Inevitable Fate [Indonesia]

Perintah Dari Nathan Ryuu



Perintah Dari Nathan Ryuu

0"Yuza-kun, kalian bertiga, besok bersiaplah untuk pergi ke sebuah agensi." Demikian perkataan dari Nathan Ryuu sore itu ketika dia menghubungi Yuza.     
0

"Ehh? Bagaimana, Tuan?" Yuza lekas membenarkan cara duduknya menjadi lebih tegak agar bisa berkonsentrasi dengan apa yang didengar.     

"Besok pagi, pergilah ke agensi Phoenix Entertainment …." Nathan Ryuu memulai pengarahannya.     

"E-ehh? P-Phoenix Entertainment, Tuan?" Yuza sampai membelalakkan matanya saking terkejutnya.     

Mendengar Yuza menyebutkan nama salah satu agensi hiburan terbesar di Korea, Wei Ying dan Peter menoleh dan mendekat untuk mencari tahu, meski sebenarnya hanya Wei Ying saja yang paham ucapan Yuza saat ini.     

"Ya, pergilah ke sana, dan minta bertemu dengan yang bernama Han Taeson. Aku sudah mengatur pertemuan kalian dengannya. Tidak perlu menyebutkan namaku karena Han Taeson pasti akan langsung mengerti siapa yang mengirim kalian ke dia." Nathan Ryuu memberikan arahan.     

"Tu-tunggu, Tuan. Tadi Tuan Ryuu menyebutkan … kalian? Berarti … kami? Kami bertiga?" Yuza tidak ingin salah menangkap ucapan Nathan Ryuu.     

"Ya, benar. Kalian, kalian bertiga tentu saja. Yah, sebenarnya aku mengajukan 4 nama ke dia, tapi ternyata satunya sudah pergi lebih dulu, yah sudah." Demikian Nathan Ryuu menyudahi arahannya. "Jadi, jangan lupa, besok pagi sekitar jam 9, pergilah ke sana, cari alamat kantor mereka, oke. Begitu saja, yah Yuza-kun. Salam untuk dua temanmu di sana. Jaga diri kalian dengan baik di situ." Lalu, Onodera muda itu pun menutup teleponnya.     

Yuza masih memegangi telepon itu di tangannya sambil wajahnya menampilkan ketidakpercayaan. Dia tidak salah dengar? Nathan Ryuu menyuruhnya datang ke salah satu raksasa agensi hiburan di Korea Selatan?     

Bahkan, agensi yang disebut Nathan Ryuu tadi tidak kalah besar dengan agensi yang menyelenggarakan program survival show kemarin. Tak hanya itu saja, agensi Phoenix Entertainment merupakan agensi yang sedang naik daun di Korea.     

Apakah dia salah dengar atau memang itu yang tadi disebutkan oleh Nathan Ryuu?     

"Yuza, hei, Yuza?" Peter sampai harus menggoyang-goyangkan tubuh Yuza karena pemuda itu masih saja mematung di tempatnya.     

"H-hah?" Yuza menoleh ke Peter dan akhirnya sadar bahwa suara Nathan Ryuu sudah tidak ada di telinganya dan dia pun menurunkan ponselnya.     

"Kau ini kenapa? Kenapa si Tuan itu menyebut mengenai Phoenix Entertainment? Ada apa dengan agensi itu?" Peter merenteng pertanyaannya.     

Yuza menatap Peter dan meringis aneh. "He he … he he … besok … besok kita ke kantor Phoenix Entertainment."     

"Hah? Kenapa? Kenapa kita harus ke sana? Apakah si Tuan yang menyuruhmu untuk begitu?" Peter masih saja dengan rentetan pertanyaannya.     

Yuza tidak menjawab secara verbal dan hanya mengangguk saja sambil mengulum senyumnya.     

"Tunggu, Yuza, ini … ini benar bahwa Tuan menyuruh kita bertiga? Kita bertiga datang ke agensi tersebut? Besok?" Wei Ying ikut merentetkan pertanyaan seperti Peter namun dengan kerutan pada keningnya.     

Sekali lagi, Yuza mengangguk dengan tak lupa kuluman senyumnya. Ini menyebabkan Peter heboh seketika.     

"Woaahh! Huaahh! Aku akan ke tempat Phoenix Entertainment! Aku akan ke sana! Wuaahhh!" Peter merespon dengan penuh semangat.     

Mendengar kepastian dari jawaban Yuza, Wei Ying berpikir. Phoenix Entertainment adalah salah satu agensi hiburan besar di Korea yang kini memiliki label bernama SH, dengan korporasinya bernama SkyHigh Corporation.     

Dan ternyata, Nathan Ryuu menyuruh Yuza dan mereka datang ke sana. Pastinya orang yang disebut oleh Nathan Ryuu tadi bukan orang sembarangan di Phoenix Entertainment, kan?     

-0-0—00—0-0-     

Di depan kantor Phoenix Entertainment yang menjadi bagian dari gedung SkyHigh Corp., ketiga pemuda itu terlihat ragu-ragu. Benarkah mereka tidak apa-apa datang ke sini begini saja? Hanya membawa diri dan juga berbekal perintah dari Nathan Ryuu?     

Ketiga pemuda saling berpandangan sebelum mereka masuk ke dalam dan dihentikan oleh petugas keamanan di pintu depan.     

"Hendak bertemu siapa?" Petugas itu bertanya, tidak terlihat arogan dan tidak pula terlihat ramah. Wajah dan sikapnya netral.     

"Kami hendak bertemu Tuan Han Taeson." Yuza yang berbicara.     

"Ohh! Tuan Han! Baiklah!" Petugas itu berubah ramah dengan seketika seakan ada tombol yang baru saja ditekan di punggungnya sehingga dia berganti sikap. "Mari, saya akan antarkan kalian ke Beliau."     

Yuza dan yang lainnya yang tadinya tak yakin akan dipercaya oleh petugas itu masuk ke dalam, kini mereka malah dibimbing masuk dengan sikap sopan dan ramah. Ketiganya kembali berpandangan, antara bingung dan lega.     

Kemudian, ketiganya pun bertemu dengan orang yang memang harus mereka temui menurut ketentuan Nathan Ryuu.     

"Ahh! Kalian rupanya! Silahkan masuk, kalian bertiga!" Han Taeson secara santai menerima mereka bertiga masuk ke ruangannya dan petugas yang mengantar pun pamit pergi setelah Yuza dan kedua lainnya masuk ke sana.     

Segera, Yuza dan dua lainnya membungkukkan badan dengan sopan karena itu memang sebagai bentuk budaya aturan tata krama di Korea, sama seperti di Jepang dan juga Tiongkok.     

Satu persatu, mereka memperkenalkan diri.     

"Annyeonghasimnikka (halo). Je sogaereul hagesseumnida (Saya akan memperkenalkan diri). Je ireumeun Ichinose Yuza (Nama saya Ichinose Yuza). Mannaseo ban-gapseumnida (senang bertemu dengan Anda), jalbuthak deurimnida (mohon bantuannya), kamsahamnida (terima kasih)." Yuza memperkenalkan diri dengan kalimat paling formal yang dia ketahui dalam bahasa Korea sambil membungkukkan badan dengan luwes.     

Kemudian, diikuti oleh Wei Ying dan Peter juga.     

Han Taeson mengangguk-anggukkan kepalanya, tampak senang dengan sikap sopan ketiganya. "Meski kalian bukan orang Korea asli, tapi kalian sungguh berusaha mempelajari bahasa formal kami. Aku sungguh mengapresiasi itu."     

"Terima kasih, Tuan Han." Yuza dan dua lainnya serempak mengucapkannya.     

"Ohh, silahkan duduk." Han Taeson mempersilahkan ketiga pemuda di hadapannya untuk duduk di sofa ruangan tersebut. Ketiganya pun patuh dan duduk. "Kalian pasti sudah tahu kenapa kalian diminta datang ke sini menemui aku, kan?"     

Yuza dan kedua lainnya saling berpandangan. Lalu, Yuza berbicara, "Jujur saja, Tuan Ryuu tidak memberitahukan kepada kami secara spesifik mengenai kenapa kami harus datang kemari menemui Anda, Tuan Han."     

"Ohh! Dia belum memberitahu kalian? Ha ha ha, mungkin dia ingin memberikan kejutan untuk kalian melalui aku." Han Taeson malah tertawa santai.     

Ketiga pemuda semakin heran dan bertanya-tanya maksud ucapan Han Taeson.     

"Oke, jadi, biar aku beritahu pada kalian bertiga mengenai kenapa Tuan Ryuu meminta kalian menemui aku." Han Taeson kembali memunculkan wajah seriusnya.     

Betapa Yuza, Wei Ying dan Peter sangat berdebar menunggu pernyataan dari Han Taeson. Apakah ini sesuai dengan yang ada di pikiran mereka masing-masing? Atau justru berbeda?     

"Jadi … kalian disuruh Beliau ke sini bertemu denganku, karena kalian … hendak menjadi talent kami. Dengan arti lain … kami ingin mengontrak kalian menjadi idol kami." Beginilah penjelasan dari Han Taeson.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.