Inevitable Fate [Indonesia]

Kejutan Dari Yuza



Kejutan Dari Yuza

1Kimi ga ima hohoendeiru (Sekarang kau sedang tersenyum)     0

Sore dake na no ni setsunaku narunda (Hanya begitu saja membuat hatiku sakit)     

Atarashii sono seikatsu wo (Bahkan untuk kehidupan barumu itu)     

Ouen shitai to omotteru no ni (Aku merasa bahwa aku ingin mendukungmu)     

- Kimi ga Inaku Naru 12-gatsu (Bulan Desember di Saat Kau Pergi) by AKB48 -     

============     

Pagi ini, ketika Reiko datang ke Adora, dia mendapatkan kabar mengejutkan dari pelatih dance di sana. "Yuza ikut audisi idol di Korea Selatan."     

Betapa kagetnya Reiko. Dia pun lekas menghubungi nomor Yuza, namun susah dia jangkau. Entah dimatikan atau memang susah mendapatkan koneksi karena terlalu jauh atau apa.     

Reiko lekas menghubungi Shingo, siapa tahu lelaki itu mengetahui berita mengenai Yuza. "Shi-Shingo-san, apakah kau tahu di mana Yuza-kun?" tanyanya dengan nada cemas.     

"Yuza si bodoh itu? Aku tidak tahu. Memangnya kenapa, Reiko? Apakah dia tidak bersamamu di Adora?" Shingo ternyata tidak mengetahui kabar mengenai Yuza.     

Sebenarnya, di dalam hati Shingo, begitu dia mendapati telepon bernada panik dari Reiko, hatinya gelisah karena khawatir pada Yuza. Pemikiran buruk bergegas menerjang ke otaknya, membuat Shingo ingin menepiskan apapun itu.     

Meski Shingo terkesan kasar dan keras pada Yuza, sebenarnya dia menyayangi pemuda itu bagai adiknya sendiri. Yah, beginilah yang namanya sosok berkarakter tsundere.     

Tsundere adalah suatu sikap yang berbeda dengan yang ada di hatinya. Biasanya, orang tsundere menutupi apa yang di hatinya dengan bertingkah kasar dan ketus pada yang di sayangi, hanya karena tidak ingin perasaan sayang itu diketahui pihak lain, atau merasa canggung saja jika ketahuan.     

Begitulah yang dirasakan Shingo terhadap Yuza selama ini. Meski dia menyayangi bocah itu bagai adiknya, namun dia memilih untuk bersikap ketus ketika berhadapan dengan Yuza.     

Dia benar-benar lelaki tsundere!     

"Shingo-san … aku dengar berita mengenai Yuza dari pelatih dance di Adora." Reiko akhirnya membuka ini.     

"Ohh! Kau mengetahui sesuatu mengenai si bodoh itu? Di mana dia, Reiko?" Shingo tak sabar ingin tahu.     

"Dia … dia kabarnya … mengikuti audisi idol di Korea Selatan." Suara Reiko terdengar ragu-ragu. "Ronin-sensei yang mengatakan padaku."     

"Au-audisi idol? Di Korea Selatan? Hah! Bocah bodoh itu!" Shingo ingin sekali mengutuk lebih banyak dan lebih keras, namun tak enak karena sedang berbicara dengan Reiko.     

.     

.     

Setelah telepon disudahi, Shingo berusaha menghubungi nomor Yuza, namun, sulit.     

Shingo tidak patah semangat. Dia coba dan coba terus menghubungi nomor Yuza, apapun yang terjadi.     

"Shingo-san, giliranmu." Mendadak, ada suara di dekat Shingo.     

"Oh, iya, Takeda-san!" Shingo mulai berdiri dari sofa dan mulai masuk ke ruang rekaman. Saat ini dia sedang dalam jadwal perekaman suara untuk seiyuu.     

Selepas jadwal perekaman seiyuu, Shingo segera keluar dari gedung tersebut dan mencari tempat yang lebih sunyi untuk menghubungi nomor Yuza.     

"Moshi moshi, ada apa, Ossan?" Akhirnya, setelah berulang kali mencoba, telepon pun tersambung juga dan diterima Yuza di seberang sana.     

"Bocah busuk! Di mana kau?" tanya Shingo dengan suara geram, bukan karena benci, namun karena cemas.     

"Ha ha ha … coba tebak, aku di mana, hayo?" Yuza malah menggoda.     

Ingin sekali Shingo menampar kepala Yuza jika mereka dekat.     

"Jangan katakan kau … kau di Korea?"     

"Ehh! Bagaimana Ossan tahu?!"     

"Sialan kau bocah busuk! Kenapa di sana?!"     

"Kenapa, yah? Untuk meraih impian?"     

"Jangan main-main! Lekas kembali ke Jepang! Untuk apa kau sampai harus sejauh itu jika ingin jadi idol? Di sini juga bisa! Aku akan membantumu mencari agensi yang cocok dan bagus! Lekas pulang!"     

"Hm … rasanya tidak bisa, Ossan, aku tak mungkin begitu saja pergi dari sini setelah mendaftar."     

"Kau—"     

"Ossan, sudah dulu, yah! Aku harus kembali berlatih, nih! Doakan aku lolos, yah! Aku akan ada di program survival salah satu agensi hiburan terbesar di sini, loh! Bye!"     

Telepon pun disudahi secara sepihak dari Yuza. Shingo melompong. Apa bocah itu serius? Apa tadi dia bilang? Hendak tampil di program survival? Salah satu agensi terbesar di Korea sana?     

Rasanya Shingo ingin memiliki sayap untuk segera terbang ke Korea Selatan dan menyeret Yuza kembali ke Jepang. Saat ini juga! Tapi … itu sesuatu yang sangat mustahil, kan!     

Shingo pun terduduk lemas di sebuah bangku dari beton. "Hghh … si bodoh itu …." Ia menundukkan kepala sambil meremas rambutnya.     

Sementara di Korea Selatan, Yuza memang sedang berada di sebuah studio tari dan berlatih keras di sana. Ini adalah hari ketiga semenjak dia tiba di Korea Selatan.     

Mungkin Reiko dan yang lainnya tidak akan mengira apa dan siapa yang berada di belakang Yuza.     

Nathan Ryuu.     

Awalnya begini ….     

Suatu malam, dua hari setelah pengakuan Reiko mengenai pernikahan dia dengan Nathan Ryuu, Yuza menghubungi Nathan Ryuu dan meminta bertemu dengan pria berkuasa itu.     

"Aku benar-benar minta maaf karena sudah menyukai istri Tuan Ryuu." Yuza langsung memberikan kalimat itu ketika bertemu Nathan Ryuu sambil membungkukkan tubuh dalam-dalam.     

"Duduklah, Yuza-kun. Kita bicara dengan santai saja." Nathan Ryuu mulai duduk di depan Yuza. Saat ini keduanya ada di sebuah restoran kelas atas karena Nathan Ryuu menyarankan demikian, dimana di sana ada ruang pribadi. Keduanya memang ada di ruangan tersebut agar tidak ada yang bisa mendengarkan pembicaraan mereka.     

"Aku sungguh memohon maaf atas sikapku selama ini, apalagi kepada Reiko-chan." Yuza pun duduk di seberang Nathan Ryuu. Ruangan pribadi ini tidak begitu luas dan kini hanya berisi mereka berdua saja.     

"Aku tidak menyalahkanmu jika menyukai istriku, Yuza-kun. Well, memangnya siapa yang tidak akan terpikat pada Reiko, ya kan? Itu wajar jika kalian lelaki normal." Nathan Ryuu melepas kedua sarung tangan musim dinginnya dan diletakkan di meja dekat piring.     

"Aku … aku akan lebih tahu diri lagi setelah ini, Tuan Ryuu."     

"Terima kasih untuk niatmu itu, Yuza-kun. Dan aku juga harus berterima kasih padamu atas pembelaan dan pengorbananmu saat audisi G&G yang lalu."     

"Ohh, itu hanya tindakan remeh saja dariku, Tuan Ryuu!"     

"Tidak, tidak, aku merasa kau begitu heroik telah melakukan itu, Yuza-kun. Oleh karena itu, ijinkan aku membalas budi padamu."     

"Ehh?" Yuza memiringkan kepala dengan wajah bingung.     

"Aku memiliki informasi bahwa akan ada audisi untuk idol di Korea Selatan dalam format sebuah program survival. Yang mengadakan itu adalah salah satu agensi terbesar di dunia hiburan dan fokus ke dunia idol di sana. Bagaimana? Kau tertarik mencobanya?"     

"Audisi? Di Korea? Program survival …."     

"Kalau kau tidak berminat, aku tidak akan memaksa. Dan kau juga bisa memikirkannya terlebih da—"     

"Aku bersedia, Tuan Ryuu!"     

"Ohh, kau cepat sekali, Yuza-kun. Kau yakin ingin mencobanya?"     

"Ya! Aku ingin mencobanya, sekuat tenaga!"     

"Baiklah kalau kau sudah yakin dan bertekad bulat mengenai ini. Aku akan membantumu agar bisa ke Korea Selatan dan juga akan mengurus akomodasi untukmu. Kau bisa tenang dan berlatih serta berjuang saja untuk acara itu."     

"Baik, Tuan Ryuu! Sungguh terima kasih atas kemurahan hati Tuan Ryuu!" Yuza membungkukkan badan sambil tetap duduk.     

Nathan Ryuu lega. Bukankah ini trik yang bagus untuk menjauhkan Yuza dari istrinya? Ia tersenyum. Devil's smile ….     

============     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.