Inevitable Fate [Indonesia]

Nathan Ryuu Tidak Lagi Mendukung Yuza di Sana



Nathan Ryuu Tidak Lagi Mendukung Yuza di Sana

Ketika Seungwan hendak meminta perlindungan dan penyelamatan oleh Woojae, tanpa dia duga, Woojae malah melimpahkan semua kesalahan padanya, bahkan mengancam akan memerintahkan seseorang memotong lidahnya jika Seungwan menyebut nama Woojae untuk urusan apapun.     

Dengan ini, sangat jelas dan terang sekali bagi Seungwan bahwa Woojae cuci tangan dari segala permasalahan yang sedang menghantam dia.     

Seungwan lemas terduduk. Kini, semua mata, semua hujatan, semua makian tertuju padanya. Rasanya dia sudah tidak bisa memiliki mimpi menjadi seorang idol lagi.     

Membayangkan seperti apa teman sekolahnya dulu akan mengejek dan merendahkan dia, membuat Seungwan rasanya ingin mati saja. Ia malu luar biasa. Ia terancam di penjara meski mungkin di penjara.     

Rasanya dia sungguh menyesal telah mempercayai Woojae. Andai dia tidak perlu menggantungkan harapan pada pemuda itu.     

-0-0—00—0-0-     

Seperti yang telah diprediksi banyak orang, diakibatkan karena Seungwan telah 2 kali mendorong sesama rekan peserta, maka karena agensi penyelenggara acara didesak oleh warganet Korea dan dunia, Seungwan pun dikeluarkan dari acara itu.     

Karena dia membuat cidera parah pada Jiseung, maka tak bisa dihindarkan lagi bahwa Seungwan memang diseret ke pengadilan. Mungkin ia harus mendekam di penjara selama beberapa tahun saja untuk mengganjar perbuatan jahat yang dia lakukan.     

Berita mengenai Seungwan terus beredar riuh di dorm peserta, apalagi besok adalah malam final, evaluasi penentuan semuanya. Dari 39 peserta yang tersisa, hanya akan ada 9 orang saja yang lolos untuk debut sebagai idol.     

Sebanyak 8 nama telah dipastikan akan debut karena itu atas usaha dari Woojae dengan membawa pengaruh ayahnya yang kaya raya. Dia tak hanya membeli beberapa juri, tapi juga membeli screen time lebih banyak ke 7 anggota dia sehingga orang yang menonton acara lebih merasa familiar pada 8 orang tersebut.     

Apalagi, kadang Woojae membayar staf untuk melakukan evil editing pada beberapa orang yang ia ingin singkirkan dari singgasana 10 besar atau 5 besar.     

Evil editing mulai marak disebut belakangan ini berhubungan dengan program acara yang melibatkan survival show, terutama berkaitan dengan survival show idol.     

Istilah evil editing bisa dimaknakan sebuah praktik oleh pihak penyelenggara yang digunakan dalam menggambarkan seorang peserta atau kontestan dalam spotlight yang bermuatan negatif.     

Misalnya, seorang peserta disorot ketika dia sedang berwajah masam atau sedang melirik tajam atau bahkan hanya mengatupkan mulut rapat-rapat ketika ada pembahasan mengenai peserta lain, seolah-olah peserta yang disorot tadi sedang memandang tak suka pada peserta lain yang dibahas.     

Hal itu bisa memicu salah paham penonton, meski sebenarnya tidak ada apapun yang terjadi di scene tersebut antara peserta yang disorot dan yang dibicarakan.     

Banyak evil editing merugikan peserta karena dia akan dianggap negatif atau jahat oleh penonton hanya karena permainan dari staf bagian editing. Tentu saja biasanya ini atas perintah atasannya atau yang berwewenang.     

Yuza sudah pernah mengalami evil editing beberapa kali makanya dia terdepak dari 5 besar dan bahkan keluar dari 10 besar. Ini semua ulah kuasa Woojae.     

Awalnya, Nathan Ryuu sudah membayar pada agensi penyelenggara acara survival tersebut untuk memberikan lebih banyak screen time pada Yuza sehingga dia bisa meroket di 5 besar, namun kemudian, Onodera itu tidak melanjutkan di beberapa minggu setelahnya sehingga Yuza dibiarkan merosot beberapa kali.     

Apakah Onodera Ryuzaki mulai menindas dan meninggalkan dukungannya terhadap Yuza? Tidak demikian. Nathan Ryuu rupanya sudah mengetahui borok agensi tersebut dalam menjalankan program acara itu sehingga dia pun tidak lagi terlalu banyak campur tangan untuk Yuza di sana.     

Dengan kata lain, evaluasi 3 minggu kemarin adalah usaha Yuza sepenuhnya. Dan untuk final inipun, Nathan Ryuu tidak hendak memberikan bantuan apapun untuk Yuza.     

"Tuan, Anda tidak ingin melakukan apapun untuk evaluasi terakhir Yuza?" tanya Itachi di ruang pribadi Nathan Ryuu.     

Onodera muda itu menggeleng. "Aku sudah tidak berminat lagi."     

"Jadi, Anda membiarkan Yuza ditenggelamkan di sana?" tanya Itachi lebih mendalam.     

"Ya, sepertinya harus begitu saja." Nathan Ryuu mengangguk, lalu bertanya ke sekretaris utamanya itu, "Bagaimana laporan yang aku inginkan kemarin? Sudah kau kumpulkan semua?     

"Ya, Tuan, sudah. Ini dia." Itachi menyodorkan tabletnya dan menyerahkan ke Nathan Ryuu.     

Onodera muda itu menatap layar tablet dan membaca sejenak sebelum dia mulai mengangguk-angguk. "Bagus, kerjakan sisanya, aku akan berikan perintah berikutnya kalau sudah waktunya tiba."     

"Baik, Tuan." Itachi mengambil tablet yang disodorkan kembali oleh Nathan Ryuu dan keluar dari ruangan tersebut.     

Nathan Ryuu pun bersandar lebih santai pada kursinya dan menatap ke hamparan lautan gedung di depannya. Sebenarnya dia sebagai pemilik dari Sortbank Group tidak perlu susah payah datang ke kantor, tapi terkadang dia masih ingin melakukannya hanya untuk bertemu dengan karyawan dan menyapa mereka.     

Bagi Nathan Ryuu, menjalin kedekatan dengan karyawan meski hanya menyapa mereka sepintas lalu, itu merupakan pembangunan dari kepercayaan karyawan padanya, sehingga diharapkan karyawan akan bekerja lebih loyal dan lebih baik serta giat.     

-0-0—00—0-0-     

Malam ini adalah malam final survival show tempat Yuza mengikutinya. Yuza masih merasakan nyeri di lututnya yang belum pulih dari memar dan sikunya juga belum sepenuhnya sembuh. Ia pesimis.     

"Yuza, kau belum berganti pakaian?" tanya Wei Ying ketika melihat Yuza masih malas-malasan di kasurnya usai mandi. "Sebentar lagi bus akan menjemput kita, loh! Kau sudah mengepak semua barang-barangmu?"     

"Aku sudah memasukkan semuanya ke tasku. Yah, untuk apa aku berpakaian seperti peserta jika keadaanku begini? Aku hanya akan menjadi lelucon saja." Yuza tersenyum masam sambil melirik ke sikunya.     

"Hei, jangan pesimis begitu, kawan." Wei Ying menghampiri Yuza dan menepuk bahunya.     

"Bagaimana aku tidak pesimis? Aku tidak mengikuti latihan selama setengah minggu, kan? Mana mungkin aku bisa melakukan evaluasi akhir nantinya dengan kondisi seperti ini?" Rasanya Yuza ingin menjerit kesal.     

"Kau lupa, penilaian tidak hanya oleh para juri tapi juga berdasarkan voting." Wei Ying memberikan suntikan kalimat penyemangat. "Siapa tahu kau berhasil lolos berkat voting. Kau harus tahu, warganet banyak yang iba padamu dan mereka ingin mendukungmu habis-habisan. Kau lihat, kau sudah memiliki pasukan berani matimu!"     

Yuza terkekeh mendengarkan perkataan penghiburan dari Wei Ying. "Pasukan berani mati, ha ha ha …." Dia tertawa membawa kepahitan. Apakah mungkin angka voting bisa menyelamatkan dia? Yuza tidak yakin mengenai itu.     

"Ayolah, yang penting, sebagai lelaki, berdirilah hingga akhir, oke! Cepat angkat pantat jelekmu itu dan segera pakai pakaianmu!" Wei Ying tersenyum dan menepuk lengan Yuza sebelum dia kembali mengerjakan aktivitasnya.     

Tidak memiliki pilihan lain, dan merasa ucapan Wei Ying memang ada benarnya, bahwa dia sebagai seorang lelaki, harusnya tetap berdiri hingga akhir, apapun yang terjadi, maka dia pun bangkit dari kasurnya dan mulai memakai seragam survival dia.     

Apakah voting benar-benar menjadi dewa penolong Yuza?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.