Inevitable Fate [Indonesia]

Pembelaan Dari Wei Ying



Pembelaan Dari Wei Ying

0"Maksudmu? Kau paham obrolan mereka?" Peter membelalakkan mata ke Wei Ying.     
0

"Tentu saja! Aku kan pernah menghabiskan masa kecil di Jepang," ujar Wei Ying sambil mengerling jenaka.     

"Ya ampun!" Peter pun tergelak. "Ayo, lekas ceritakan padaku, apa saja yang diobrolkan di telepon tadi!"     

"Sepertinya tadi ada perempuan yang dipuja Yuza, yah! Siapa tadi namanya? Reiko?" Zhao Fei melirik Yuza dengan pandangan menggoda.     

"Ayolah, jangan begitu. Itu sudah menjadi masa lalu. Jangan diungkit lagi, yah! Aku jadi tak enak pada Tuan Ryuu." Yuza memohon ke Zhao Fei dan yang lainnya.     

"Seperti apa Reiko itu? Cantikkah? Kau pasti masih punya fotonya, ya kan? Mengaku saja!" Peter membujuk Yuza. "Sini, sini, beri kami lihat fotonya, ayo Yuza, perlihatkan ke kami, dong!" Ia berusaha mengambil ponsel dari tangan Yuza.     

Yuza masih mempertahankan ponsel itu dan dia malah digelitiki Peter dan Zhao Fei. Mereka bergumul sejenak sebelum Yuza menyerah. "Baiklah! Baiklah! Aku menyerah! Aku akan coba cari, siapa tahu masih kusimpan."     

"Wah! Ternyata Yuza masih menyimpannya! Berarti dia masih—"     

"Hei, aku batalkan saja, nih!" ancam Yuza ketika Zhao Fei menggodanya.     

Segera, Peter menampar punggung Zhao Fei. "Kau ini diam dulu, kenapa!"     

"He he he, maaf." Zhao Fei segera menangkupkan dua tangan di depan wajah sebagai gesture permintaan maaf.     

Akhirnya, Yuza pun mulai menggulir-gulir galeri foto di ponselnya dan mencari-cari. "Ini dia." Yuza menunjukkan ke mereka sebuah foto saat Yuza berpose di pantai dengan Shingo dan Runa juga. "Dia yang ini." Ia menunjuk Reiko.     

"Hm? Kenapa foto ramai-ramai begini? Ehh, dia cantik!" Peter memuji.     

"Ya, dia cantik juga. Seleramu bagus juga, Yuza!" Zhao Fei mengacungkan dua ibu jarinya. "Apa tidak ada foto sendirian saja? Reiko, maksudku. Bohong kalau kau bilang tak punya!"     

Segera, ponsel itu direbut Zhao Fei dan Yuza hendak mengejar Zhao Fei yang berlari menjauh darinya, tapi Yuza sudah dipegangi Peter erat-erat.     

"Hei, hei! Kembalikan!" teriak Yuza heboh.     

"Tunggu sebentar!" Zhao Fei terkekeh sambil dia menggulir cepat galeri foto Yuza mencari wajah perempuan tanpa sosok lain menyertai. "Ketemu! Ini!" Zhao Fei sudah menemukannya dan membawa ke Peter.     

Peter dan Wei Ying menatap layar yang diketuk Zhao Fei. Yuza hanya bisa mendesah pasrah.     

"Dia … penjual makanan kaki lima?" tanya Peter.     

"Ya, dia pernah berjualan makanan bersamaku." Yuza mengungkapkan. Sebenarnya dia malas mengatakan ini, tapi karena sudah terlanjur begini, dan dia juga memercayai mereka, ya sudahlah!     

"Wuah! Kalian pernah berjualan bersama! Yuza, kau pernah jualan makanan kaki lima?" tanya Peter dengan mata membelalak.     

"Bukan makanan kaki lima, tapi di kawasan pusat jajanan di kota asalku. Dan yah, aku dulunya pernah menjadi pedagang takoyaki. Kalian tahu takoyaki?" Yuza membuka masa lalunya.     

"Ya, tentu saja aku tahu." Zhao Fei mengangguk.     

"Aku juga tahu! Aku sering makan itu di kampung halamanku, tapi yah … takoyaki ala Thailand, sih! He he he …." Peter menimpali.     

Sementara itu, Wei Ying masih memegangi ponsel Yuza dan menggulir ke bagian atas. "Astaga! Dia seksi!" Ia segera memperlihatkan rekaman pendek ketika Reiko sedang dance di Adora.     

"Wuaahh!" Peter dan Zhao Fei sama-sama membelalakkan mata. Segera saja Yuza merebut kembali ponselnya. Rasanya terlalu berbahaya jika terlalu lama membiarkan ponselnya dipegang bocah-bocah bedebah yang menyenangkan ini.     

"Wah! Pantas saja Yuza tergila-gila! Ternyata selain cantik, dia juga seksi!" Peter menampar bahu Yuza.     

"Hei, dia pandai dance juga, yah!" Zhao Fei masih terkesan dengan rekaman Reiko menari tadi.     

Yuza mengangguk. "Dia saat ini juga menjadi trainee sebuah agensi di Jepang."     

"Waahh …." Ketiga teman sekamarnya serempak terpukau.     

"Aku jelas akan menjadi fans garis keras dia nantinya kalau dia sudah debut!"     

"Hei, tapi dia kan sudah bersuami." Zhao Fei mendorong lengan Peter.     

"Memangnya kenapa? MILF itu mempesona, he he he …." Peter tanpa malu-malu menyebutkannya.     

"Peter, kau menjijikkan! Bisa-bisanya kau menyebut dia MILF!" Wei Ying menampar lengan Peter.     

"Iya, nih! Peter mesum parah!" Yuza menyambung.     

"Hei! Bisakah kalian tidak ribut malam-malam begini?" Mendadak, muncul kepala dorm di ambang pintu. "Hayo! Lekas tidur!" Lalu matipun dimatikan dengan paksa.     

Mau tak mau, keempat pemuda itu pun meminta maaf pada kepala dorm dan segera kembali ke kasur masing-masing. Kepala dorm pun pergi.     

Usai kepergian kepala dorm, keempat pemuda di kamar itu malah cekikikan pelan.     

"Yuza, aku salut pada seleramu!" ucap Peter sebelum dia memasukkan dirinya ke dalam selimut dan memejamkan mata.     

"Aku akan menunggu Reiko debut! Aku akan jadi fans dia!" bisik keras Zhao Fei dengan tangan terkepal di atas.     

"Kalian … bisakah kalian menyimpan ini sebagai rahasia?" tanya Yuza pada mereka. "Aku tidak ingin Reiko-chan mendapatkan masalah jika dia ketahuan sudah bersuami."     

"Ohh, tenang saja, Yuza. Mulutku terkunci rapat mengenai itu. Aku bukan Yonghae, oke!" Peter berkata sambil matanya terpejam.     

"Aku juga bukan sampah yang mudah berkoar-koar mengenai suatu rahasia, kok! Tenang saja!" bisik Zhao Fei sambil acungkan ibu jari ke Yuza dan masuk ke selimut, seperti Peter.     

Yuza menatap Wei Ying. "Kau bisa bahasa Jepang? Bisa nihongo?"     

"Ya, aku bisa." Wei Ying mengangguk sambil mereka berhadapan dari kasur masing-masing.     

"Berarti kau paham semua yang dikatakan Tuan Ryuu?"     

"Aku paham. Apa kau sedang memaksudkan mengenai rekaman milikku itu? Mengenai Yonghae?"     

"Ya. Bolehkah?"     

"Hm, nanti aku coba pikirkan dulu, oke?"     

"Oke."     

-0-0—00—0-0-     

Besoknya, ada sebuah akun yang mengungkapkan bahwa postingan rumor mengenai Yuza sudah ditelusuri melalui IP address-nya, dan ketahuan bahwa itu dari kediaman Yonghae.     

Berita ini segera meledak.     

Ditambah lagi, ada beberapa akun yang mengungkapkan mengenai Yonghae dan keburukan dia selama di dorm.     

Namun, rekaman milik Wei Ying tidak muncul. Akun-akun itu hanya menyebutkan bahwa Yonghae kerap mengganggu sesama peserta lainnya atau Yonghae kerap menggunakan kata-kata umpatan ketika berbicara ke teman peserta.     

Yonghae yang saat ini sedang mengikuti audisi di agensi lain, merasa panas dan menyatakan bahwa tuduhan terhadap dirinya adalah bohong belaka. Dia bahkan menantang akun-akun tadi untuk memberikan bukti.     

Akun-akun yang membuka keburukan Yonghae pun bungkam dan hening. Warganet yang tadinya hendak menuding Yonghae sebagai orang yang buruk pun segera urung ketika akun penuduhnya tidak mampu memberikan bukti seperti yang diminta Yonghae.     

Sementara itu, warganet masih bertanya-tanya mengenai kebenaran rumor Yuza ketika Wei Ying menyatakan bahwa yang menelepon Yuza waktu itu adalah saudara dari ayah Yuza.     

Bahkan, Wei Ying berkata dia sebenarnya ada di dekat Yuza, namun si perekam hanya menyorot Yuza saja. Dia berani bersumpah dia mengerti bahasa Jepang, sehingga dia tahu persis yang diobrolkan Yuza dengan saudaranya.     

Warganet pun menjadi tenang dan dukungan terhadap Yuza kembali mengalir.     

Wei Ying menambahkan bahwa saudara ayah Yuza itu adalah orang yang membiayai akomodasi Yuza selama di Korea, sehingga tentu saja Yuza hormat pada sosok itu.     

Pembelaan Wei Ying ini membuat warganet tambah mendukung Yuza. Namun, tentu saja ini membuat Woojae kepanasan. Dia khawatir Yuza kembali meraih peringkat tinggi di voting nanti. Ia harus melakukan sesuatu karena evaluasi berikutnya adalah final!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.