Inevitable Fate [Indonesia]

Dugaan Wei Ying



Dugaan Wei Ying

0Wei Ying melihat apa yang dilakukan Yonghae ketika semua orang sudah tidur malam itu. Kebetulan dia baru akan terlelap ketika melihat pergerakan di dekatnya dan ternyata itu Yonghae sedang mendekat ke arah kasur Yuza.     
0

Membuka sedikit matanya untuk melihat apa yang sedang diperbuat Yonghae, Wei Ying benar-benar melihat Yonghae mencari sesuatu di bawah kasur Yuza dan tentu adalah sepatu.     

Bahkan Wei Ying mendengar decakan kecil dari Yonghae ketika mengetahui bahwa Yuza sudah 'memenjarakan sepasang sepatu barumya di dalam perangkap tikus dan digembok serta dirantai pada salah satu kaki kasur.     

Tentu saja pasti Yonghae kesal karena tidak bisa mengusili sepatu Yuza lagi kali ini. Terus terang, Wei Ying takjub juga salut terhadap ide Yuza untuk mengamankan sepatunya dengan cara demikian. Sungguh unik dan tidak terpikirkan pastinya.     

Karena tidak bisa mengerjai sepatu Yuza, Yonghae memutar otak kira-kira hal lain apa yang bisa dia perbuat agar esok hari Yuza mendapatkan kesulitan.     

Ahh! Dia mendapat ide. Ia menoleh ke arah lemari pakaian Yuza. Sepertinya dia bisa melakukan sesuatu di sana. Menyeringai senang akan ide yang muncul di otaknya, Yonghae pun melangkah pelan tanpa suara ke depan lemari Yuza.     

Tangan Yonghae sudah meraih gagang lemari pakaian Yuza ketika ….     

"Errmmghh …." Mendadak ada suara di dekat Yonghae. Ini membuat jantung dia serasa ingin melonjak keluar dari rongga dada. Ketika dia menoleh, Yonghae melihat ke asal suara, itu adalah Wei Ying yang sedang menggeliat dalam tidurnya.     

Yonghae mematung untuk memastikan keadaam Wei Ying. Ketika dia mengira Wei Ying sudah kembali tenang, tiba-tiba saja Wei Ying batuk-batuk.     

Tidak ingin terpergok di depan lemari pakaian Yuza, Yonghae pun lekas kembali ke kasurnya sendiri. Lebih baik cari aman dulu daripada celaka.     

Dan Yonghae merasa pilihannya untuk kembali ke kasurnya adalah benar ketika dia melihat Wei Ying batuk lagi dan bangun dari kasurnya.     

"Uhuk! Arhh … tenggorokanku sepertinya kering!" cetus Wei Ying sambil bangkit dari kasur dan berjalan di keremangan malam menuju ke arah meja kecil berisi gelas dan gallon air mineral. Ia minum sedikit dan kemudian kembali ke kasurnya.     

Yonghae merasa malam ini bukan malam yang tepat bagi dia untuk mengerjai barang-barang Yuza. Semoga besok bos kecil yang memerintahkan dia melakukan ini bisa mengerti akan situasi dan kondisi malam ini.     

Sisa malam pun berlanjut dalam ketenangan tanpa terjadi sesuatu.     

-0-0—00—0-0-     

Pagi hari, Yuza bangun paling awal dari semua rekan sekamarnya, dan dia berolahraga sit up dan push up sebentar di kamar sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi. Kali ini, dia tidak boleh terlambat gara-gara tidak mendapat giliran ke kamar mandi.     

Ketika Yuza selesai mandi, Wei Ying sudah bangun dan masih duduk di kasurnya sambil memainkan ponselnya. Melihat Yuza sudah dalam keadaan segar, Wei Ying menyapa, "Pagi sekali kau mandi."     

"He he, ya, agar tidak seperti kemarin." Yuza menjawab sambil menggosok-gosok rambut basahnya dengan handuk. "Kau tak ingin segera mandi?"     

"Nanti saja. Masih ada satu setengah jam lagi sebelum jadwal pagi." Wei Ying kembali fokus ke layar ponselnya. Melirik ke Yuza, dia teringat kejadian Yonghae tadi malam. Jangan-jangan, yang mengusili barang-barang Yuza akhir-akhir ini adalah Yonghae? Jika benar begitu, alangkah jahat sekali Yonghae.     

Namun, Wei Ying memiliki kecurigaan lain bahwa Yonghae tidak bekerja sendiri, alias semua itu tidak atas keinginan pribadi Yonghae. Mungkin … ada yang memerintahkan Yonghae melakukan itu? Wei Ying mulai berspekulasi.     

Pagi itu semuanya lancar bagi Yuza. Dia tidak terlambat mandi dan sudah memakai sepatu barunya dalam acara pagi ini.     

Ketika acara rehat sejenak, mata Wei Ying mencari-cari keberadaan Yonghae. Ahh, itu dia, Yonghae ada di kumpulan kelompok Woojae, salah satu peserta peringkat 5 besar minggu ini.     

Seingat Wei Ying, Woojae populer karena latar belakang dia dari keluarga kaya di Korea. Mau tak mau, ini menjadi indikasi yang diperkirakan Wei Ying mengenai siapa dalang utama atas beberapa insiden Yuza akhir-akhir ini.     

Sebagai peserta luar Korea yang berhasil masuk ke peringkat 5 besar selama minggu-minggu awal, tentu Yuza menjadi sorotan banyak pihak. Dukungan untuk Yuza memang begitu besar dari Jepang dan dunia internasional.     

Mungkin prestasi inilah yang membuat beberapa pihak menjadi gerah, ini spekulasi Wei Ying. Dia sendiri hanya ada di peringkat 20 besar dan tidak pernah lepas dari sana. Apalagi dia bukan jenis orang yang terlalu berambisi. Dia menjalani acara ini dengan santai saja tanpa mengejar sebuah target tertentu. Dia seakan hanya sedang bermain dan bersenang-senang sembari mengumpulkan banyak kawan baru saja di ajang survival ini.     

Maka dari itu, Wei Ying tidak terpengaruh dan gerah melihat prestasi Yuza yang menonjol dan cepat meroket. Dia justru senang melihat ada orang sekamarnya memiliki prestasi gemilang seperti Yuza. Toh Yuza juga orang baik yang mudah diajak berteman.     

Di kamar mereka, ada Yuza dari Jepang, Wei Ying dan Zhao Fei dari Tiongkok, Yonghae dari Korea Selatan, dan Peter dari Thailand.     

Sekarang setelah mengetahui siapa yang sekiranya menjadi dalang utama insiden Yuza, Wei Ying pun mengangguk paham. Meski dia orang yang santai, namun dia tak suka adanya intrik kotor.     

.     

.     

Pada malam harinya, Wei Ying sudah melakukan sesuatu ketika semua lampu dimatikan. Tadi dia sudah memastikan bahwa Yonghae sudah tertidur lebih dahulu. Ini sungguh memudahkan kinerja Wei Ying akan sesuatu.     

Perkiraan Wei Ying ternyata tepat. Yonghae terbangun di tengah malamnya dan mengendap-endap ke lemari pakaian Yuza. Dalam gelap, tangan Yonghae menarik baju paling atas di sana dan dia mengeluarkan gunting dari saku celananya.     

Biasanya, para peserta akan meletakkan baju yang mereka akan kenakan besok harinya di tumpukan paling atas agar memudahkan ketika mengambil saat akan dibawa ke kamar mandi.     

Dengan menahan tawa, Yonghae memotong dan menggunting baju di tumpukan teratas milik Yuza, dia bersuka cita di dalam hatinya ketika membayangkan raut kaget dan sedih Yuza esok paginya mengetahui kondisi bajunya.     

Rasakan saja! Demikian umpat Yonghae di dalam benaknya. Siapa suruh kau selalu di 5 besar! Selain aku, tentu saja tuan muda Woojae juga tak akan suka melihat peringkatmu! Lihat saja evaluasi minggu depan, kau akan lebih merosot lagi dan akan tereliminasi secepatnya!     

Usai menggunting-gunting baju tersebut, Yonghae pun kembali ke kasurnya dan bergegas tidur lagi. Wei Ying mengamati itu semua sambil diam-diam dia merekam adegan tadi.     

-0-0—00—0-0-     

Pagi hari, Wei Ying bangun lebih awal dari semuanya dan berjalan pelan ke lemari pakaian Yuza, mengambil baju yang diusili Yonghae tadi malam, dan memindahkan ke lemari peserta lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.