Inevitable Fate [Indonesia]

Malam Final dan Hasilnya



Malam Final dan Hasilnya

0Karena Yuza cidera pada siku dan lututnya, tentu saja dia tidak bisa ikut menari bersama yang lain dan hanya duduk saja di kursinya sambil menyanyi dengan mic.     
0

Sepanjang acara, Yuza hanya duduk dan banyak melakukan ini dan itu dari kursinya saja. Jika hendak menyanyi atau menjawab pertanyaan, dia cukup menggunakan mic di tangannya, dan entah kenapa, dia tidak diberi Clip On Microphone seperti peserta lain.     

Orang di belakang panggung mengatakan dia cukup membawa mic biasa saja karena dia tidak menari seperti yang lain. Meski merasa ini seperti sebuah diskriminasi, Yuza diam dan menerima saja.     

Kini tibalah pada penilaian juri. Semua peserta mulai tegang menanti momen tersebut. Demikian pula Yuza, meski dia sudah tidak berani berharap tinggi lagi akan ini.     

Satu demi satu peserta mulai dinilai oleh juri yang sebagian besar adalah pelatih mereka sendiri selama di dorm.     

Hingga tibalah penilaian pada Yuza.     

"Kemampuan dance kamu memang baik, tapi sepertinya kurang berkembang selama beberapa minggu terakhir. Ini sungguh disayangkan." Demikian awal penilaian dari pelatih tari mereka sebelum dia mulai mengupas tentang kemampuan menari Yuza yang intinya kurang memuaskan bagi dia.     

"Terima kasih." Yuza membungkukkan badan ke juri itu sambil berdiri. Meski dia merasa kemampuan tari dia meningkat, tapi ternyata itu tidak dianggap demikian oleh pelatihnya. Yah, mau dikata apalagi kalau memang begitu?     

"Suaramu memang kuat, tapi rasanya tidak memiliki warna khas yang bisa menjual. Tapi, aku akui suaramu bagus, itu tidak bisa disangkal. Hanya, terkadang kau masih keteteran ketika menyanyi sambil menari. Kurasa kau masih harus lebih banyak menempa latihan napasmu dengan banyak berlatih kardio sambil bernyanyi. Seorang idol harus bernyanyi sambil menari dan diharapkan suaranya stabil. Aku tidak melihatmu di hal itu." Penilai suara selesai memberikan pendapatnya mengenai suara Yuza.     

"Terima kasih." Meski kesal, Yuza akan tetap mengucapkan terima kasih atas penilaian yang diberikan padanya.     

"Karaktermu … aku hanya bisa merasa kecewa pada karaktermu, Yuza." Juri yang menilai personality peserta pun menyatakan pendapatnya. Seketika, banyak suara riuh dari penonton terdengar kecewa. Tapi, sang juri tidak terpengaruh dan terus berbicara, "Selama beberapa minggu ini, kau tersangkut banyak rumor, beberapa masih perlu dipertanyakan dan ada yang terlalu sensitif. Jujur saja, aku tidak suka calon idol yang terlalu banyak memiliki masalah di masa lalunya."     

"Tapi … bukankah beberapa rumor yang beredar mengenai Yuza belum terbukti seluruhnya?" tanya pembawa acara sebagai penyeimbang atmosfer.     

"Benar, memang belum ada bukti mengenai itu, namun seharusnya calon idol harus bersih dari segala rumor yang menunjukkan dia memang layak menjadi idol, menjadi panutan banyak orang. Kalau dari awal saja dia sudah banyak membuat huru-hara, lalu seperti apa dia nantinya ketika sudah menjadi idol? Agensi akan kepayahan mengurusi skandal dan rumor mengenainya. Jadi, maaf kukatakan dengan jujur di sini, Yuza, kau belum layak jadi idol." Demikian penilaian juri itu.     

Meski hendak meledak, namun Yuza tetap menahan diri dan membungkukkan badan sambil berkata, "Terima kasih atas penilaiannya." Baginya, percuma saja jika dia mengutarakan alasan dan sanggahan karena itu akan lebih mencoreng dirinya sendiri. Maka, yang bisa dilakukan hanya menelan kekesalan dan diam meski disalahpahami.     

Setelah itu, Yuza dipersilahkan duduk kembali di kursinya dan giliran peserta lain yang dinilai.     

Di kursinya, Yuza merasa semua juri sepertinya tidak memihak padanya, maka dia sudah tidak memiliki harapan. Namun, teringat kembali bahwa masih ada voting.     

Ya, sepertinya harapan terakhir Yuza hanyalah pada voting saja. Saat ini, berdasarkan penilaian para juri, Yuza berada di peringkat 29. Sungguh buruk sekali baginya. Tapi mau dikata apa lagi? Dia mengalami cidera dan tidak mengikuti latihan selama beberapa hari, dan itu tentunya memengaruhi penilaian dari juri juga.     

Dan momen yang dinanti Yuza pun tiba. Pengumuman hasil voting seluruh peserta. Satu demi satu peserta mulai diberikan hasil voting mereka.     

Ketika nama Yuza disebut pembawa acara, jantung Yuza berdebar-debar kencang. Lolos, dia berharap bisa lolos, meski itu mungkin sangat tipis … tapi harapan harus terus menyala!     

"Ichinose Yuza … meraih … 30.976 suara!" seru pembawa acara membacakan hasil voting keseluruhan untuk Yuza yang dikumpulkan dari voting warga Korea dan juga dari warganet dunia internasional.     

Mata Yuza menyala cepat mendengar voting untuknya. Itu … memang bukan hasil yang rendah, tapi bagaimana dengan nilai dari juri? Beberapa peserta terkejut mendengar hasil voting Yuza. Wei Ying menoleh ke Yuza di kejauhan sambil matanya menatap tak paham.     

Tadinya, banyak orang mengira hasil voting Yuza akan menyentuh angka 40 ribu lebih, tapi ternyata tidak.     

Hasil voting Yuza jika digabungkan dengan penilaian dari semua juri, maka dia mendapatkan peringkat ke-15. Tentu saja dia tidak memenuhi syarat untuk debut di agensi tersebut.     

Sedangkan hasil untuk Woojae adalah … 42.846 suara. Dan dia menempati urutan pertama, alias juara dari survival show kali ini dengan 7 nama lainnya yang merupakan pengikut setia dia selama program tersebut. Dan 1 nama di peringkat 9 adalah orang Tiongkok yang dibiarkan Woojae untuk meraih hasil itu tanpa dia utak-atik.     

Banyak orang terkejut dengan hasil tersebut, terutama mengenai Yuza. Warganet mulai membanjiri kolom komentar.     

"Bagaimana Yuza bisa di peringkat itu? Kok hasil voting dia begitu rendah?"     

"Ini sepertinya ada kecurangan! Aku yakin itu!"     

"Sudahlah, kalian terima saja kalau si penjual takoyaki itu mendapat peringkat 15."     

"Hei kau yang berkomentar di atasku, kenapa kau perlu membawa-bawa mengenai takoyaki segala, huh?"     

"Hai kau yang di bawah, dia kan memang penjual takoyaki, apa itu bertentangan dengan fakta?"     

"Tapi sepertinya kau dalam suasana merendahkan dia hanya karena dia pernah berjualan takoyaki."     

"Aku tidak ingin meladeni fans beracun sepertimu yang tak mau menerima kenyataan. Bye!"     

"Ohh, tidak, kenapa Yuza mendapat peringkat 15? Dia layak debut!"     

"Ya sudahlah, kalau memang dia tidak bisa debut, mau bagaimana lagi? Tsk, sungguh acara yang kacau!"     

Di Jepang, Reiko juga uring-uringan ketika dia kembali ke penthouse. "Bagaimana mungkin peringkat Yuza-kun begitu rendah? 15? Dia layak masuk 5 besar, astaga. Ryuu, kau setuju, kan?" Dia melirik suaminya.     

Nathan Ryuu yang masih membaca berita di ponselnya pun melirik ke sang istri sambil menjawab, "Hm, ohh, iya. Tapi … biarkan saja jika memang dia tidak bisa debut, sayank. Mungkin itu bukan jalan untuk dia."     

"Ryuu!" Reiko sampai naik ke pangkuan suaminya, meminta perhatian penuh. Wajahnya menampakkan kekesalan setelah dia menonton acara final di tempat G&G dan membawa kekesalan itu hingga ke huniannya. Dia tidak terima dengan hasil untuk Yuza. "Ryuu, kenapa kau sepertinya begitu tenang? Jangan katakan kau ada di balik semua ini, Ryuu."     

Mata Nathan Ryuu memandang jenaka ke istrinya yang masih terlihat kesal dan cemberut. Ia terkekeh. "Sayank, jika kau begitu terus, aku tak sabar ingin melahapmu, mengerti? Atau ini undangan terselubung darimu, hn?" Ia mulai mengelus paha sang istri yang ada di pangkuannya.     

"Ryuu, aku serius!" erang Reiko.     

"Aku juga serius dengan ini, sayank." Elusan Nathan Ryuu semakin mendalam hingga Reiko akhirnya menyerah dan takluk malam itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.