Inevitable Fate [Indonesia]

Mencari Kesempatan Bertemu Denganmu



Mencari Kesempatan Bertemu Denganmu

0gajang pyeonanhan na (aku merasa paling nyaman)     
0

nan ni ane gacheo (aku terperangkap di dalam dirimu)     

- One and Only by EXO -     

============     

Hari-hari dijalani Reiko dengan lebih menggebu dan serius karena audisi kian dekat harinya.     

Meski agensi G&G merupakan agensi hiburan baru di Jepang, namun cepat melejit karena memiliki banyak talent-talent yang sudah banyak berhasil tampil di televisi Jepang, bahkan nama agensi G&G seakan menjadi jaminan bahwa talent di sana, apapun itu, akan sukses di dunia hiburan.     

Agensi G&G didirikan bukan oleh orang Jepang. Pemiliknya sepasang suami istri bertampang bagaio orang Eropa. Si suami sangat tampan dan memiliki studio televisi sendiri bernama DRH TV yang tergolong besar, sedangkan sang istri pun sangat cantik dengan rambut pirang terangnya.     

Karena pemilik Adora ini merupakan kenalan baik sepasang suami istri pemilik agensi G&G, maka dari itu, artis agensi tersebut banyak diisi talent yang berasal dari Adora.     

Sudah banyak dancer dan penyanyi yang berasal dari Adora sukses diorbitkan sebagai artis bertalenta di panggung hiburan.     

Maka dari itu, tak heran jika banyak anak muda yang ngotot ingin mendaftar menjadi anggota Adora, dengan harapan bisa menjadikan Adora kendaraan ke agensi G&G dan nantinya sukses diorbitkan dan melakukan promosi di DRH TV.     

Reiko pun memandang peluang besar itu ketika agensi G&G membuka audisi.     

Dan pagi ini, tak heran jika setelah sang suami berangkat bekerja atau beraktivitas apapun di luar rumah sana, Reiko juga bersiap-siap ke Adora untuk berlatih hingga nanti menjelang sore.     

Tentu saja dia tidak akan berlatih tanpa jeda. Dia bisa mengatur yang terbaik untuk dirinya agar tetap terjaga dan bugar.     

Ada pengecualian bagi Reiko. Dia akan menghentikan latihannya jika suaminya pulang lebih dini. Ini adalah bentuk pengabdian Reiko sebagai istri.     

Selama ini, dia begitu disayang dan dimanjakan oleh Nathan Ryuu, maka tidak salah apabila dia membalas dengan sikap demikian. Ia akan lekas pulang jika mengetahui bahwa suaminya pulang lebih cepat dari biasanya.     

"Reiko-san."     

Reiko menoleh ke yang memanggilnya. "Shingo-san! Tumben kau ada di sini? Sudah sangat lama rasanya aku tidak bertemu denganmu. Apakah kau begitu sibuk menjadi seiyuu?"     

Keduanya bertemu di lobi utama dan berjalan bersama memasuki bagian dalam gedung itu.     

"Oh, ya. Aku memang cukup sibuk akhir-akhir ini. Ada banyak project yang disodorkan padaku dari agensiku." Shingo mengajak Reiko duduk sebentar di salah satu bangku panjang yang ada di dekat taman kecil di tengah-tengah gedung.     

"Shingo-san masuk ke agensi G&G, kan?" Reiko masih ingat itu.     

Mengangguk sebagai jawaban awal, lalu Shingo berkata, "Ya, aku ada di G&G. Dan kudengar dari Yuza, kau dan dia hendak ikut audisi G&G, benar?"     

"Ahh, ya, itu benar."     

"Sepertinya kita akan lebih sering bertemu jika nanti kau masuk ke G&G."     

"Yah, itu bila aku lolos audisi, ya kan?"     

"Aku yakin kau pasti lolos, Reiko-san."     

"Begitukah?"     

"Ya, karena kau berbakat dan penampilanmu juga pantas disebut ala idol. Aku yakin G&G akan menerimamu."     

"Hm, semoga saja, he he …."     

"Oh ya, Reiko, anime yang kugarap sudah selesai, loh! Apa kau sudah menontonnya?"     

"Ah, ya! Aku sempat menontonnya sampai episode 8, tapi aku belum memiliki waktu luang untuk melanjutkannya. Itu sungguh anime yang bagus! Dan suara Shingo-san juga mengagumkan ketika membawakan peran salah satu tokoh utama."     

"He he, yah … tapi masih banyak kekurangan. Aku harus banyak berlatih dan memperbaiki di sana dan sini." Shingo menggaruk belakang kepalanya ketika mendengar pujian Reiko.     

"Apakah sudah ada project selanjutnya setelah anime yang ini? Eh, aku dengar anime yang ini meledak dan banyak dibicarakan orang sedunia, ya kan?"     

"He he, sepertinya begitu, entahlah."     

"Tapi memang iya! Di Yutub saja sudah banyak orang membuat reaksi untuk anime ini! Dan rata-rata mereka puas dengan jalan ceritanya yang unik dan grafis yang memuaskan mata."     

"Ya. Terima kasih untuk pujiannya, Reiko."     

"Ahh, kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya."     

"Ohh? Yang mana?"     

"Apakah ada project selanjutnya setelah ini?"     

"Hm, ada. Ada 2 project sekaligus datang padaku."     

"Waw! Hebat! Shingo-san sungguh hebat! Kau mulai diakui!"     

"He he, sepertinya begitu."     

"Tapi, Shingo-san … aku harap kau masih baik-baik saja dengan Ru-chan."     

"Kenapa?"     

"Yah … Ru-chan adalah sahabatku, dan kau pun demikian. Ketika kalian berhubungan menjadi kekasih, aku hanya bisa berharap kalian langgeng dan selalu solid. Dan ketika Shingo-san sibuk seperti ini, aku harap Shingo-san masih memiliki waktu untuk Ru-chan."     

"Hm, aku usahakan." Shingo yang tadinya meletup-letup di hatinya, kini mendadak saja merasakan tawar ketika nama Runa disebut.     

Haruskah Shingo berkata jujur pada Reiko mengenai perasaan dia pada Runa seperti apa sebenarnya? Haruskah dia juga mengatakan pada Reiko bahwa Runa makin hari makin terlihat posesif dan selalu ingin tahu dimana dia berada?     

Sungguh, seorang lelaki sangat jengah jika dipantau bagai dia seorang terdakwa atau pelarian.     

Lelaki mungkin merasa terharu dan senang pada awalnya diperlakukan seperti itu oleh kekasihnya, namun ketika itu terus berlangsung dan tidak berhenti, malah semakin menjadi-jadi, maka haru itu berubah menjadi pahit dengan perasaan bagai sedang diteror.     

Terlebih, dari awal pun Shingo tidak mencintai Runa! Dia hanya menyetujui sikap Runa hanya karena iba dan juga sama-sama butuh secara fisik saja. Ohh, Runa juga menambahkan dengan hati. Tapi tidak dengannya.     

Sampai sekarang, Shingo masih saja berpikir dia dan Runa hanyalah mau sama mau secara fisik saja. Dia tidak ingin meningkatkan perasaan itu ke jenjang lebih tinggi.     

Saat ini, ketika dia berbincang dengan Reiko, meski hanya obrolan ringan dan tak ada juntrungan sekalipun, Shingo merasa hidup dan berseri-seri di hatinya.     

Walaupun dia tidak bisa memiliki Reiko, namun berdekatan dan bisa memandang puas begini sudah merupakan keberuntungan besar baginya. Dia merasa begitu nyaman ketika di dekat Reiko.     

Reiko bagaikan cahaya di jiwanya yang butuh sinar. Reiko bagaikan air ketika dia menggelepar akan dahaga. Reiko bagaikan—     

"Reiko-chan! Ossan! Kalian sudah di sini!" Mendadak, suara Yuza menginterupsi pikiran Shingo mengenai pemujaan dia pada Reiko. Lelaki muda itu berlari kecil mendekat ke bangku tersebut.     

Kesal karena gangguan Yuza, Shingo hanya mendesah berat dan memutar matanya pada Yuza. "Tidak bisakah kau menghilang saja?" Bagaimana dia tidak kesal, ketika dia mencari kesempatan untuk bisa bertemu dan berduaan saja dengan Reiko, malah muncul seorang pengganggu.     

"Ossan, kau ini apa-apaan, sih? Ingat, Reiko-chan sudah menjadi milik Tuan Ryuu!"     

"Dan itu juga yang harus kau sumpalkan ke otakmu, mengerti?!"     

Yuza hanya terkekeh saja menimpali balasan dari Shingo. Sedangkan Reiko terkikik geli jika melihat dua orang ini saling berdebat tak jelas.     

"Yuza-kun, apa kau sudah menonton anime yang diperan suarakan Shingo-san?" tanya Reiko sambil memperhatikan Yuza yang duduk menyebelahi dia.     

"Ohh itu, malas!" Yuza menjawab sambil hempaskan pantatny di sebelah Reiko.     

"Kok malas?" Reiko heran. "Bukankah itu anime yang sedang hits dua bulan ini?"     

"Ya, malas karena ada suara Ossan, aku jadi ingin mendebatnya setiap dengar tokoh yang dia perankan bicara!" Yuza menjawab santai.     

"Kau bocah sialan!" geram Shingo yang ditimpali juluran lidah oleh Yuza dan tawa ringan Reiko.     

===========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.