Inevitable Fate [Indonesia]

Masih Terlalu Terbawa Perasaan



Masih Terlalu Terbawa Perasaan

0Sometimes baro yeope inneun geonman gata (kadang aku merasa seperti aku berada di sisimu)     
0

wae nan ajikdo neoreul mot ijeo Baby (kenapa tak bisa aku melupakanmu, sayank?)     

nuneseo meoreojyeo maeumsogeseodo eopseojyeo (pergi dari pandanganku, keluar dari pikiranku)     

- Complex by STAYC -     

=========     

Perdebatan antara Yuza dan Shingo yang sudah menjadi hal wajar di mata Reiko pun seakan menjadi hiburan yang menghangatkan hatinya ketika dia melihat dua lelaki di samping kanan dan kirinya itu sebenarnya saling perduli dan sayang meski mereka pasti tidak akan mau mengakuinya.     

"Setidaknya aku sudah punya lagu duetku dengan Reiko-chan, bwee!" Yuza meledek Shingo.     

"Huh! Hanya karena itu saja dan kau sudah begitu bangga? Kau tahu, suaramu membuat lagu itu jadi rusak dan merugikan Reiko." Shingo tentu saja harus membalas Yuza.     

"Hei! Berani kau menghinaku! Reiko-chan, katakan padanya, sudah berapa juta viewers video lagu kita!" Yuza menoleh ke Reiko, meminta pembelaan dari gadis di sebelahnya.     

Dalam situasi macam ini, Reiko justru merasa dia seperti ibu dari dua pemuda itu. Dia bagaikan ibu dua bocah cilik yang sedang bertengkar sesuatu yang remeh temeh saja. "Sudah, sudah, ayo kita lebih baik berlatih dance saja!" Ia menepuk lengan dua pemuda itu berbarengan.     

"Ya! Reiko-chan benar! Meladenimu seperti meladeni orang gila!" Yuza mencibir ke Shingo.     

"Kau bocah busuk!" Shingo geram.     

"Shingo-san, apakah kau ingin ikut berlatih dengan kami?" Reiko lekas menyelipkan kalimatnya untuk menghentikan perdebatan dua pria muda ini.     

"Hm, baiklah. Aku ikut." Sudah pasti, kesempatan bisa bersama dengan Reiko saat ini tidak ingin dilewatkan oleh Shingo. Meski geram dan kesal karena gangguan Yuza, namun dia tak mau mengalah pada rivalnya ini.     

"Ossan, kau sudah tidak diperlukan lagi di dunia dance. Sana, kau masuk saja ke ruang seiyuu!" Yuza masih belum surut dari meledek Shingo dan ingin menjauhkan Shingo dari Reiko.     

"Siapa kau sehingga memiliki hak memerintahku? Ayo, Reiko, kita sudah lama tidak menari bersama, ya kan?" Shingo mendelik ke Yuza sebelum dia mengajak dengan suara lembut ke Reiko.     

"Hi hi, oke, ayo!" jawab Reiko sambil mulai berjalan beriringan dengan keduanya.     

"Wah, ruang latihan sudah hampir penuh di jam ini?" Yuza terkejut juga ketika mereka telah tiba di ruangan terdekat setelah belokan dari lift.     

"Sepertinya mereka tidak ingin bersantai sedikitpun untuk audisi G&G." Tebakan Reiko sudah tentu sangat benar.     

Menjadi idol terlalu menggoda untuk dilewatkan, apalagi oleh para muda dengan darah menggelora di jiwa mereka untuk segala tantangan.     

Itu menjadikan lebih memikat lagi ketika bayangan kesuksesan dan berlimpah uang ketika berhasil menjadi idol terkenal, akan menarik minat mereka masuk ke audisi idol manapun yang ada yang mampu mereka jangkau.     

"Kalian bertiga, jika ingin ikut berlatih, lekas masuk!" Pelatih yang sudah ada di dalam dengan 23 anggota sedang jeda usai menari selama setengah jam.     

"Baik, Sensei!" Reiko bergegas masuk diikuti Shingo dan Yuza.     

Usai berlatih dance selama hampir satu jam lamanya, Reiko dan yang lainnya beristirahat sambil duduk santai menenangkan napas mereka. Namun, saat ini, Reiko terlihat yang paling tenang napasnya, meski yang lainnya sibuk tersengal-sengal, bahkan ada yang langsung tergeletak di lantai sambil mengeluh lelah dan nyaris kehabisan napas.     

Melihat itu, Reiko hanya bisa membatin, jika orang yang rebah di lantai sambil mengeluh itu tidak lekas memperbaiki ketahanan fisiknya, maka akan terlalu berat bagi orang tersebut untuk menapaki jalan menjadi idol nantinya.     

"Reiko-chan, kau tidak terengah-engah meski sudah latihan hampir 1 jam lamanya?" Mendadak, Yuza berkata cukup lantang saat mereka sedang duduk santai di ruangan itu sambil minum dan mengelap keringat.     

"Hm? Ohh, um, yah … beginilah." Reiko tidak mungkin berkata: 'ah, ini hanya hal mudah bagai meneguk ludah bagiku, tak mungkin membuatku kehabisan napas'. Dia tidak sesombong itu.     

"Reiko-chan hebat!" Yuza melotot takjub sambil menutup botol air mineralnya.     

Seruan Yuza tadi menimbulkan orang-orang di situ mau tak mau menoleh kepada Reiko. Pelatih Ronin yang masih ada di ruangan itu, turut duduk di antara anak didiknya, menatap Reiko.     

"Sepertinya kau sudah sangat mempersiapkan dirimu untuk audisi. Siapa namamu?" tanya pelatih Ronin.     

"Saya Reiko, Ronin-sensei." Reiko duduk bersimpuh pada dua kakinya dan ojigi pada Ronin.     

"Ya, ya, ya, ternyata kau yang bernama Reiko." Ronin hanya mengangguk-angguk saja tanpa banyak berkata selain mengonfirmasi bahwa gadis itu adalah Reiko, yang banyak dibicarakan di ruang pelatih.     

"Betul, Sensei." Reiko menyahut lagi sebelum kembali duduk bersila seperti yang lain.     

"Nah, kalian … coba contoh usaha dan perjuangan dari Reiko ini. Aku yakin dia tidak hanya sekedar berlatih dance saja." Pelatih Ronin menggelegarkan suaranya agar didengar semua orang di ruangan itu. "Karena menjadi idol itu tidak hanya kemampuan dance saja yang dilihat namun ketahanan fisik dan suara juga."     

Yang lainnya pun saling pandang dan mengangguk setuju akan ucapan pelatih mereka saat ini.     

"Reiko, apa saja yang kau lakukan untuk menambah ketahanan fisikmu?" tanya salah satu dari anggota di ruangan itu.     

"Aku … aku hanya rajin lari di treadmill setiap hari sambil menyanyi." Reiko tidak berusaha menutupi tips dan metode yang dia jalani. Membagikan ilmu adalah sesuatu yang baik, kan?     

"Ohh? Ternyata hanya semudah itu!" Yang lainnya menanggapi.     

"Semudah itu, kepalamu!" Temannya di sebelah orang itu segera menampar ringan belakang kepalanya. "Kau harus mencobanya agar tahu apakah benar semudah itu!"     

"Benar!" Pelatih Ronin setuju. "Kalau kalian ingin jadi idol, suara kalian harus tetap stabil bagaikan yang di rekaman meski kalian berjingkrak menari heboh di atas panggung. Saat ini, idol Jepang sudah hampir setara dengan idol Korea Selatan. Grup-grup idol Jepang yang akhir-akhir ini muncul pun sudah setara dengan idol Korea, dunia idol negeri kita sudah tidak lagi berisi gadis-gadis sok imut atau pria-pria flower boy yang hanya melakukan dance kecil."     

Meski ucapan Ronin terdengar pedas, namun itu ada aroma kritik membangun di sana.     

Ronin mengkritisi grup idol di Jepang yang sebelumnya hanya berlomba-lomba tampil seimut mungkin bagaikan Lolita atau princess, dan yang lelaki pun tampil manis dengan dance kurang kuat dan berani.     

"Padahal, asal kalian tahu, para street dancer-dancer negeri ini yang bahkan mampu bersaing di kancah pertandingan kelas internasional, mereka begitu kuat dan powerful ketika dance." Ronin masih melanjutkan. "Banyak street dancer kita yang mendapatkan kekaguman dan rasa segan dari banyak street dancer luar negeri!"     

"Semoga saja, grup-grup idol kita sekarang bisa sejajar dengan grup idol Korea!"     

"Bahkan, kalau perlu … kita bisa menyaingi idol Korea dalam segala aspek baik!"     

"Ya, kita tidak boleh terlihat lemah! Kita bisa tunjukkan bahwa idol kita juga keren dan swag!"     

"Kita harus bisa mendominasi dunia hiburan dari sisi grup idol juga, menggantikan Korea. Ayo, kita berjuang!"     

"Tapi … bukankah kita harus patuh pada apapun yang dirancang oleh agensi serta manajemen? Kalau mereka masih menginginkan kita tampil serba imut, kita bisa apa?"     

Semua orang di situ pun terdiam.     

============     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.