Inevitable Fate [Indonesia]

Malam Pengumuman Peringkat



Malam Pengumuman Peringkat

0Pada pagi harinya, Yuza yang bangun paling duluan, terkejut mendapati ada Yonghae terkapar di lantai dekat kasurnya. Segera saja dia membangunkan Yonghae dengan menepuk-nepuk bahu pemuda itu. "Hei, Yonghae, hei, bangun. Kenapa kau bisa tidur di lantai begini?"     
0

Wei Ying terbangun juga, disusul Zhao Fei dan kemudian Peter.     

"Ada apa, Yuza?" tanya Zhao Fei sambil mengucek matanya.     

"Ini … Yonghae kenapa dia ada di lantai? Aku sampai kaget setengah mati." Yuza menjawab Zhao Fei.     

"Dia tidur di lantai?" tanya Wei Ying dan berjalan ke tubuh Yonghae, menendang kecil beberapa kali di punggung Yonghae, berkata, "Hoi, bangun, bangun, ini sudah pagi!"     

Karena cara membangunkan Wei Ying lebih keras dari sekedar tepukan ringan di bahu oleh Yuza, tentu saja Yonghae pun terbangun juga.     

"Kau ini, bagaimana bisa kau tidur di lantai—umpfhh! Kau! Kau mengompol? Bau pesing!" Peter langsung bereaksi begitu Yonghae bangun dan duduk dengan wajah bingung.     

"Ahh, ya! Kau ternyata mengompol, ya ampun!" Wei Ying ikut-ikutan menutup hidung seperti Peter.     

"Mengompol? Astaga, Yonghae, kau ini sudah umur berapa, sih!" Zhao Fei ikut serta menutup hidung.     

Yonghae yang tadinya masih melongo bingung, segera saja mengendus-endus dan tangannya meraba ke bagian selangkangannya. Wajahnya terkesiap seketika. Celananya memang basah meski tidak sekuyup sebelum ini. Ternyata … dia sampai mengompol di celana gara-gara diperlihatkan hantu kamar mereka!     

Segera saja, Yonghae berlari ke kamar mandi, malu dan super malu. Ia sungguh tidak menyangka dia akan menemukan kondisi dirinya begitu memalukan seperti ini!     

Namun, tak berapa lama kemudian, dia mengeluarkan sedikit kepalanya dari balik pintu kamar mandi dan berkata dengan kikuk, "Anu … itu … tolong ambilkan handukku. Tolong."     

Wei Ying berjalan ke daerah kasur Yonghae dan mengambil benda yang diminta dan menyodorkan ke Yonghae. "Ini."     

"Terima kasih." Yonghae merenggut handuk dari Wei Ying dan menutup pintu lagi, bergegas mandi sambil mencuci celana piyama dia yang bekas ompol.     

Di kelas pagi, segera saja berita mengenai Yonghae tidur di lantai dan mengompol menyebar cepat ke seluruh peserta. Yonghae sungguh menjadi bahan tertawaan sepanjang hari.     

Bahkan kelompok pengikut Woojae saja terus meledek Yonghae sehubungan dengan berita itu.     

"Ya ampun, Yonghae, kau ternyata masih mengompol!"     

"Ufhh! Bau pesing apa ini, yah? Ohh, sepertinya bau Yonghae, ha ha ha! Kau tidak lupa membersihkan selangkanganmu, kan?"     

"Yonghae, jangan dekat-dekat dulu dengan kami, oke! Hi hi hi!"     

Yonghae cemberut bukan main, menduga-duga kira-kira siapa pelaku penyebar berita memalukan itu. Rasanya sudah susah melacak dari mana mereka mengetahuinya. Yang pasti, pelakunya pasti salah satu dari empat rekan kamarnya.     

Di sudut lain, Wei Ying tersenyum menyeringai mendengar banyak orang meledek Yonghae seharian ini. Dia teringat susah payah dia berdandan ala hantu pucat sebelum tidur dan lekas menyembunyikan wajahnya dari yang lain dengan selimut agar teman-teman sekamarnya tidak ada yang tahu, lalu mulai menunggu Yonghae beraksi di tengah malam.     

Sebuah penantian yang sangat melelahkan, sebenarnya, namun hasilnya begitu memuaskan. Siapa suruh kau begitu jahat pada temanmu sendiri, Yonghae! Wei Ying tidak merasa salah sedikitpun. Menurutnya, ini setimpal dengan perbuatan Yonghae.     

Sejak itu, gangguan usil dari Yonghae tidak lagi muncul, Wei Ying sudah berjaga di banyak malam dan Yonghae benar-benar tidak beraksi lagi. Itu bagus! Kedamaian di kamarnya pun tercapai seperti yang ia ingin.     

Evaluasi mingguan pun datang. Semua peserta menjadi lebih tegang menanti hasilnya. Mereka bersiap untuk syuting program, seperti biasanya di tiap akhir pekan.     

Semua peserta menjadi gelisah dan juga gugup. Keributan serta kekacauan berseliweran di sana dan sini ketika mereka berdandan atau menunggu giliran dirias.     

"Mana dasiku? Mana?"     

"Hei, apa kau lihat pinku? Sepertinya itu ada di atas meja tadi, kenapa sekarang tidak ada?"     

"Bukankah pinmu tadi sudah kau masukkan ke kantong? Aku melihatnya."     

"Ohh, astaga, ternyata memang benar ada di kantongku, ha ha ha!"     

"Sepatuku belum disemir! Ya ampun! Minggir, aku hendak menyemir dulu!"     

"Celanaku! Sepertinya celanaku makin sempit, huft!"     

"Siapa suruh kau terus mengemil sebelum tidur, heh! Rasakan itu!"     

Mereka semua saling ribut dan riuh dimana-mana, hingga akhirnya mereka harus bersiap dijemput beberapa bus kecil yang akan membawa mereka ke studio televisi.     

Acara berlangsung seperti biasanya dan semuanya lancar saja, hingga akhirnya para juri yang merangkap sebagai pelatih mulai tampil mengomentari mereka satu demi satu mengenai perkembangan mereka selama seminggu ini dan juga penampilan di malam ini.     

Momen yang dinantikan semua orang pun dimulai. Peringkat mulai dibacakan dari yang terakhir. Karena sekarang peserta sudah berkurang hingga menjadi 50, maka pengumuman peringkat dimulai di yang ke-50.     

Lalu, nama demi nama dipanggil. Peringkat 41 hingga 50 berada di posisi bahaya. Namun, ini belum digabungkan dengan jumlah voting, maka bisa saja yang di peringkat bahaya, bisa diselamatkan oleh voting yang masuk.     

"Peringkat ke-22, Ichinose Yuza."     

"Waaa!!!"     

Penonton di studio berteriak kaget. Mereka tidak menyangka Yuza yang tadinya di peringkat ke-11, kini makin merosot di peringkat ke-22. Ini sungguh mengejutkan.     

Namun, tidak hanya penonton di studio saja yang terkejut. Yang berada di depan televisi pun tak kalah hebohnya karena terkejut bukan main.     

"Bukankah dia kembali meningkat seperti yang dulu-dulu? Kenapa jadi semakin merosot peringkatnya?"     

"Aku tak paham lagi cara mereka menilai! Apa mereka sudah buta? Yuza itu bertalenta sekali! Sepertinya ini ada permainan kotor! Aku yakin!"     

"Yuza! Tidak! Dia semakin turun! Hu hu huuu …."     

Banyak warganet segera membanjiri kolom komentar ketika acara itu juga ditayangkan secara live di Yutub. Banyak yang tidak terima Yuza berada di peringkat tersebut.     

Namun, ini belum ditambahkan dengan voting. Segera saja, peringkat mulai diulang usai hasil voting masuk seluruhnya.     

Ketika pembacaan peringkat 20 besar, semua penggemar dan pendukung Yuza berdoa agar nama Yuza tidak usah disebut.     

Hingga peringkat 10 besar, mereka lebih tekun berdoa.     

"Peringkat 8, Ichinose Yuza! Wow, tidak disangka-sangka, hasil votingmu ternyata tinggi juga, Yuza!" Pembawa acara mengomentari hasil akhir peringkat Yuza.     

Segera, Yuza mengusap wajahnya dengan penuh syukur. Tadi dia sudah mulai down ketika mendengar dia di peringkat 22. Kini, berkat bantuan voting, dia berhasil naik ke 10 besar.     

Para penggemar Yuza dan pendukungnya segera bersorak gembira sekaligus lega. Meski Yuza tidak di peringkat 5 besar seperti harapan mereka, namun peringkat 8 masih jauh lebih baik ketimbang 22.     

Yang tidak disangka-sangka, Yonghae berada di peringkat 42, dan itu artinya dia tereliminasi. Dia harus pulang malam ini. Sedangkan Wei Ying ada di peringkat 11.     

Yonghae geram luar biasa. Dia kalah dari rekan satu kamarnya! Hanya dia yang pulang dari seluruh 5 orang di kamarnya. Hanya dia!     

Malam itu, ketika Yonghae tiba di rumahnya dengan perasaan malu dan kacau, dia mengirimkan sesuatu ke media sosial menggunakan akun lain.     

Itu adalah rekaman saat Nathan Ryuu menelepon Yuza. Video singkat itu dia beri caption: Ada Peserta yang Menjadi Sugarboy? Pantas Saja Dia Kerap di Peringkat Atas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.