Inevitable Fate [Indonesia]

Hancurnya Luis



Hancurnya Luis

0Luis ditangkap polisi dengan tuduhan membawa narkoba dan juga pil terlarang. Tak hanya itu saja, dia juga dituduh memperdaya gadis di bawah umur memasuki klub.     
0

Meskipun Luis sudah meminta pengacara untuk dirinya, tetap saja itu tidak menolong dia dari jeruji penjara.     

Berita itu tentu saja sampai ke G&G. Di sana cukup kacau mengetahui berita penangkapan Luis dan pasal yang dituduhkan.     

Reiko menghampiri Yuka. Gadis lugu dan malang itu menangis sambil memeluk Reiko saat mereka berduaan saja.     

"Terima kasih, Nee-chan … terima kasih, hiks! Kini aku bisa tenang, hiks!" Betapa bersyukurnya Yuka ketika dia melihat berita penangkapan Luis.     

"Ya, semua sudah baik-baik saja, Yu-chan. Kau bisa hidup tenang dan fokuslah pada karir idolmu ini, oke!" Reiko mengusap air mata Yuka dengan usapan lembut, bagai kakak ke adik tersayang.     

Yuka mengangguk. "Ternyata, berbicara pada Nee-chan memang hal paling tepat untukku." Ia tersenyum meski masih menyisakan air mata di wajahnya.     

Reiko terkekeh, "Maka dari itu, jika kau memiliki masalah apapun, jangan ragu mencari orang yang kau percayai dan ungkapkan semua bebanmu agar kau lega dan siapa tahu mendapatkan solusinya."     

Sebenarnya, Reiko sendiri tak tahu bagaimana cara suaminya bisa membuat Luis mengalami hal itu. Ditangkap di klub dengan tuduhan kepemilikan narkoba dan obat terlarang.     

Tapi yang dia ketahui, bahwa suaminya memang sangat luar biasa hebatnya. Hanyalah kemalangan saja bagi orang-orang jahat jika mereka bertemu dengan Nathan Ryuu dan diurus dengan 'baik' oleh si Onodera bungsu itu.     

Aoi dan Tami melihat Reiko yang memeluk Yuka yang terisak. Mereka pun mendatangi dengan cepat.     

"Kenapa, Yuka?" tanya Aoi dengan raut cemas.     

"Yuka-chan, apa kau sakit? Aku bisa mintakan ijin pada Maida-san." Tami sebagai leader tentu harus melakukan itu jika ada member yang sakit.     

"Tidak, tidak apa-apa." Yuka memunculkan wajahnya dari balik pelukan Reiko dan tersenyum riang. "Aku … aku hanya sedang menangis gembira."     

"Menangis gembira?" tanya Aoi dan Tami berbarengan. Wajah mereka terlihat bingung.     

Reiko segera menyahut, "Yu-chan menangis gembira karena akhirnya dia sudah bisa menguasai dance untuk lagu debut kita." Ia saling bertatapan dengan Yuka menggunakan kode mata. Yuka paham dan mengangguk saja.     

"Ohh, syukurlah." Aoi pun ikut memeluk keduanya, disusul Tami dan mereka berempat pun tertawa riang.     

"Ehh, karena si pelatih mesum itu sudah ditangkap polisi dan akan masuk ke penjara, tentunya kita akan mendapatkan pelatih baru, ya kan?" Aoi teringat ini dan mengatakannya.     

Tepat ketika mereka hendak membicarakan hal ini, muncullah Maida, manajer harian mereka. "Kalian, silahkan berkumpul dulu di ruang fitness."     

Keempat gadis itu pun mulai masuk ke ruang fitness.     

"Mana Rurika?" tanya Maida.     

"Dia … mungkin akan datang setengah jam lagi," jawab Tami.     

"Setengah jam lagi?" Maida mengerutkan kening karena heran.     

"Ya, itu sudah biasa, Maida-san. Bahkan, biasanya tuan putri Rurika akan datang bersama-sama dengan Luis." Aoi menambahkan.     

Mata Maida membola lebar mendengar penuturan dari Aoi dan Tami. Benarkah itu terjadi di dorm ini? Maida tidak menyangka sama sekali.     

Memang, Maida beberapa bulan terakhir ini tidak banyak memantau kegiatan para member Synthesa seperti dulu di awal-awal, dimana dia akan duduk dan mengamati kegiatan seluruh jadwal member.     

Ternyata, ketika Maida sudah mempercayakan semua hal ke para member, ada yang bandel. Ia pun menghela napasnya. "Ya sudah, kalau begitu, abaikan saja Rurika kalau dia tidak bisa tepat waktu dengan jadwal."     

Lalu, Maida menghubungi seseorang melalui ponselnya dan tak lama, muncul seorang wanita masuk ke ruang fitness. Wanita itu orang Asia namun tubuhnya berotot kencang dan tinggi.     

"Dia akan menjadi pelatih fitness kalian yang baru. Silahkan." Maida mempersilahkan wanita itu untuk maju memperkenalkan diri.     

Wanita berotot itu maju ke depan dan senyum ramahnya menyertai ketika dia berkata, "Halo, aku Cindy Yoh. Kalian bisa memanggilku Cece. Aku akan menjadi pelatih fitness kalian mulai sekarang, dan semoga kita bisa bekerja sama dengan baik."     

Para member pun menyapa Cindy dengan ramah dan saling memperkenalkan diri masing-masing.     

Dengan hadirnya Cindy sebagai pelatih fitness baru, member Synthesa merasa lega. Kini mereka tidak perlu lagi risih ketika fitness. Tidak perlu lagi merasa risih akan disentuh meski memakai ujung jari. Tidak perlu lagi merasa risih dipandang dengan tatapan lekat bagai hendak dilahap.     

Cindy, sebagai sesama perempuan, dia membuat semua member merasa nyaman dan tingkah Cindy juga tidak aneh atau berlebihan. Intinya, semua member Synthesa merasa cocok dengan gaya pelatihan Cindy.     

Mungkin hanya Rurika saja yang lebih sering cemberut sejak ada Cindy. Apalagi Aoi beberapa kali menggoda dia sehubungan dengan Luis.     

"Wah, tuan putri, apakah kau sudah menjenguk pacarmu di penjara?" Aoi memang berlidah tajam.     

"Tutup mulut busukmu!" desis Rurika dengan mata menatap sengit ke Aoi.     

Atau … "Tuan putri, sepertinya kau kesepian sekarang, yah!"     

Biasanya Rurika akan melotot sengit namun tak berani melakukan apapun pada Aoi dan memilih pergi saja dari Aoi. Apalagi, ada Tami dan Reiko yang akan melerai mereka.     

Sekarang, Reiko akan selalu menemani Yuka berlatih dance di malam hari usai semua jadwal mereka usai. Nathan Ryuu sudah mengetahui mengenai sang istri yang kini akan lebih larut pulang.     

-0-0—00—0-0-     

Suatu hari, datang berita mengenai Luis yang kritis karena kemaluannya dipotong paksa oleh sesama tahanan di lapas sehingga darahnya terlalu banyak yang keluar.     

Ketika dokter bertanya mana potongan kemaluannya agar bisa disambungkan kembali, ternyata potongan tadi sudah dihancurkan oleh si pelaku dan gerombolannya.     

Akhirnya, Luis pun harus merelakan benda kebanggaannya itu. Dia memang selamat, namun tanpa pusaka kebanggaan dia.     

Tak hanya itu saja penderitaan yang harus ditanggung Luis. Dia dijadikan 'pelacur' bergilir di penjara tersebut, terlebih karena tubuhnya mulai menyusut, otot-otot maskulin yang dulu dia miliki, karena tidak pernah dilatih intensif lagi sejak masuk penjara, otot itu pun menyusut dan tubuhnya menjadi seperti tubuh lelaki biasa saja.     

Ketika Reiko menerima kabar itu dari berita online dan juga selentingan rumor, dia entah kenapa, merasa lega dan puas. Lelaki seperti Luis memang tidak pantas dikasihani.     

Bahkan ketika polisi menyelidiki mengenai Luis di negara asalnya, ternyata dia memiliki beberapa track record sebagai pemangsa gadis remaja di bawah umur dari mulai usia 12 hingga 18 tahun.     

Nama Luis benar-benar 'dihancurkan', seperti halnya tubuhnya.     

Ketika Reiko terbaring nyaman di pelukan suaminya di kamar mereka, dia berkata, "Aku sudah mendengar berita dan rumor mengenai Luis."     

"Hm? Lalu … bagaimana menurutmu?" tanya Nathan Ryuu.     

"Rasanya aku ingin berterima kasih pada gerombolan narapidana yang melakukan itu padanya." Reiko lalu terkekeh dan melanjutkan, "Kira-kira aku jahat tidak sih kalau berkata seperti itu?"     

"Tentu saja tidak. Dia pantas mendapatkannya. Nah, sekarang, bagaimana caramu berterima kasih padaku, hm?"     

"Sepertinya aku melihat kostum baru di lemariku."     

"Ha ha ha … aku akan menunggu dengan sabar untuk itu."     

Reiko bangkit dan berjalan ke walk-in closet dia, ke depan lemarinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.