinya.     

"Hmmhh … baiklah, kali ini aku ijinkan kau begini di sini." Nyonya Revka memejamkan mata sambil menikmati pijitan suaminya.     

"Memangnya apa yang membuatmu pusing, kitty sayank? Pria kecil tadi?" tanya Djanh.     

"Yah, dia dan salah satu anggota grup baruku." Nyonya Revka patuh saja ketika dia ditarik ke sofa dan duduk memunggungi suaminya agar pemijatan bisa lebih leluasa, menjangkau hingga ke punggung.     

Nyonya Revka pun menceritakan mengenai hubungan Ronin dengan Rurika.     

"Hm, menurutku, sebaiknya kau jangan terlalu keras pada mereka, sayankku."     

"Tapi, Djanh, mereka tak akan berhasil! Apalagi Rurika sebentar lagi debut dan dia akan sangat sibuk dengan banyak jadwal idol dia nantinya. Mereka tak akan bertahan. Kalau sampai mereka putus, pasti akan ada drama selanjutnya dan aku malas membayangkan itu, Djanh."     

"Tapi, kitty sayankku … yang namanya perasaan itu tidak bisa dibendung, ya kan? Apa kau lupa bagaimana dulu kita bisa bersatu, hm?"     

Nyonya Revka segera saja mengingat momen dia dengan sang suami. Awalnya mereka adalah musuh dan kemudian Nyonya Revka menyediakan dirinya untuk menolong sepupunya yang 'ditawan' Djanh.     

Hubungan panas antara mereka pun terjadi hingga Nyonya Revka hamil dan Djanh tidak diketahui keberadaannya dan membuat Nyonya Revka nekat mendatangi hunian orang tua Djanh untuk mengatakan mengenai kehamilan dia, dimana di sana ada istri Djanh dan selir-selirnya yang mencemooh Nyonya Revka.     

Pada akhirnya, Djanh membuang semua istri dan selirnya dan hanya mengakui Nyonya Revka saja sebagai istri satu-satunya sampai sekarang.     

"Bukankah kita dulu juga nekat mengambil jalan bersama ini, sayank? Meski sempat ditentang orang tuaku, hm? Tapi kita bisa berhasil hingga muncul banyak anak dari hasil cinta kita, kan?" Tuan Djanh mengelus leher istrinya dan mulai menciumi di sana.     

"Djanh … hmmm … jangan ngawur! Ini kantorku!"     

"Aku tahu, makanya aku ingin melakukan ini di sini."     

"Djanh! Arghh … mmghh … kau memang bajingan! Aanghh!"     

"Sshhh, jangan terlalu kencang teriakanmu, sayank, meski aku suka dengan jeritanmu setiap aku menindihmu, hi hi, tapi saat ini coba untuk lebih senyap, oke?" bisik Tuan Djanh sambil melucuti pakaian istrinya dan pakaian dia sendiri.     

-0-0—00—0-0-     

Rurika sudah kembali ke dorm dan menjalani latihan seperti biasa meski member lainnya terus menasehati agar dia tidak lagi terlalu keras berlatih agar tidak kolaps seperti sebelumnya.     

"Sudah, ini sudah satu jam lebih kau berlatih pribadi, Ruri. Ayo, sekarang kau harus makan dulu, oke?" Aoi menarik tangan Rurika ketika mendapati gadis itu masih saja berada di ruang latihan, sendirian.     

"Sebentar lagi. Kau pergilah dulu, nanti aku menyusul." Rurika menepis pelan tangan Aoi.     

"Baiklah kalau begitu, janji yah cuma sebentar!" Aoi pun pergi meninggalkan Rurika sendirian lagi di sana.     

Rurika baru saja kembali menari selama belasan menit ketika ada seseorang masuk ke ruang itu.     

Ronin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.