Inevitable Fate [Indonesia]

Mempermasalahkan Hal yang Sama



Mempermasalahkan Hal yang Sama

0Nandome darou shippai shita no wa... (Entah sudah berapa kali aku mengalami kegagalan...)     
0

Buzama na sugata minna ni warawarete (Sosok yang aneh membuat semua orang tertawa)     

Tsuyoku naru (Menjadi lebih kuat)     

- Sora wo Tonde Miyou (Mari Mencoba Terbang ke Langit) by 22/7 -     

==========     

Setelah menunggu 2 jam lebih, nomor Reiko pun dipanggil. Ia bangun dari kursinya seakan ini sudah seabad lamanya.     

"Reiko-chan, semangat!" Yuza berseru sambil mengacungkan kepalan tangannya ke atas untuk menyemangati Reiko.     

"Umh!" Reiko mengangguk. Kemudian, dia segera memasuki ruangan audisi.     

Di ruangan yang tidak begitu luas itu, ada 3 orang duduk berjajar dan ada 1 orang lagi yang mungkin bertugas untuk dokumentasi.     

"Halo, selamat pagi." Reiko menyapa terlebih dahulu pada 3 orang yang dia memastikan itu pasti para penguji peserta audisi.     

"Selamat pagi juga. Silahkan perkenalkan dirimu." Penguji pertama yang duduk di paling kiri menyapa Reiko. Itu seorang wanita yang sepertinya sudah berumur hampir 50 namun wajahnya masih cantik meski sudah ada kerutan di dekat mata, toh senyum ramahnya membuat siapapun nyaman saat menatapnya.     

"Baik. Saya Arata Reiko, umur 22 tahun, tidak bekerja, berharap agar bisa menjadi trainee di agensi G&G dan berkarir sebagai idol." Reiko mengucapkan dengan lancar.     

"Bagus. Aku suka semangatmu." Penguji 1 tadi masih tersenyum pada Reiko. "Nah, pertama-tama, kami ingin mendengar kau menyanyi. Silahkan pilih lagu yang paling kau kuasai dan menurutmu lagu itu sangat merepresentasikan suaramu."     

"Baik." Reiko mengangguk dan karena dia sudah dari semalam merencanakan ingin membawakan lagu apa, maka tidak butuh waktu lama sebelum dia mulai menyanyikan lagu Uchiage Hanabi milik DAOKO.     

Suara Reiko mengalun jernih, halus dan menyenangkan telinga. Artikulasi juga jelas dan baik. Semuanya terasa sempurna. Hanya 1 bait saja yang dinyanyikan.     

"Bagus, tidak jelek, kok!" Penguji 1 memuji. "Kalian, bagaimana menurut kalian, apa ini cukup?" Ia bertanya ke 2 rekan di deretan itu.     

"Bisakah kau menyanyi lagu luar, misalkan saja lagunya Mariah Carey atau Beyonce?" Penguji 2 memberikan tantangan.     

"Baik." Reiko tidak menyangka akan diberi permintaan semcam itu. Namun, dia tidak ingin terlalu lama berpikir untuk memilih lagu. Dia pun segera menyanyikan My All milik Mariah Carey, sebuah lagu balad yang cengkoknya sangat susah, apalagi membutuhkan napas panjang pula.     

Namun, ternyata Reiko berhasil membawakan 1 bait dengan baik semirip Mariah Carey. Yah, itu memang lagu kesukaan dia yang sering dia senandungkan di live streaming dia.     

"Wah, suaramu memang bagus untuk lagu lembut dan pelan. Bagaimana dengan lagu yang temponya cukup cepat?"     

"Ohh, baiklah." Reiko pun menyanyikan lagu Senbonzakura ala Wagakki Band yang memang bertempo lumayan cepat dengan cengkok yang mirip seperti vokalis Wagakki Band melakukannya.     

"Baiklah, kami menyukai suaramu. Nah, sekarang silahkan lakukan dance. Tapi, kami juga ingin kau bernyanyi. Lakukan." Penguji 1 berkata.     

Mereka sengaja menyuruh para peserta audisi melakukan itu agar mereka mengetahui bagaimana kontrol pengaturan napas ketika peserta menyanyi sambil menari.     

Reiko tidak ragu-ragu ketika dia mulai menyanyikan chorus lagu Gokuraku Joudo milik GARNiDELiA. Dia melakukannya dengan baik. Namun, ada kerutan di dahi penguji 3.     

Setelahnya, ketiga penguji pun diam sejenak.     

Namun, penguji 3 yang sejak tadi diam, mulai berbicara, "Boleh aku bertanya padamu?" Dia seorang lelaki paruh baya berkacamata tebal dan agak gemuk dengan penampilan kurang rapi pada rambut ikalnya yang seleher.     

"Ya, silahkan, Tuan." Reiko mengangguk. Dia mulai percaya diri setelah mendapatkan respon positif mengenai nyanyian dan tariannya juga.     

"Nona, apa kau tidak kesulitan melakukan tarian dengan dada sebesar itu?" tanya Penguji 3.     

Sontak saja Penguji 1 dan 2 terkesiap mendengar pertanyaan itu, tidak terkecuali Reiko. Ini bagai sebuah tohokan bagi Reiko ketika lagi dan lagi persoalan ukuran dadanya dipertanyakan dan hendak dipermasalahkan.     

"Aku … aku merasa nyaman saja dengan dada ini meski menari seperti apapun, Tuan. Tapi, aku sudah memiliki rencana untuk mengecilkan ukurannya jika memang harus." Reiko menjawab sambil meremas jarinya.     

Kenapa? Kenapa harus ada lagi yang mempertanyakan mengenai ukuran dadanya. Apakah wanita berdada besar itu sebuah dosa? Atau ukuran dada yang di atas rata-rata merupakan penghambat karir seseorang? Berada di jaman apa ini dia?     

"Yah, kurasa memang akan lebih baik bagimu untuk mengecilkan bagian itu karena terus terang saja, aku kurang nyaman melihat kau menari dengan dada menggembung sebesar itu." Penguji 3 tidak menahan kata-katanya.     

"Kawajima-san!" Penguji 1 menatap Penguji 3. "Rasanya kalimatmu kurang pantas disampaikan di sini dengan cara seperti itu." Sebagai sesama wanita, dia bisa berempati pada Reiko. Dia jika berada di posisi Reiko pun pasti tidak akan menyukai komentar frontal semacam itu.     

"Henge-san, aku hanya berusaha jujur menyampaikan apa adanya. Kenapa harus bermulut manis? Dia ini ingin menjadi idol, dan kehidupan di dunia hiburan itu keras, ya kan Henge-san, kau pasti sudah tahu itu. Maka dari itu, omongan dariku seperti tadi masih bisa dikatakan sangat mudah dan lembut untuk dia yang hendak masuk ke dunia hiburan!" Penguji 3 tak ingin disanggah komentarnya.     

"Fukuoza-san, apakah kau memiliki opini serupa dengan Kawajima-san?" Penguji 1 menoleh ke Penguji 2.     

"Kalau menurutku, selama dia nyaman dengan dirinya, maka itu baik-baik saja untukku. Yah, walau memang kebanyakan idol yang muncul di televisi memiliki dada standar saja dan tidak ada yang sebesar Nona ini. Tapi menurutku secara keseluruhan, tidak ada masalah." Penguji 2, seorang lelaki paruh baya kurus dengan rambut rapi berkomentar.     

"Tidak masalah apanya?" Penguji 3 ternyata masih bersikeras. "Dia bisa diprasangka macam-macam, apa kalian tahu?" Penguji 3 sepertinya sedikit emosi ketika opininya tidak disetujui 2 rekannya. Lalu, dia beralih ke Reiko, "Hei, kau … 279, berapa umurmu?"     

"Saya 22 tahun, Pak." Reiko menjawab masih dengan sopan-santun yang pantas.     

"Kukatakan dengan jujur padamu, Nona 279 … kau terlihat seperti ibu menyusui, atau … bahkan kau tampak seperti aktris porno!" Penguji 3 mulai keterlaluan.     

2 penguji lainnya melongo, tak percaya kata-kata semacam itu keluar dari rekan mereka sesama penguji. Ketiganya merupakan musisi yang biasanya bekerja di belakang layar, entah itu composer ataupun produser.     

Namun, mengatakan hal sekejam itu pada gadis 22 tahun, bukankah itu sungguh keterlaluan? Ibu menyusui? Aktris porno? Ya ampun!     

Reiko syok mendengar opini Penguji 3. Ia bertanya-tanya, apakah seperti ini kalimat yang dikatakan juri di lomba cover dance mengenai dia? Ibu menyusui atau aktris porno? Hanya karena berdada besar?!     

Atau, mungkinkah lelaki Penguji 3 itu adalah juri dia di lomba cover dance sebelumnya dan mengenali Reiko?     

Apakah Penguji 3 sudah selesai? Belum! Sepertinya dia belum puas jika masih ada hal lain yang ingin dia sampaikan kepada Reiko. Dan sepertinya, Penguji 3 ini merupakan orang yang lebih berpengaruh dibandingkan Penguji 1 dan Penguji 2.     

===========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.