Inevitable Fate [Indonesia]

Sesuatu yang Mencurigakan



Sesuatu yang Mencurigakan

0MV debut grup Yuza, Vas7o mendapatkan banyak dukungan dari berbagai warganet dunia penikmat Kpop. Dalam sehari sudah berhasil mengumpulkan penonton sebanyak 20 juta di Yutub dan digadang-gadang sebagai monster rookie tahun ini.     
0

Orang-orang juga sangat mendukung Yuza yang akhirnya berhasil membersihkan namanya usai banyaknya rumor palsu mengenai dirinya, membuat dia menjadi idola banyak pecinta Kpop dengan segera.     

Wajah tampan, suara bagus, tarian enerjik dan sedap dipandang, itulah yang menjadikan daya tarik dan kekuatan personal Yuza.     

"Temanmu makin populer saja belakangan ini, Rei." Tami berkata ketika mereka sedang bersama-sama melakukan pemanasan sebelum fitness.     

Sudah menjadi kebiasaan baru para member Synthesa bahwa mereka saling memanggil nama langsung dan tidak memakai sufiks lagi semenjak semakin akrab dan dekat, meski Rurika masih menjadi pribadi yang susah didekati.     

"Ahh, Yuza-kun?" Reiko memegangi satu kakinya ke belakang, menarik sampai menyentuh pantatnya. "Ya, dia memang sedang naik daun saat ini. Dan yah, aku harap dia terus naik dan terus naik tinggi. Aku ingin dia sukses."     

"Yuza yang dari Vas70 itu?" tanya Aoi di dekat Reiko sambil dia merentangkan kedua tangannya ke samping dan melengkungkan badan ke samping pula sebatas pinggang.     

"Ya, itu dia." Reiko menjawab dengan bangga.     

"Dia tampan dan rap dia juga keren! Aku menyukai setiap dia mulai menyanyikan bagian rap-nya! Terlihat santai namun berkharisma!" Aoi mulai dalam mode fangirling.     

"Yuka, apa kau sudah menonton MV milik Vas7o?" tanya Aoi ke Ayuka yang terdiam sejak awal.     

"Ohh? Vas7o? Um, yang grup baru itu? Mh, iya, sudah." Yuka mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi.     

"Bagaimana menurutmu?" tanya Aoi ke Yuka mengenai yang dia tanyakan tadi.     

"Um? Vas7o? Hm, yah, menurutku … bagus." Yuka mengangguk kecil dan kembali fokus pada warming up dia.     

"Siapa yang menjadi bias[1] kalian?" tanya Aoi sambil melirik ke teman-teman grupnya.     

"Aku? Tentu saja Yuza-kun!" Reiko tersenyum bangga ketika menyebut nama Yuza.     

"Kalau aku, aku lebih suka Wei Ying. Entah kenapa, dia terlihat dewasa dan bisa diandalkan." Tami berkomentar. "Kau sendiri siapa, Aoi?"     

"Aku? Biasku adalah Peter! Dia lucu dan konyol!" Aoi terkekeh sambil tersipu. "Kalau kau, siapa biasmu di Vas7o, Yuka?"     

"Aku … aku belum menemukan." Yuka tersenyum singkat sambil matanya bergerak gelisah.     

Tak lama kemudian, datanglah Rurika seperti biasa, terlambat sendiri dan masih tidak merasa bersalah. Dan setelah Rurika, muncullah Luis.     

Tami memberi kode mata ke Reiko dan Aoi ketika Rurika muncul dan disusul kedatangan Luis.     

"Mereka sok-sokan datang terpisah, tapi aku tidak percaya! Mereka pasti datang bersama tapi berlagak sebaliknya. Aku tidak bisa ditipu!" Aoi mendesis dan disusul tawa cekikikan oleh Tami dan Reiko.     

Sementara itu, Yuka hanya diam saja.     

"Kalian ternyata sudah pemanasan!" sapa Luis ketika melihat para gadis selain Rurika sudah siap di ruang fitness dan sedang melakukan warming up.     

"Ya, Coach! Karena kalau menunggu Coach, jadwal kami bisa mundur keteteran. Apalagi kalau menunggu tuan putri." Aoi yang bermulut lugas dan sesekali pandai menyindir itu pun tanpa ampun 'mencambuk' tidak hanya Luis tapi juga Rurika.     

Mata Rurika mendelik. "Ini belum jamnya, jadi apa yang salah jika aku datang di menit terakhir?"     

"Ohh, tidak! Tentu saja tidak ada yang berani menyalahkan tuan putri!" Aoi berlagak sungkan dengan wajah dibuat-buat ketakutan. Yang lainnya menahan tawa geli mereka. Rurika mendelik kesal.     

"Sudah, sudah, ayo kita mulai latihan!" Tami pun mengajak yang anggota lainnya untuk mulai memegang alat. "Biarkan saja Rurika warming up dulu bersama Luis."     

Setelahnya, 4 gadis itu memang bergerak meninggalkan depan kaca besar dan mulai menaiki alat berlatih kardio masing-masing yang mereka sukai.     

Ketika latihan fitness sudah berjalan sekitar setengah jam lebih, Aoi yang berada di sebuah alat di dekat Reiko pun berbisik, "Apakah kau memperhatikan, Reiko?"     

"Apa itu?" tanya balik Reiko sambil terus menggerakkan alat masing-masing agar tidak membuat Luis curiga mereka sedang mengobrol.     

"Sudah beberapa bulan ini sepertinya Luis tidak lagi pernah memegang-megang kita, ya kan?" Aoi berbisik sambil matanya terus melirik ke Luis yang sibuk menemani Rurika berlatih di sudut lain.     

"Ahh, iya juga, yah!" Reiko pun tersadar mengenai itu. "Aoi, kau ini ternyata seorang pengamat yang baik juga, yah! Aku sendiri tidak sadar itu."     

"Ada apa?" Tami mendekat sambil berpura-pura hendak memegang alat di dekat Reiko dan Aoi.     

"Apa kau memperhatikan bahwa akhir-akhir ini, Luis sudah tidak lagi main pegang ke kita jika latihan begini. Dia sepertinya terus sibuk dengan si tuan putri." Dagu Aoi menunjuk ke arah Rurika dan Luis di sebuah alat.     

"Ohh, yah bukankah itu suatu hal yang bagus, kan? Syukuri saja!" Tami menepuk pelan punggung Aoi. "Sudah, jangan terlalu banyak dipikirkan, lanjutkan latihanmu dengan konsentrasi agar hasilnya nyata."     

Reiko memikirkan ucapan Aoi barusan. Kalau dipikir-pikir dengan benar, memang nyata bahwa sekarang Luis tidak lagi menyentuh punggung mereka atau lengan mereka saat melatih fitness.     

Dan memang ucapan Tami juga benar, bahwa hal ini patut disyukuri. Dulu mereka risih atas sentuhan Luis ke punggung mereka meski itu hanya sentuhan ujung jari, namun tetap saja akan terasa tak nyaman bagi orang yang bukan siapa-siapa, kan?     

Reiko hanya bisa menduga, bahwa mungkin ada sesuatu yang terjadi antara Rurika dengan Luis sehingga mengakibatkan Luis bisa lebih mengendalikan tangannya terhadap mereka.     

Yah, itu memang bagus!     

Patut disyukuri!     

Sementara itu, Yuka diam saja mendengar ucapan teman-teman satu grupnya.     

.     

.     

Pada malam harinya, semua gadis Synthesa sudah menyelesaikan latihan mereka hari itu, ada yang memutuskan langsung mandi, ada juga yang masih ingin bertelepon dengan keluarganya, sedangkan Rurika sudah melesat pulang, demikian pula Reiko yang tidak ingin terlambat sampai di penthouse suaminya atau Nathan Ryuu bisa merajuk.     

Di ruang latihan dance, ada Yuka yang sedang berlatih lagi dan lagi, melatih gerakan dance dia. Dalam beberapa kali evaluasi, dia selalu saja yang mendapatkan nilai paling buncit untuk dance.     

Tidak ingin tertinggal dan menjadi beban member lainnya, sudah beberapa minggu ini Yuka kerap berlatih dance usai semua jadwal harian mereka terselesaikan.     

Sudah merupakan hal lumrah jika ada trainee atau pun idol yang begitu bekerja keras hingga mengorbankan waktu luang mereka untuk berlatih hal apapun yang menjadi aspek kelemahan mereka.     

Demikian juga yang dilakukan Yuka. Dia bekerja sangat keras mengorbankan waktu istirahatnya untuk berlatih dance di malam hari setelah semua jadwal selesai.     

Namun, sepertinya beberapa malam—mungkin sekitar seminggu lebih—ini, Yuka tidak senyaman biasanya ketika dia berlatih dance sendiri, karena ….     

Luis menghampiri Yuka dengan senyum pada wajahnya. "Kemarilah, Yuka manis." Lelaki latin itu masuk ke bagian ruang gudang yang kecil di sana sambil menarik Yuka.     

Yuka tidak bisa menolak meski sangat ingin berlari. Sayangnya, dia terlalu takut, bahkan tidak berani berteriak ketika Luis memelorotkan celana latihan Yuka dan mulai memasukkan miliknya ke liang Yuka sembari gadis itu berdiri menungging dan membekap mulutnya menahan tangis.     

-----------------     

[1] bias adalah sebutan di Kpop untuk seseorang yang paling kita idolakan dalam satu grup itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.