Inevitable Fate [Indonesia]

Menangkap Pelakunya (rate MA)



Menangkap Pelakunya (rate MA)

0Tsumi wo kakushite tadayou MIST (Kabut yang melayang menyembunyikan dosa)     
0

Nigirishimeru wa sabaki no LIST (Memegang daftar penghakiman)     

Yatsura wo umeru himitsu no CIST (Peti mati rahasia yang akan mengubur mereka)     

- Dying Wish by Tasuku Hatanaka - OST Yuukoku no Moriarty (Moriarty The Patriot) -     

===========     

"Kenapa aku ditangkap? Hei! Jawab aku! Apa salahku?!" seru seorang pemuda dengan suara bergetar.     

"Masih tak sadar apa dosamu?" Terdengar suara asing di dekat pemuda itu. "Bukankah kau sangat menyukai melihat lekuk tubuh wanita muda di Adora dan bahkan tidak ragu melakukan pelecehan terhadap mereka?"     

Degg!     

Jantung pemuda itu bagai dihantam godam. Kenapa penangkapnya ini tahu? Bagaimana kedok mesum dia bisa diketahui orang lain?     

Padahal, dia merasa sudah begitu rapi melakukan ini dan itu di Adora, termasuk mengintip ruang ganti perempuan agar bisa lebih meningkatkan hasrat libido dia ketika melihat para wanita muda bertubuh indah itu mengganti baju olah raga mereka dengan baju kasual sebelum pulang.     

Dan bahkan, dia juga sudah beberapa kali berhasil menyentuh dan meremas payudara juga pantat beberapa wanita muda, terutama gadis-gadis yang berjalan pulang dari Adora dan sendirian.     

Kenapa … kenapa dia bisa ketahuan? Padahal dia selalu memakai topeng jika sedang beroperasi menyentuh dan meremas korban-korbannya.     

Bahkan dia mati-matian berlatih dance demi bisa melihat tubuh-tubuh menggiurkan para gadis di ruang dance. Meski gerakan dance dia sungguh sampah busuk, namun Adora tidak mempermasalahkan itu karena bagi Adora, usaha dan latihan keras adalah yang terpenting.     

Maka, ketika dia sengaja mendaftar ke Adora dan bisa leluasa melihat tubuh-tubuh indah berlenggok di ruang dance, itu sungguh memacu libido dia, seakan melihat tubuh wanita di televisi atau layar laptop saja masih tak cukup dan ingin melihat secara langsung, bahkan memegang.     

Bahkan, beberapa minggu ini, dia sudah menetapkan target dia, yaitu gadis bernama Reiko. Dia mendengar dari gadis resepsionis Adora, bahwa Reiko adalah member lama Adora yang kini kembali berlatih di Adora.     

Melihat tubuh Reiko, pemuda itu tak bisa menahan libidonya. Namun, sayang sekali setiap dia ingin mendekati Reiko, selalu saja ada lelaki lain atau member lain yang berada di dekat Reiko.     

Dia akui, tubuh Reiko sungguh mirip seperti tubuh model Asia masa kini, ramping namun dada berisi penuh. Ini sungguh melambungkan fantasi gila pemuda itu.     

Maka, dia selalu menunggu Reiko ketika sendirian, dan itu sangat langka, hingga suatu sore dia melihat Reiko tidak bersama dengan siapapun usai latihan dan berjalan sendirian keluar dari Adora.     

Pemuda itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini setelah dia begitu lama dan sabar menunggu Reiko lengah. Dan ketika dia berhasil mendekati Reiko, bahkan memeluk sambil meremas beberapa kali payudara gadis itu, dia merasakan sensasi luar biasa, bahkan dia ingin ejakulasi saat itu juga andaikan itu bukan tepi jalanan ramai.     

Jadi, sekarang dia ketahuan.     

Brtt!     

Kantong kain di kepala pemuda itu diangkat kasar dan ia pun mulai bisa melihat sekitarnya. Ada sekitar 10 lelaki asing bermasker hitam dan berbaju serba hitam pula mengelilingi dia.     

Tentu saja mereka adalah anak buah Nathan Ryuu yang telah berhasil melacak dan menemukan pelaku pelecehan Reiko.     

"Ka-kalian siapa?" Pemuda itu kini diliputi ketakutan setelah dia sadar bahwa dosa-dosa mesumnya terkuak.     

"Tidak perlu tahu siapa kami. Kau hanya perlu berdoa dengan baik sebelum kami memulai eksekusi kami. Kyehehehe …." Salah satu dari 10 pria bermasker itu menjawab sambil terkekeh dengan pandangan menghina ke pemuda itu.     

"Ja-jangan! Aku mohon, ampuni aku! Aku salah! Iya, aku salah, memang salah, dan aku berjanji tidak akan melakukan itu lagi!" Pemuda itu makin ketakutan. Eksekusi? Apakah dia akan dibunuh? "To-to-tolong jangan bunuh aku, aku mohon … jangan bunuh aku …."     

Suara pemuda itu bergetar membawa kengerian dan rasa takut yang tak tertahankan.     

"Ohh? Jadi, kau tidak ingin dibunuh?"     

"Y-ya! Tolong jangan bunuh aku! Aku memang salah, tapi tolong ampuni aku dan jangan bunuh aku. Aku janji tidak akan mengulangi apapun itu. Lagipula … aku hanya mengintip dan menyentuh mereka saja, aku tidak memperkosa mereka!"     

Pembelaan dari pemuda itu justru mengakibatkan 10 pria itu tertawa terbahak-bahak.     

"Sungguh logika yang luar biasa darimu, hah!" seru lelaki berikutnya.     

"Kau tahu … mendengar ucapanmu dan janjimu tadi … kami bisa mengampunimu dan tidak membunuhmu. Hm, baiklah, aku akan mengabulkan itu. Tapi … apakah suami dari orang yang kau lecehkan itu berpikiran sama dengan kami atau tidak, yah … itu tergantung keberuntunganmu." Anak buah Nathan Ryuu mengangkat bahu dengan santai.     

"Ka-katakan pada suami wanita itu agar dia mengampuniku! Tolong sampaikan pada Beliau bahwa aku menyesal dan bersedia berlutut di depan Beliau dan memohon ampun serta akan pergi mengisolasi diriku di pelosok desa, tidak akan berbuat salah lagi!" Pemuda itu lekas sampai pada kesimpulan bahwa pria-pria yang mengelilingi dia ini merupakan anak buah dari suami wanita yang pernah dia lecehkan.     

Astaga, dia sungguh tak mengira bahwa pasangan dari wanita korban kemesuman dia merupakan orang yang berbahaya, yang tak boleh dia singgung. Andai dia mengetahui ini lebih awal, mungkin dia akan menahan diri, atau mencari target lain yang sekiranya lebih lemah dan berlatar belakang biasa saja tanpa pasangan yang berpengaruh.     

"Hm, sayang sekali dia tidak sudi bertemu dengan sampah sepertimu. Dia cukup memberikan wewenang saja pada kami untuk berurusan denganmu, untuk membalas budi padamu." Salah satu anak buah Nathan Ryuu mendekat dan menepuk-nepuk cukup keras pipi pemuda itu.     

Pemuda itu begitu ketakutan, apalagi ketika dia melihat anak buah Nathan Ryuu mengeluarkan belati dari saku. "Ja-jangan bunuh aku! Jangan bunuh aku! Aku mohon!" Ia berseru putus asa sambil menatap bergidik pada belati tadi.     

"Apakah sudah siap?" Pria bermasker itu bertanya pada kawannya.     

"Tentu sudah. Ayo kita mulai!" Pria lainnya menyahut.     

Pemuda itu tak tahu apa yang dibicarakan mereka, mengenai apa, dan dia hendak diapakan.     

Namun, dia mulai dibuat bingung ketika ikatan pada tangannya dibuka. Sedangkan ikatan pada kakinya masih tetap pada kursi, tidak diurai. Ia tak berani bergerak meski tangannya sudah terbebas dari belenggu.     

Yang membuat dia bingung, kenapa ada meja yang diseret ke depannya?     

Jawaban tersedia ketika meja besi itu dipasangi borgol dan ujung lain borgol dikaitkan ke pergelangan tangan dia.     

"A-apaan ini? Kenapa harus begini?" Pemuda itu mencoba menggerak-gerakkan tangannya.     

"Ssshhh … nanti juga kau akan tahu." Dari matanya yang membentuk bulan sabit, anak buah Nathan Ryuu sedang tersenyum lebar ketika dia menepuk-nepukkan belatinya pada pipi si pemuda.     

"Tolong, jangan! Ja-mmgghhh! Mmmffhh!" Mulut pemuda itu langsung disumpal kain dan langsung ditimpa lakban di sana sehingga meredam suara teriakannya seketika itu juga.     

Adegan berikutnya adalah, keluarnya sebuah gergaji listrik. Ini membuat mata pemuda itu membelalak ngeri. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak nasib yang disodorkan secara paksa padanya saat ini.     

==========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.