Inevitable Fate [Indonesia]

Mana yang Lebih Dahulu



Mana yang Lebih Dahulu

0shikiyoku zekuu aizou komogomo (Nafsu yang sia-sia, bergantian antara suka dan benci)     
0

sake o aoreba konton rouman (Saat sake membuat gelisah, romansa pun kacau)     

naose tadase ya midareta kono yo (Sembuhkan dan perbaiki dunia yang kacau ini)     

kenka joutou Here we go! (Ayo bertarung, Ini dia!)     

- Tokio Funka by Gumi VOCALOID -     

===========     

Setelah mendapatkan persetujuan dari suaminya, maka Reiko pun bertanya banyak hal pada seorang dokter bedah plastik terbaik di Jepang yang biasa menangani operasi pengecilan payudara.     

Nathan Ryuu juga ikut bertanya akan seperti bagaimana jalannya operasi nantinya.     

Dokter menerangkan dengan baik pada tuan muda dan istrinya, "Nantinya, saya akan menyayat bagian hitam di sekitar put1ng atau yang biasa disebut areola, lalu dilanjutkan sayatan ke bagian bawah payudara, kemudian mengangkat jaringan, kulit dan lapisan lemak di dalam payudara hingga mencapai ukuran yang diinginkan."     

"Apakah itu akan sekali jadi, Dok?" tanya Reiko.     

"Jika nantinya ternyata bagian put1ng tidak berada di posisi yang tepat, maka kami akan melakukan reposisi." Dokter terpaksa memaparkan opsi tersebut.     

"Dok, kumohon, jangan sampai ada kesalahan apapun meski itu mengenai posisi, bisa kah?" Mana mungkin Nathan Ryuu rela melihat adanya kesalahan penanganan pada sang istri?     

"Yah, kami juga berharap tidak ada kesalahan dan cukup sekali jadi saja, Tuan."     

"Lalu … setelah operasi selesai, apa saja yang harus saya lakukan, Dok?"     

"Nyonya, Anda nantinya akan menggunakan perban kasa dan tabung drainase kecil untuk mengeluarkan cairan akibat pembengkakan di payudara yang biasanya terjadi paska operasi. Dan juga tidak boleh menggunakan bra selama sekitar seminggu. Jika kondisi Anda baik dan kami menilai Anda sudah bisa memakai bra, maka Anda harus memilih bra khusus dengan bahan lembut."     

"Ohh, begitu rupanya, Dok. Um, dan untuk penyembuhan, butuh berapa lama?"     

"Biasanya penyembuhan untuk itu membutuhkan waktu yang cukup lama, Nyonya, dan Anda mungkin akan merasakan sakit pada payudara Anda. Untuk mengatasi itu, kami akan memberikan obat pereda nyeri. Lalu, selama masa penyembuhan, Anda perlu istirahat total selama satu minggu penuh dan membatasi aktivitas berat hingga satu bulan lamanya."     

Nathan Ryuu dan Reiko mendengarkan penjelasan dokter dengan seksama.     

Setelah semuanya dipaparkan oleh dokter, ternyata Reiko masih tetap ingin menjalani operasi tersebut dengan hati teguh. Ia ingin mengakhiri 'penderitaannya'.     

"Maaf, Nyonya, saya ingin bertanya, sepertinya ukuran dada Anda tidak terlalu berlebihan, apakah Anda mengalami sakit punggung atau sakit pada bahu?" tanya Dokter karena menurut dia, ukuran payudara Reiko masih dalam batas wajar saja, dan malah ukuran seperti itu yang banyak diinginkan para wanita yang datang padanya.     

Jarang dia menerima pasien yang ingin mengecilkan payudara meski hanya sebesar milik Reiko. Awalnya, dia mengira payudara Reiko mendapat pasokan implant, namun ternyata asli. Alangkah harus bersyukur Reiko akan karunia itu.     

Namun, nyatanya, sesuatu yang diimpikan wanita lain justru membawa banyak kesialan bagi Reiko.     

"Itu … karena ukuran ini tidak membuat saya nyaman, Dok." Reiko menjawab sembari tersenyum masam. Dokter pun mengangguk-angguk paham.     

"Tapi, Nyonya, jika saya boleh menyarankan pada Anda, jangan membuang sampai 50 persen."     

"Begitu kah, Dok?"     

"Ya, Nyonya. Cukup sekitar 30 sampai 35 persen saja. Ini hanya usul terbaik dari saya saja, Nyonya."     

"Um …." Reiko melirik ke suaminya seakan meminta pertimbangan.     

"Aku percaya pada pertimbangan dokter, sayank. Tentu dokter lebih mengetahui yang terbaik untuk pasiennya." Diiringi senyuman lembut, tuan muda Onodera melantunkan ucapannya, membuat Reiko pun mengangguk patuh.     

"Baiklah, 30 sampai 40 persen." Reiko menetapkan keputusan akhirnya.     

Setelah mendapatkan banyak informasi dari dokter tersebut, dan dokter pamit undur diri dari tempat itu, Nathan Ryuu menatap iba pada istrinya. "Andai bisa, aku ingin aku saja yang menggantikanmu di meja operasi, sayank."     

"Ehh?" Reiko membelalak kaget.     

"Ya, aku tak ingin kau mengalami sakit apapun, sayank." Lelaki Onodera itu merengkuh penuh kasih istrinya.     

"Tenang saja, Ryuu, aku ini kuat, loh!" Reiko mengangkat lengannya, memamerkan otot bisepnya.     

Nathan Ryuu terkekeh geli, lalu bertanya lagi, "Lalu … kapan kau hendak mengambil operasi? Bukankah kau katanya hendak mengikuti audisi idol?"     

"Oh, iya benar! Untung saja kau mengingatkan aku mengenai itu, Ryuu!" Reiko terlalu tenggelam dalam frustrasi dia mengenai payudara besarnya sampai terlupa mengenai audisi itu.     

"Jadi … mana yang kau pilih, sayank? Kapan audisinya?"     

"Itu … kurang dari sebulan, Ryuu. Duh, aku benar-benar harus memilih mana dulu yang akan aku lakukan."     

"Ehh? Kau hendak melakukan kedua-duanya?"     

"Iya, tak apa, kan Ryuu?"     

"Hm, ya, tak apa. Tentu saja tak apa."     

Reiko masih begitu muda dan tentu saja masih ingin melakukan banyak hal dalam hidupnya, masih ingin menjajal banyak kesempatan yang ada di depan mata. Oleh karena itu, Nathan Ryuu tidak berani mengekang sang istri.     

-0-0—0-0—0-0-     

"Bagaimana, sayank? Kau sudah menentukan yang mana dulu yang akan kau jalani?" tanya Nathan Ryuu pada esok harinya.     

"Umh!" Reiko mengangguk tegas. "Aku akan jalani audisi dulu, lalu setelah itu, menjalani operasi."     

"Apakah menurutmu … pihak agensinya akan membolehkan kau sebulan lebih menjalani pemulihan jika mereka memilihmu sebagai trainee?" Kening Nathan Ryuu berkerut, tak yakin.     

"Jika mereka tidak membolehkan aku istirahat sebulan hingga dua bulan paska operasi, maka aku bisa mencari agensi lainnya." Reiko mengulum senyumnya usai berkata demikian. Yah, dia sudah siap jika memang nantinya dia harus melepaskan agensi G&G apabila dia tidak diperbolehkan menjalani masa pemulihan paska operasi.     

"Baiklah, sayank. Semoga saja mereka menerimamu dan bertoleransi pada masa pemulihanmu paska operasi." Tuan muda Onodera hanya bisa mendoakan itu untuk istrinya.     

Kalau tuan muda ini hendak bersikap egois, dia tentu takkan mengijinkan sang istri menjalani kegiatan apapun di luar rumah, terutama menjadi trainee idol!     

Reiko benar-benar harus bersyukur memiliki suami yang sangat pengertian akan gejolak jiwa mudanya.     

-0-0—0-0—0-0-     

Hari-hari berikutnya, Reiko kembali ke Adora dan sejak itu, Benio selalu menempel padanya meski ke ruangan latihan sekalipun. Dia tidak ingin lagi kecolongan terkait keamanan nyonya bosnya.     

Project duet Reiko dengan Yuza pun sudah selesai pula dan menghasilkan duet merdu yang sungguh membuat keduanya puas. Ketika itu diunggah ke akun Yutub Reiko, itu menghasilkan banyak viewers dan juga like hingga jutaan hanya dalam waktu seminggu saja.     

Project lomba utaite Reiko juga mengalami hal baik, karena lagu submit mereka di babak 3 berhasil lolos menuju ke babak 4, atau babak final.     

"Ini sungguh sebuah prestasi untuk kita!" Demikian bunyi chat MK, ketua grup utaite Reiko di obrolan group mereka.     

"Ayo kita pilih lagu yang sekiranya bisa menggemparkan dan menggelegar!" Tear menuliskannya dengan kapslok saking bersemangatnya. Apalagi dihiasi banyak tebaran emoticon khas perempuan muda.     

"Bagaimana kalau lagu Tokio Funka?" usul Reiko.     

"Tokio Funka? Wah, sepertinya menarik!"     

"Aku hampir saja mengusulkan Blessing Messiah."     

"Jangan, Blessing Mesiah tidak sesuai dengan tema babak 4. Tema kali ini adalah mengenai kegembiraan dan kegilaan!"     

"Kalau begitu, Tokio Funka sangat tepat!"     

"Tokio Funka is crazy town and Tokio Funka never sleeps all night!" UQ langsung melantunkan bait pembuka lagu tersebut dan yang lainnya menyeru riang.     

===========     

mammaplasty source = Alodokter, Hallosehat     

lyrics source = Vocaloid Lyrics Wiki     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.