Inevitable Fate [Indonesia]

Musuh Dalam Selimut



Musuh Dalam Selimut

0Betapa paniknya Yuza ketika dia menyadari bahwa semua kamar mandi di kamar-kamar terdekat dia sedang dipakai, sedangkan hanya dia saja yang belum masuk ke kamar mandi, padahal sebentar lagi latihan dance dimulai.     
0

Ia berlari ke kamarnya sendiri hendak melihat apakah kamar mandi sudah kosong, ternyata belum! "Yonghae, kau belum selesai?" tanya Yuza sambil menggedor pintu kamar mandi itu dengan panik.     

"Sori, belum!" Yonghae di dalam kamar mandi berteriak, dan Yuza pun bergegas lari ke kamar lain yang belum dia singgahi, membutuhkan beberapa waktu untuk mencapai kamar-kamar lain.     

"Maaf, masih dipakai barusan saja."     

"Ohh, masih ada orang di dalam."     

"Masih isi. Lah memangnya kau bangun terlambat, sampai tak kebagian waktu kamar mandi?" tanya salah satu peserta sambil menatap remeh ke Yuza, seolah sedang menghakimi. "Makanya bangunlah lebih pagi, …."     

Dan Yuza tidak mendengarkan kalimat peserta itu sampai tuntas karena dia sibuk lari ke tempat lain. Bangun pagi? Tentu dia bangun pagi, namun dia akan berlatih dance sendiri ketika bangun pagi hanya agar dia bisa menari lebih baik dari sebelumnya.     

Tapi, apa perlu dia menerangkan itu ke peserta yang menghakimi tadi? Tak ada waktu! Lebih baik Yuza memakainya untuk mencari kamar mandi kosong dari satu kamar ke kamar lain.     

Yuza tak tahu, bahwa Yonghae yang berada di dalam kamar mandi, sejak tadi dia tertawa lirih sambil membaca komik online dari ponselnya di dalam kamar mandi setelah dia menyelesaikan mandinya. Tentu saja dia sengaja melakukan itu untuk menyulitkan Yuza. Jika Yuza mengetuk pintu, dia akan membunyikan flush toilet atau shower toilet agar dikira sedang buang air besar.     

Ketika Yonghae melirik jam pada ponselnya, sudah menjelang 11 menit sebelum acara pagi, ia pun bangkit dari toilet duduk, mengantongi ponselnya dan melangkah keluar dari kamar mandi.     

Saat Yuza masuk lagi kembali ke kamarnya sendiri, dia sudah melihat Yonghae sudah ada di depan cermin dan memberi rambutnya gel. "Oh, ternyata kau sudah selesai!" Lalu dia bergegas masuk ke kamar mandi, masih ada 7 menit tersisa sebelum jadwal pagi dimulai.     

Yonghae melirik sambil tersenyum ke Yuza yang sudah berlari ke kamar mandi.     

Rekan satu kamar yang lain sudah selesai bersiap dan menepuk pundak Yonghae untuk mengajak keluar kamar dan berkumpul ke ruang aula yang sudah ditentukan. "Ayo, Yonghae."     

"Kalian dulu saja, aku masih harus menata rambutku." Yonghae berkata, sehingga rekan-rekan satu kamarnya pun keluar lebih dulu.     

Setelah semua orang keluar dan hanya menyisakan Yonghae di depan cermin serta Yuza di dalam kamar mandi sedang mandi dengan heboh terburu-buru, Yonghae melihat sekitar, memastikan tidak ada lagi orang di dekat kamar mereka.     

Kemudian, dia berjalan ke rak sepatu bersama dan mengambil sepatunya sendiri, dipakai dengan rapi dan tangannya mengambil satu sepatu lainnya dari rak itu dan berjalan keluar.     

Di dekat tempat sampah besar di ujung lorong, Yonghae memasukkan satu sepatu tadi ke dalam tong sampah, tersenyum dan bergegas ke ruang aula, menyusul yang lainnya.     

Waktu tinggal 2 menit sebelum acara pagi dimulai, Yuza bergegas keluar dari kamar mandi, sudah memakai pakaian olah raga karena acara pertama hari ini adalah latihan dance.     

Ia tak menata rambut dan hanya menyisir sekadarnya saja menggunakan jarinya untuk mempersingkat waktu.     

Namun, alangkah kagetnya ketika dia mendapati sebelah dari sepatu dia tidak ada di rak. Hilang lagi? Ini sudah kedua kalinya dia mengalami hal begini.     

Tidak ada waktu tersisa!     

Yuza pun terpaksa bertelanjang kaki saja berlari ke ruang aula. Tak mungkin dia mengenakan sandal kamarnya. Padahal ini musim dingin, tapi bagaimana lagi? Ia tidak memiliki banyak waktu untuk meminjam sepatu yang lainnya seperti yang sudah-sudah.     

Maka, hanya bertelanjang kaki dan rambut tidak tersisir rapi, ia segera masuk ke ruangan aula, tepat ketika pelatih dance sedang menerangkan sebuah gerakan.     

Segera saja, kedatangan Yuza diketahui pelatihnya. "Kau, 177, kenapa bisa terlambat?"     

Sontak saja, semua mata menoleh ke belakang, ke Yuza yang baru masuk ke ruangan secara diam-diam.     

"Ma-maaf, Coach!" Yuza membungkukkan badan sebagai permintaan maafnya.     

"Apakah bangun pagi menjadi hal yang sulit bagimu?" tanya pelatih.     

Yuza tahu jika dia mengemukakan alasan sebenarnya, pelatih akan menganggap dia hanya beralasan kosong saja dan justru akan membuat pelatih makin kesal. Maka dari itu, dia mengalah dan kembali meminta maaf.     

"Hghh, anak jaman sekarang terlalu santai dengan waktu hingga tak sadar sudah menghambat yang lainnya!" keluh pelatih pada Yuza, berkata lagi, "Ya sudah, 177, kemari dan berdiri paling depan di sini!"     

Meneguk saliva karena terkejut diminta maju ke paling depan, Yuza ingin sekali menolak. Tapi, pasti penolakan dia akan membuat pelatih marah.     

Tidak memiliki opsi lain, Yuza pun berjalan maju ke barisan paling depan dengan wajah tertunduk. Dia sudah siap menerima cercaan lagi.     

"Astaga! Ke mana sepatumu!" Inilah yang tidak ingin Yuza perlihatkan yang membuat pelatih menjerit ketika Yuza sudah tiba di depan sang pelatih.     

"Sepatuku … sebelah sepatuku hilang entah ke mana, Coach. Maaf." Yuza membungkukkan badan lagi.     

"Ya sudah! Ya sudah! Terserah kau saja kalau begitu! Kau begitu ceroboh dan teledor menyimpan sepatu! Begitu ingin menjadi idol? Cih!" Pelatih pun membiarkan Yuza tetap berlatih menari tanpa menggunakan sepatu.     

Wei Ying yang merupakan rekan satu kamar Yuza pun mengerutkan keningnya dengan heran. Dia berbisik ke Zhao Fei yang satu kamar juga, "Fei, bukankah ini sudah yang kedua kalinya Yuza mengalami kehilangan sebelah sepatunya?"     

Zhao Fei melirik ke Wei Ying, "Benarkah? Ohh, aku kurang ingat."     

"Tsk!" Wei Ying mengibaskan tangannya karena Zhao Fei ternyata kurang memperhatikan. Yah, dia ingat mengenai insiden sepatu Yuza karena yang pertama dulu, dia yang meminjamkan sepatunya kepada Yuza karena kasihan. Kebetulan dia memiliki 2 sepatu kets.     

Namun, dulu dia bisa meminjamkan sepatu ke Yuza karena tidak diburu waktu seperti hari ini. Andaikan Yuza mengatakan lebih cepat mengenai sepatunya yang hilang, tentu Wei Ying tidak keberatan meminjamkan lagi seperti sebelumnya.     

Pagi itu, latihan dance dilalui Yuza dengan rasa tak nyaman. Selain harus rela menahan dingin lantai di musim dingin, gerakannya juga kurang terkoordinasi dengan baik diakibatkan tidak adanya sepatu saat harus berputar dan telapak kakinya yang berembun karena dingin membuat putarannya menjadi tidak luwes.     

Akibatnya? Tentu saja omelan dari pelatih berkali-kali sat dia gagal berputar dengan baik.     

Selesai latihan, Wei Ying dan Zhao Fei membuat kumpulan bertiga dengan Yuza sambil mengobrol di tepi ruangan, sedangkan Yonghae berkumpul dengan kelompok lain.     

"Sukses, Yonghae!" Salah satu di dekat Yonghae mengacungkan ibu jarinya. "Kau hebat!"     

Yonghae terkekeh sambil melirik Yuza di kejauhan, berkata ke rekannya di situ, "He he he! Jangan lupa bayaranku!"     

"Tenang saja!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.