Inevitable Fate [Indonesia]

Hantu di Kamar



Hantu di Kamar

0Pagi hari, Wei Ying bangun lebih awal dari semuanya dan berjalan pelan ke lemari pakaian Yuza, mengambil baju yang diusili Yonghae tadi malam, dan memindahkan ke lemari peserta lain.     
0

Ia pun bergegas mandi meski ini masih sangat pagi. Sebenarnya dia tidak banyak tidur semalam demi memergoki Yonghae, tapi tak mengapa. Dia justru merasa antusias seakan menemukan permainan baru, menghukum si jahil.     

Tak lama, yang lain pun bergegas bangun, dan Yuza lekas mandi agar tidak terlambat. Ketika Yuza sudah keluar dari kamar mandi, Yonghae baru bangun, dan dia turun dari kasurnya hendak mandi juga.     

Namun, dia heran, kenapa sepertinya Yuza baik-baik saja? Seolah tidak terjadi tragedi apapun. Tapi, Yonghae tak bisa berlama-lama heran karena dia harus segera mandi juga.     

Ketika Yonghae membuka lemari pakaiannya, alangkah terkejutnya dia ketika melihat kaos dan celana olah raga dia sudah terpotong-potong! "Ini … ini kenapa …." Dia sampai melongo di depan lemarinya sambil mengangkat kaos dan celana olah raganya yang sudah compang-camping terpotong di sana dan sini.     

"Ada apa, Yonghae?" tanya Peter. Ia melirik ke tangan Yonghae, memperhatikan apa yang sedang dipegang oleh Yonghae. "Loh? Itu … pakaianmu? Kok …."     

"Siapa yang melakukan ini?!" seru Yonghae sambil mulai memandang ke semua rekan satu kamarnya.     

Mendadak, semua di kamar itu menoleh ke Yonghae yang mengangkat kaos dan celana olah raga yang sudah tak berbentuk utuh.     

"Heh? Itu bajumu, Yonghae? Kok jadi begitu?" tanya Yuza dengan pandangan kaget.     

Mendengar pertanyaan Yuza, ingin sekali Yonghae mencekik Yuza sambil berteriak bahwa yang seharusnya compang-camping adalah baju Yuza, bukan bajunya! Tapi, tentu saja dia tidak berani mengungkapkan itu. "Kau! Jangan-jangan kau pelakunya!" Karena tak bisa mendapatkan hasil yang dia inginkan, Yonghae pun menuduh Yuza.     

Mendapati tatapan sengit dan tuduhan tiba-tiba dari Yonghae, Yuza segera saja berkata, "Mana mungkin aku! Bahkan kalian tahu sendiri kalau sepatuku dua kali diusili seseorang! Jadi, mana mungkin aku melakukan hal jahat seperti menggunting pakaian orang lain! Yang benar saja kalau menuduh, Yonghae!"     

Yonghae terpaksa menahan amarahnya. Dia sungguh heran, kenapa yang terpotong-potong adalah bajunya? Dan kenapa Yuza sepertinya santai tanpa merasa kalut seperti dia jika memang bajunya juga terpotong? Atau jangan-jangan … baju yang dipakai Yuza pagi ini memang yang sudah disiapkan Yuza untuk hari ini?     

Jadi … semalam Yonghae memotong bajunya sendiri?!     

Ini susah dipercaya!     

Semalam, dengan jelas dan yakin, Yonghae menuju ke lemari pakaian Yuza, bukan lemari pakaian dia sendiri, tapi kenapa malah bajunya yang terpotong?     

Pagi ini merupakan pagi yang suram dan sangat menyebalkan bagi Yonghae. Dia sampai tidak bersemangat menjalani kegiatan seharian ini, hanya ingin uring-uringan saja rasanya.     

Kelompok Woojae bertanya ke Yonghae mengenai tugas yang sudah mereka perintahkan ke Yonghae dan dia terpaksa menceritakan apa yang sudah terjadi pada bajunya.     

Orang-orang di kelompok Woojae heran, bahkan Woojae mengerutkan kening seolah tak percaya dengan penuturan Yonghae.     

"Jangan-jangan di kamarmu ada hantunya, Yonghae!" bisik salah satu dari mereka.     

"Haa, itu juga yang aku pikirkan dari tadi!" timpal yang lain.     

"Ya! Pasti itu! Bagaimana mungkin baju bisa berpindah sendiri jika itu bukan ulah hantu!" Yang lainnya juga berkomentar, tak mau kalah.     

"Hm, sepertinya itu masuk akal juga." Woojae kini berbicara. "Kau ingat tidak salah satu penjaga dorm ini berkata kalau salah satu kamar di dorm ini berhantu? Jangan-jangan itu kamarmu, Yonghae. Hati-hatilah!"     

"Ha-hantu?" Yonghae pucat pasi segera mendengar pernyataan kelompok Woojae. Dia paling takut yang namanya hantu. Dulu di rumah neneknya, dia pernah diganggu hantu, dan itu menjadi trauma tersendiri bagi Yonghae. Dan kini, di kamar dia ada hantunya?     

Seketika, bahu Yonghae bergidik ngeri. Jika memang ada hantu di kamarnya, mana mau dia beroperasi malam-malam seperti sebelumnya? Hiii! Dia kapok!     

"Jadi, bagaimana, Yonghae? Kau masih ingin lanjut dengan misimu?" tanya Woojae. "Kau masih ingin uang, kan?" Ia menepuk bahu Yonghae.     

Tatapan mata Yonghae sudah tidak memancarkan antusiasme seperti sebelumnya. "Aku … aku rasanya tidak berani jika harus melakukan misi di malam hari, Tuan Muda!"     

"Astaga, sepertinya kau gentar karena hantu, yah Yonghae? Ha ha ha, kau percaya hal begituan? Ck ck ck!" Yang lain mengolok Yonghae.     

"Ha-hantu itu sungguh ada! Kau harus percaya itu karena aku sudah pernah mengalaminya sendiri!" Yonghae tak mau dikira pengecut, oleh karena itu dia berkata demikian.     

Yang lainnya semakin mengolok-olok Yonghae. Suara mereka begitu keras hingga membuat kelompok lain menoleh, termasuk Wei Ying. Hantu? Kening Wei Ying berkerut.     

"Pokoknya, Yonghae, kau harus menuntaskan misi yang diberikan Tuan Muda Woojae, mengerti!" Salah satu pengikut Woojae memaksa Yonghae.     

"Ya! Jangan mengecewakan Tuan Muda Woojae!" Lainnya ikut memaksa.     

Ini membuat kening Yonghae berkeringat. Sialan sekali mereka. Coba mereka saja yang melakukan misi itu! Kenapa harus mendesak dirinya? Toh, dia sudah cukup banyak menjalankan misi untuk Woojae, kan? Bahkan dia belum menerima uang misi pula!     

.     

.     

Malamnya, Yonghae masih berdebar-debar sebelum berangkat tidur. Misi dari Woojae terus berputar-putar di kepalanya. Jika tidak dilakukan, dia bisa diserang Woojae dan pengikutnya. Kalau dilakukan, dia harus menghadapi ketakutan dia akan hantu.     

Meneguk salivanya, Yonghae pun menebalkan tekadnya. Demi harga dirinya, dia akan melawan apapun, termasuk hantu!     

Maka, ketika malam hari sudah kian larut, Yonghae sudah bersiap hendak memotong-motong pakaian Yuza. Kali ini dia harus memastikan bahwa yang ia potong benar-benar pakaian Yuza, bukan miliknya lagi.     

Dia berjalan mengendap-endap ke depan lemari Yuza, ketika tangannya sudah meraih pegangannya, mendadak ada yang menepuk belakang pundaknya.     

Terkesiap mengira dirinya dipergoki teman yang lain, dia pun menengok dan sudah mempersiapkan alasan. Namun, jantungnya hendak melompat ketika dia menengok ke belakang, ternyata ada seraut wajah pucat pasi yang berkerudung kain putih dari atas sampai bawah.     

'Waaaa!!!' Yonghae menjerit tidak kira-kira, namun itu hanya terjadi di dalam hatinya saja. Suara jeritan dia tidak bisa keluar meski dia ingin sekali itu terjadi.     

Dan saking tidak kuatnya Yonghae, dia pun jatuh pingsan.     

Yakin bahwa Yonghae sudah pingsan, Wei Ying yang menyamar menjadi hantu muka pucat pun bergegas ke kamar mandi dan mencuci semua make up pucat dia tadi. Dia terkekeh senang karena berhasil menghukum Yonghae. Semoga saja pemuda itu tidak kencing di celana atau akan merepotkan saja.     

Keluar dari kamar mandi, Wei Ying bersenandung pelan kembali ke tempat tidurnya. Ada sebentuk asap tipis muncul dari kaca kamar mandi dan menghilang dengan cepat. Apa itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.