Inevitable Fate [Indonesia]

Berjuang Untuk Menjadi Juara



Berjuang Untuk Menjadi Juara

0Cause I'm a fighter fighter (karna aku seorang petarung, petarung)     
0

soneul deo higher higher (angkat tangan lebih tinggi, lebih tinggi)     

i goseun fire, fire (tempat ini membara oleh api, api)     

Champion, champion (juara, juara)     

- Fighter by Monsta X -     

==========     

Pada saat ini, hanya ada dua hal yang ingin dijadikan fokus oleh Reiko. Yaitu project lomba utaite grupnya yang telah memasuki babak final. Dan yang satu lagi tentang persiapan untuk audisi.     

Di sela-sela itu, Reiko masih menyempatkan membuat konten untuk salah satu kanal Yutub dia, dan menyempatkan di akhir pekan untuk melakukan live streaming, menyapa subscriber dia dalam wujud Vtuber.     

"Sayank, kau jangan terlalu memforsir dirimu, yah!" Nathan Ryuu selaku suaminya dan juga orang yang sangat menyayangi Reiko, tentu saja akan selalu mengingatkan supaya Reiko tetap sehat.     

"Iya, Ryuu. aku mengerti. Terima kasih untuk perhatianmu." Reiko pasti akan memberikan tanggapan semacam itu saban suaminya menasehati dia.     

Kadang, Nathan Ryuu melihat kegiatan istrinya dalam sehari bisa membuat dia lelah sendiri meski tidak menjalani dan melihat saja. "Sayank, aku sudah belikan suplemen untukmu."     

"Tidak, Ryuu. Bukankah dokter sudah mengatakan bahwa alangkah lebih baiknya sebelum melakukan operasi mammaplasty tidak mengonsumsi obat dan suplemen buatan pabrik?" Reiko tersenyum sambil menepuk ringan dada suaminya.     

"Hm, ya, aku lupa. Ini karena aku terlalu cemas kau sakit jika melihat kegiatanmu sehari-hari belakangan ini." Nathan Ryuu tidak sekedar melebih-lebihkan, karena dia tahu sendiri bagaimana istrinya berlatih lebih keras berkali lipat dalam hal dance.     

Meski sudah berlatih di Adora selama 3 jam, namun Nathan Ryuu mengetahui bahwa sang istri masih juga berlatih dance di rumah di ruangan yang khusus untuk latihan dance, sesuai keinginan Reiko.     

Setelah berlatih keras untuk menari, Reiko juga terus berlatih vocal dan bahkan memperberat latihan menyanyinya karena sambil berlari di atas treadmill.     

Ya, ketika Reiko berolahraga di penthouse, dia sekaligus menyanyi.     

"Kenapa harus begitu, sayank?" tanya Nathan Ryuu yang ikut berlari di treadmill sebelah Reiko.     

"Ini untuk melatih vocal aku supaya tidak gemetaran atau kacau ketika aku bergerak, apalagi idol menyanyi sambil menari, maka dituntut performa mereka sempurna dalam menyanyi dan menari." Reiko menjawab sambil tetap berlari di alat tersebut.     

"Tidak kusangka menjadi idol bisa seberat itu, Rei."     

"Oh, tentu saja. Apalagi jika menjadi idol di Korea Selatan, itu lebih gila lagi jadwal latihan yang diberikan."     

"Oh ya?"     

"Ya, aku dengar dari temanku yang pernah menjalani pengalaman sebagai trainee di Korea Selatan, dia hanya bisa tidur selama 2 hingga 4 jam dalam sehari. Dan dalam sehari pula dia latihan menari bisa belasan jam, berlatih menyanyi hingga total 4 jam."     

"Dan tentu mereka harus berolahraga, yah Rei?"     

"Ya, dan kebanyakan olahraga para trainee itu adalah seperti ini, berlari di treadmill sambil bernyanyi. Dan nantinya mereka akan dievaluasi setiap minggu."     

"Jadi, temanmu sekarang sudah menjadi idol di Korea sana?"     

"Tidak. Dia tidak kuat dan memutuskan keluar dan pulang ke Jepang."     

"Kalau begitu, apakah kau tidak gentar mendengar hal semacam itu, Rei?"     

"Kadang aku merasa itu adalah sebuah tantangan. Sama seperti ketika aku pertama kali menjadi Yutuber, awalnya takut tapi ketika aku memandangnya sebagai tantangan pada diriku sendiri, aku jadi lebih ringan menjalaninya."     

Nathan Ryuu sedikit terengah-engah ketika dia harus mengobrol sambil berlari di treadmill. Ia pun berhenti sejenak untuk mengatur napas. "Lalu, Rei … kau ingin meniti karir idol di mana? Jepang? Atau Korea?"     

Melihat istrinya masih sanggup berlari sambil menjawab panjang pertanyaan demi pertanyaan dia, membuat Nathan Ryuu takjub dan kagum pada sang istri.     

"Aku … um … aku sepertinya ingin berkarir di Jepang saja, tapi entah jika mendapatkan kesempatan ke Korea, tapi kemungkinan untuk itu sangat kecil karena aku tidak ingin terlalu jauh darimu, Ryuu." Reiko menoleh ke suaminya sambil tersenyum.     

"Ahh … sayank, kau sungguh menggugah hatiku …." Nathan Ryuu langsung saja menyentuh dada kirinya mengisyaratkan dia terharu dengan ucapan Reiko.     

-0-0—00—0-0-     

"ReA! Apa kau tahu, pengumuman lomba sudah keluar!" UQ di telepon sudah heboh berteriak-teriak.     

"Iya kah? Di mana?" Reiko bertanya penuh antusias.     

"Di Instagramm panitianya! Baru keluar tadi, 2 jam lalu! Aku juga tahu ini dari temanku yang juga ikut lomba!" UQ melanjutkan.     

"Baiklah, baiklah, aku akan melihatnya sekarang." Reiko meminta ijin menyudahi telepon. Ia sudah mendapatkan link Instagramm pengumuman itu dari UQ.     

Ketika Reiko menemukan pengumuman itu, dia tersenyum lebar ketika melihat nama grupnya ada di kolom juara 3. Ia menjerit tertahan dengan roman wajah suka cita.     

Meski tidak menjadi juara 1, namun dia sangat lega dan puas dengan pencapaian grupnya. Mereka sudah berjuang sangat panjang dari babak 1 sampai ke babak 4 ini dan menyingkirkan begitu banyak saingan, selalu berdebar-debar menunggu pengumuman di tiap babaknya, dan juga berdebar-debar menanti tema apa di babak selanjutnya.     

Maka, menjadi juara 3 pun bagi Reiko sudah merupakan kepuasan tersendiri baginya.     

Saking senangnya, dia sampai menelepon suaminya, "Ryuu, pengumuman lomba utaite sudah keluar."     

"Oh ya? Aku yakin kalian pasti juara 10 besar." Nathan Ryuu menjawab di seberang sana.     

"Um-umh …." Reiko menggeleng meski suaminya pasti tidak akan melihatnya, dia berkata, "Kau salah."     

"Salah?"     

"Ya, kau salah! Hi hi!"     

"Ohh, kalau begitu … pasti 3 besar, benar?"     

"Ryuu, kau curang! Apakah kau sudah mendatangi jurinya dulu untuk menyuruh mereka memberikan juara itu pada kami? Um, atau jangan-jangan jurinya yang mendatangimu untuk melapor padamu?"     

"Ha ha ha, sayank, kau terlalu jauh berimajinasi, bahkan menuduhku, hm? Sungguh patut dihukum nanti malam."     

"Ta-tapi … bagaimana kau tahu grupku masuk 3 besar?"     

"Dari suaramu."     

"Suaraku? Bukankah tadi aku menyangkal ketika kau menebak grupku masuk 10 besar?"     

"Meski kau menyangkalnya, tapi ada nada ceria dan gembira dari suara jawabanmu, dan itu membuatku langsung tahu bahwa kau lebih dari 10 besar, maka pasti 3 besar."     

Astaga, betapa akuratnya sang suami ketika menganalisis sesuatu? Bahkan hanya dari suara saja! Hm, apakah tadi dia terlalu girang ketika bicara pada suaminya? Sepertinya tidak.     

Ahh, sudahlah. Suaminya memang orang yang luar biasa dan hebat, Reiko mengakui itu.     

"Dan, apa-apaan itu tadi tuduhanmu, hm?"     

"A-aha ha ha!" Reiko teringat tuduhan apa saja yang dia berikan ke suaminya. "Yah … itu karena kau terlalu sering melakukan sesuatu untukku. Jadi, sekarang aku secara otomatis berpikir jika aku mendapatkan keberuntungan apapun, itu pasti atas campur tangan kasih sayangmu."     

"Ahh … hampir saja kau silap kata, sayank. Tapi, kuakui kau begitu pintar menekuk kata-kata itu menjadi sesuatu yang membuatku terharu senang."     

"He he … begitukah? Hm, mungkin karena aku belajar darimu."     

"Rei, aku tak akan mencampuri apapun jika itu menyangkut kau dan talentamu."     

"Terima kasih, Ryuu. Aku sungguh menghargai itu."     

Usai telepon di sudahi Reiko, Nathan Ryuu menyimpan ponsel di sakunya dan berjalan masuk lagi ke ruangan luas. "Nah, gentlemen, ayo kita lanjutkan rapat kita."     

=============     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.