Inevitable Fate [Indonesia]

Jangan ke Sana!



Jangan ke Sana!

0Pagi sebelum Reiko pergi ke dorm, dia sempat membuatkan sarapan sederhana dahulu untuk suaminya.     
0

Melihat itu, Nathan Ryuu terharu dan memeluk pinggang sang istri sambil letakkan dagunya pada pundak Reiko. "Haruskah aku menyabotase dirimu hari ini, sayank? Kau begitu manis sampai aku tak rela kau pergi."     

Reiko menoleh sambil tangannya mengoleskan selai coklat ke ujung hidung suaminya. "Kau ini, jangan macam-macam atau aku tak mau lagi pakai kostum aneh-aneh kesukaanmu itu jika meladenimu."     

Mendengar ancaman kosong istrinya, Nathan Ryuu terkekeh. "Sayank, aku kemarin lihat kostum wonder woman yang sangat seksi. Rasanya aku ingin membelikan itu untukmu. Nanti aku akan pakai kostum superman. Bagaimana menurutmu?"     

"Apakah menurutmu aku memiliki opsi menolak mengenai hal semacam itu selama ini, Tuan Onodera?" goda Reiko sambil menoleh ke samping.     

"Ha ha, istriku memang yang terbaik! Selalu patuh dan menyenangkan suaminya." Nathan Ryuu mengecup pipi Reiko. "Baiklah, nanti aku pesan kostumnya kalau begitu."     

"Entah kenapa, aku seakan yakin bahwa tidak hanya kostum wonder woman saja yang akan kau pesan untukku, Ryuu." Dua alis Reiko berkerut lucu.     

"Ha ha ha!" Nathan Ryuu tertawa lepas. "Kau memang paling mengerti aku, sayank."     

"Kumohon, Ryuu … kau bahkan membuat lemari besar khusus hanya berisi kostum seksi untukku, astaga!" Reiko memutar matanya dan suaminya hanya tertawa.     

Di ruang walk-in closet besar di kamar mereka kini memang sudah berdiri tegak kokoh sebuah lemari besar yang di dalamnya hanya berisi pakaian cosplay milik Reiko yang dibelikan Nathan Ryuu. Mungkin jumlahnya sudah mencapai ratusan.     

Yah, ini juga tidak diduga sendiri oleh Nathan Ryuu, bahwa dia akan memiliki fetish jenis baru setelah beristrikan Reiko.     

Gara-garanya, Nathan Ryuu diperlihatkan salah satu foto cosplay Reiko jaman dulunya, dan dari sana imajiliar Onodera muda ini pun mulai tidak terkendali. Apalagi ditunjang tubuh indah Reiko yang semakin terlihat menggiurkan jika dibungkus pakaian cosplay apapun.     

Reiko pun lekas berangkat ke dorm sebelum suaminya benar-benar akan menyekap dia hari itu. Ia sudah mulai terbiasa dengan napsu besar yang dimiliki sang suami. Yah, asalkan itu hanya ditujukan pada dirinya saja, dia rela meski harus memakai kostum aneh macam apapun.     

Selama ini, Nathan Ryuu sudah begitu berjasa pada kehidupannya. Suaminya telah menumpukkan begitu banyak kebaikan terhadap dia, sehingga rasanya Reiko tidak akan bisa membalas semuanya meski dia menghabiskan seluruh umurnya di kehidupan ini.     

Maka dari itu, untuk bisa membalas kebaikan Nathan Ryuu, Reiko tidak keberatan ber-cosplay untuk suaminya. Toh, dulu itu juga adalah bidang yang pernah dia geluti meski tidak lama.     

Lelaki yang terangsang pada perempuan yang ber-cosplay itu sangat wajar. Oleh karenanya, Reiko tidak menganggap hobi atau fetish baru suaminya ini aneh.     

.     

.     

Sesampainya di dorm, semuanya berlangsung seperti biasa. Dia juga sudah bisa makin akrab dengan Yuka. Gadis pemalu itu sudah mulai bisa diajak berbincang agak panjang.     

"Wah, wah, sepertinya Yuka hanya bisa dilumerkan oleh Reiko saja, nih!" Aoi menggoda keduanya ketika dia lewat di depan Reiko dan Yuka yang mengobrol di atas sepeda statis di ruang fitness.     

Seperti biasanya, Luis dan Rurika akan datang terlambat dari jam yang ditentukan oleh jadwal. Mereka sudah tidak terlalu menggubris. Bahkan 4 gadis itu sudah tidak menganggap keduanya ada jika dua orang itu masuk ke ruang fitness bersama-sama.     

Aoi pernah berseloroh bahwa Luis dan Rurika sepertinya sudah tidak perlu repot-repot memberikan alasan mobil mogok atau macam apapun lagi pada mereka jika keduanya datang terlambat.     

Namun, Yuka ternyata masih melirik ke Luis beberapa kali secara diam-diam ketika Luis sedang bersama Rurika di ruangan itu. Ada yang membara di hatinya melihat adegan keduanya.     

Apakah Yuka mulai merasa cemburu akan kedekatan Rurika dan Luis?     

Tidak, dia sama sekali tidak cemburu. Dia justru membara akan amarah. Kenapa Luis harus merusak dirinya jika Luis sudah memiliki Rurika sebagai mainannya? Kenapa harus dia? Kenapa harus dia?     

Jika Yuka memiliki keberanian, ingin sekali dia merobek-robek Luis yang sering menampilkan wajah tertawa dan ramah bersahabat pada siapapun.     

Seakan, Yuka ingin berteriak keras-keras, "Jangan tertipu olehnya! Tidakkah kalian tahu, dia predator busuk! Dia predator! Jauhi dia!"     

Tapi, apa daya Yuka yang hanya seorang trainee saja? Baginya, Luis masih berada jauh di atas dia.     

Hingga di malam harinya, Yuka melangkah ragu-ragu ke arah ruang dance. Apakah dia harus datang ke sana? Dia tidak ingin! Dia tidak ingin! Tapi, Luis sudah mengancam dia agar dia patuh datang ke ruang itu setiap malam agar bisa 'disantap' Luis.     

Jika dia tidak datang memenuhi 'tugasnya', Luis mengancam akan memerkosa anggota Synthesa lainnya sebagai pengganti dirinya. Dengan ancaman semacam itu, mana bisa Yuka berani tidak datang.     

Tetapi, malam ini, dia seakan begitu enggan masuk ke ruangan itu. Dia tidak mau! Dia sudah lelah dijadikan mainan seks bagi Luis! Dia ingin bebas. Dia ingin lepas dari Luis! Dia ingin—     

"Yuka, ei … Yuka?"     

Yuka terkesiap sampai terlonjak kecil dan menoleh ke samping, ke asal suara. Di sebelahnya sudah ada Reiko. "Re-Reiko?"     

"Yuka, kau hendak berlatih dance malam ini?" tanya Reiko. Sebenarnya dia agak heran juga ketika tadi dia melihat Yuka berjalan ragu-ragu ke arah ruang dance. Oleh karena itu, dia pun menyusul dan menepuk pundak Yuka sebelum gadis itu benar-benar masuk ke ruang tersebut.     

"A-aku … aku …." Pupil mata Yuka bergerak-gerak menunjukkan kegelisahan. Dia tak tahu harus menjawab apa pada Reiko. Di hatinya ada jeritan: selamatkan aku, Reiko!     

Yang membuat Reiko heran, padahal kemarin Yuka setakut itu setelah keluar dari ruangan tersebut dan bahkan menyarankan dia dengan tegas agar tidak masuk ke sana sendirian saja. Tapi mengapa Yuka malah hendak masuk sendirian? Bukankah kemarin Yuka ketakutan?     

"Yuka, sepertinya malam ini kurang tepat untuk berlatih dance, kau setuju?" ujar Reiko untuk menghindarkan Yuka dari masuk ke ruangan itu. "Atau aku temani kau latihan?"     

Meski jika menemani latihan Yuka adalah hal yang akan membuat dia sangat terlambat pulang ke tempat suaminya, namun Reiko rela menerima keluhan Nathan Ryuu untuk Yuka.     

Reiko yakin jika dia mengirim pesan lebih dulu ke suaminya bahwa dia akan pulang terlambat karena latihan sebentar, sang suami yang hebat itu akan memberikan pengertiannya seperti biasa.     

"Jangan! Ohh, um, tidak! Sepertinya kita memang tidak usah, tapi …." Yuka kembali diterjang dilema. Dia ingin sekali menjauh dari ruang itu malam ini, namun jika dia tidak masuk … bagaimana nanti nasib teman-teman grupnya? Dia tidak ingin Luis menyakiti mereka!     

"Yuk, kita mengobrol di bangku sana!" Reiko menarik tangan Yuka menjauh dari ruang dance dan mereka berjalan melewati lorong panjang dan tiba di ruangan terbuka yang memiliki sofa panjang agar bisa duduk dan memandangi lautan panorama kota di bawahnya.     

Di dalam gudang, Luis menunggu tak sabar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.