Inevitable Fate [Indonesia]

Dua Kejutan Dalam Satu Malam Untuk Yuza



Dua Kejutan Dalam Satu Malam Untuk Yuza

0Aa hetaretachi yo (Ah, para pecundang)     
0

Aa ochikobore yo (Ah, orang-orang yang gagal)     

Tsuraku natte shimattara arukeba ii shi (Ketika merasa lelah untuk berlari, lebih baik untuk berjalan saja)     

Yasundatte mondai nai (Tak apa jika ingin beristirahat sejenak)     

- Hetaretachi yo (Hei, Pecundang) by STU48 -     

===========     

Shingo masuk ke apato Yuza setelah dibukakan pintu oleh pemilik unitnya.     

"Kenapa, Ossan? Apa kau hendak menertawai aku?" tanya Yuza sambil keduanya melangkah ke ruang bertatami.     

"Kalau aku menertawaimu, maka kau juga akan menertawai aku, bocah bodoh!" dengus Shingo pada Yuza yang kini mulai memasukkan kakinya ke kotatsu.     

Kotatsu adalah meja berkaki pendek dari kayu yang ditutupi oleh futon atau selimut tebal.     

Meja kotatsu ini digunakan oleh orang Jepang ketika musim dingin dengan tujuan untuk menghemat biaya pemanas ruangan. Dengan meja kotatsu, seseorang bisa melakukan ragam aktivitas di meja tersebut mulai dari makan sampai tidur.     

Shingo pun ikut memasukkan kakinya ke kotatsu agar merasakan hangat tanpa memerlukan pemanas ruangan.     

"Lalu, apa yang kau inginkan sampai datang ke sini, Ossan?" tanya Yuza sambil menyamankan dirinya di kotatsu tersebut.     

"Aku hanya khawatir, siapa tahu kau gantung diri setelah tahu mengenai pernikahan Reiko dengan Tuan Ryuu."     

"Csk! Ossan, kau sungguh meremehkan aku. Meski aku sangat patah hati mengenai itu, namun aku tidak sebodoh itu melakukan tindakan sia-sia. Lagipula, kalau aku mati, aku tak bisa lagi melihat Reiko-chan, bukankah itu hal rugi?"     

"Tsk! Kau masih saja bicara seperti itu meski dia sudah menjadi istri orang lain?"     

"Eh? Kenapa tidak? Ossan, cinta tidak terhalang oleh apapun, itulah cinta sejati."     

"Lalu, maksudmu apa? Kau hendak merebut Reiko dari Tuan Ryuu? Kau sanggup?"     

"Ossan, pikiranmu kenapa begitu sempit, hm? Meski aku begitu mencintai Reiko-chan, bukan berarti aku akan merusak rumah tangga dia. Aku hanya akan tetap menjaga perasaan cinta ini diam-diam dan melihatnya saja dari kejauhan."     

"Apa maksud ucapanmu itu?"     

"Hm? Tidak ada."     

"Kau bocah bodoh, pokoknya jangan berbuat macam-macam, mengerti!"     

"Ossan, kau seperti nenekku saja, tsk! Oh ya, Ossan, bukankah kau memiliki pacar? Sepertinya berita pernikahan Reiko-chan tidak lah terlalu mengguncang dirimu, ya kan? Kau kan bisa beralih ke pacarmu."     

"Hm … pacar, yah?" Shingo memandang ke langit-langit apato sambil dua tangan ke belakang sebagai penumpu tubuh. "Entah apakah itu pantas disebut pacar."     

"Kenapa?" Yuza akhirnya penasaran, berharap bisa menggali dari Shingo mengenai pacar rahasia Shingo.     

"Aku … aku tidak memiliki perasaan cinta padanya."     

"Ossan! Kau serius?"     

"Tentu saja, bodoh! Kalau aku memiliki cinta padanya, untuk apa aku terus bertahan menyukai Reiko? Kau ini bodoh atau apa, sih?"     

"Astaga, Ossan, kenapa harus menyiksa diri begitu? Kenapa tidak melepaskan Reiko-chan dan serius saja dengan pacarmu itu? Apalagi setelah kita tidak memiliki harapan lagi pada Reiko-chan, tentunya ini keuntungan bagimu untuk bisa lepas dari Reiko-chan dan bersanding dengan benar bersama pacarmu itu!"     

"Kau ini banyak omong, bocah!"     

"Lah! Apa aku salah bicara? Memangnya gadis itu begitu banyak kekurangan?"     

"Hm … kekurangan, yah?"     

"Kumohon, Ossan, jangan membandingkan dia dengan Reiko-chan! Kalau seperti itu, kau hanya akan jatuh dalam dunia halusinasi penuh angan-angan kosong saja jika kau selalu membandingkan Reiko-chan ke semua gadis yang kau temui. Kau akan kesulitan untuk maju!"     

"Tsk! Memangnya kau bisa menyukai gadis lain setelah ini?"     

"Hm, entah, mungkin bisa, tapi tidak dalam waktu dekat. Mungkin menunggu setelah aku mampu menaruh Reiko-chan di sudut lain hatiku sembari aku akan membuka hati untuk gadis lainnya tanpa membandingkan dia dengan Reiko-chan."     

"Hm …."     

"Ossan, apakah gadis itu tidak mencintaimu dengan baik?"     

"Dia? Hm, sepertinya dia mencintaiku, tapi … awal kami menjalin hubungan aneh ini … dari ancaman dia."     

"Ancaman?"     

"Ya, dia mengancam akan bvnvh diri jika aku menolak keinginannya."     

"Keinginan? Keinginan seperti apa?"     

Shingo terdiam ketika mendapatkan pertanyaan demikian oleh Yuza.     

Sedangkan Yuza, semakin penasaran ketika dia melihat raut wajah rumit dari Shingo setelah dia menanyakan hal itu. Namun, mendadak saja dia memekik, "HOH! Ossan! Astaga! Jangan bilang kalau dia ingin … s3ks—mpphhh!"     

Yuza sudah dibekap mulutnya menggunakan telapak tangan Shingo.     

"Jangan keras-keras mengucapkan itu, bodoh!" geram tertahan Shingo, karena dinding apato mereka ini lumayan tipis, khawatir akan didengar tetangga unit Yuza.     

Dengan perjuangan, Yuza pun berhasil menyentak lepas bekapan tangan Shingo. Matanya terbelalak dengan senyum takjub. "Ossan, kau sungguh dicintai gadis itu, yah! Wo ho ho ho! Tidak kusangka ada yang sangat bernapsu padamu! Aku kira hanya Ru—hm … tunggu! Apakah … gadis itu … Runa?"     

"Aku pulang dulu." Shingo pun segera bangkit berdiri, keluarkan kakinya dari kotatsu.     

Yuza segera menyusul. "Ossan! Tunggu dulu! Hoi, tunggu!" Ia mengejar Shingo yang hendak mencapai pintu depan.     

"Tsk! Apalagi? Aku mengantuk, ingin tidur!" alasan Shingo sambil menggaruk belakang kepalanya dengan sikap jenuh.     

"Jawab dulu! Apakah itu Runa? Kau … kau dan Runa …."     

"Aku pulang!"     

Yuza bertahan dan merentangkan satu tangan di depan tubuh Shingo. "Jawab atau aku akan bertanya ke Runa sendiri!"     

Shingo mendelik kesal, ingin sekali memukul lelaki di dekatnya tapi dia tahu, itu terlalu absurd untuk dilakukan. Mana ada orang memukul orang lain gara-gara ketahuan berhubungan dengan gadis lain?     

"Hghh!" Desahan panjang dan berat dari napas Shingo sepertinya sudah lebih dari cukup untuk membulatkan dugaan Yuza tadi.     

"Woaahh! Ossan! Kau benar-benar dengan Runa!" Yuza sambil membelalakkan mata lebar-lebar hingga kedua alisnya terangkat secara dramastis.     

"Mau aku jadikan kau perkedel daging, hah?!" Shingo sudah mengangkat satu kepalan tangan di udara.     

"Ampun, Ossan, ampun! He he he … oke, oke, aku akan diam. Aku akan diam!" Yuza berlagak menyegel mulut dengan tarikan jari secara melintang di bibirnya, lalu mengacungkan dua jari membentuk V seolah itu sebuah janji.     

"Tsk! Terserah kau! Aku pergi!" Shingo pun menepis tubuh Yuza ke samping dan keluar dari unit itu tanpa bisa dicegah lagi oleh Yuza.     

Sepeninggal Shingo, Yuza masih merasakan ketakjubannya karena gagal menangkap sinyal bahwa Shingo dan Runa selama ini berhubungan di belakang punggungnya!     

Ia ingin berteriak, tapi pada siapa? Hal ini merupakan sesuatu yang sangat mengagetkan baginya.     

Astaga, kenapa malam ini dia mendapatkan 2 kejutan luar biasa?!     

-0-0—00—0-0-     

Di tempat lain, Reiko merasa lebih tenang setelah dia mengatakan secara jujur mengenai rahasia yang selama ini dia pendam di depan kawan-kawan terbaiknya.     

Ia tahu, pasti yang dia ungkapkan ke mereka sedikit banyak telah menyakiti perasaan mereka, terutama Yuza dan Shingo.     

Reiko bukannya memalingkan diri dari kenyataan mengenai kedua pria itu menyukainya. Dia mengetahui itu dengan jelas dan mencoba untuk tetap berteman saja dengan mereka.     

Dan salah satu cara yang dia tempuh untuk tetap bisa berteman dengan Yuza dan Shingo adalah dengan memberitahu mereka mengenai hubungan sebenarnya dia dengan Nathan Ryuu.     

-0-0—00—0-0-     

Pagi ini, ketika Reiko datang ke Adora, dia mendapatkan kabar mengejutkan dari pelatih dance di sana. "Yuza ikut audisi idol di Korea Selatan."     

=========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.