Inevitable Fate [Indonesia]

Hasil Lomba Dance Cover



Hasil Lomba Dance Cover

0Kimi ga nageta kotoba yasashikute (Kata-kata yang kau lemparkan terasa lembut)     
0

Mein kyara made mou choi (Aku sedikit merasa menjadi karakter utama)     

- Drama by TXT (Tomorrow X Together) -     

=========     

Sore ini, ketika Reiko masih berkutat di dapur untuk membuat camilan yang akan dia persembahkan pada sang suami karena ternyata suaminya menyukai makanan ringan, terutama yang dibuat olehnya, dia mendapat panggilan di ponsel.     

Lekas, dia mencuci tangannya dulu sebelum dia mengambil ponsel yang dia kantungi di saku depan celemeknya. Jika itu bukan sebuah panggilan dan hanya chat saja, mungkin Reiko tidak akan susah payah mencuci tangan.     

Adanya panggilan untuknya, menunjukkan itu adalah hal penting dari seseorang.     

"Moshi moshi?" Reiko menyapa dengan kalimat khas untuk menjawab panggilan telepon. "Ohh, maafkan saya, saya tidak tahu ini dari Anda." Reiko ternyata salah menyapa karena yang menghubungi dia ternyata pihak panitia lomba dance cover.     

Ini sudah berapa minggu semenjak dia melakukan submit dance cover dia? Sepertinya sudah setengah bulan lebih. Sungguh waktu berlari tidak terasa.     

"Haik! Haik! Ehh?! Benarkah? Ohh, haik! Arigato! Domo arigatogozaimasu!" Wajah Reiko berseri-seri ketika dia mengakhiri panggilan itu. "Yaayyy!!!" teriaknya ketika dia menyelesaikan teleponnya. Ia pun melompat-lompat kecil lalu menari sekenanya di tempat.     

"Hm, apakah ada sesuatu yang harus dirayakan?" Tiba-tiba, suaminya sudah memasuki dapur dan telah menyaksikan betapa riangnya sang istri menari berputar-putar melompat di tempat seperti anak anjing lucu yang ingin meraih biskuitnya.     

"Ryuu!" Reiko pun berlari dan melompat ke suaminya.     

"Whoops! Untung saja suamimu ini lelaki kuat dan tangguh, sayank, atau lupakan saja adegan dramastis menakjubkan begini." Nathan Ryuu berseloroh sembari menangkap tubuh molek istrinya.     

"Ha ha! Ya, aku sungguh beruntung memiliki suami yang bisa menangkapku sekuat ini!" Reiko pun memeluk leher Nathan Ryuu ketika tubuhnya diputar beberapa kali oleh suaminya.     

Setelah Nathan Ryuu menghentikan putarannya, dia menurunkan Reiko kembali menjejak lantai dan bertanya, "Katakan padaku, apa yang membuatmu begitu gembira."     

"Coba tebak, siapa yang menghubungiku barusan?"     

"Hm, mana aku tahu, sayank. Mungkinkah Naroto? Atau mungkin jangan-jangan Ninja Hatoori?"     

"Ryuu!" Reiko mencubit perut suaminya yang terkekeh-kekeh. "Tebak yang benar, dong …," rengek Reiko, belum melepaskan belitan lengannya pada leher sang suami.     

"Siapa, yah? Hm … produser Holywood? Atau mungkin agensi besar di Korea Selatan?"     

"Hi hi, kau memang suami yang menyenangkan! Hm, kuanggap itu adalah doa darimu, Ryuu!" Lalu Reiko berjinjit untuk mengecup bibir suaminya. "Yang menghubungiku tadi … panitia lomba dance cover!"     

"Oh ya? Apa yang dia katakan? Bahwa kau menari terlalu sempurna dan membuat mata mereka tidak bisa menutup sampai sekarang dan kau harus bertanggung jawab pada biaya pengobatan mata mereka?"     

"Ya ampun, Ryuu, kau tega sekali mengatakan seperti itu! Hi hi! Tapi … um, entah kalau itu memang terjadi pada mereka."     

"Lalu, apa yang terjadi pada mereka? Kakek mereka tersangkut di pohon? Atau nenek mereka kawin lagi?"     

Reiko benar-benar gemas pada celotehan iseng suaminya dan mencubit lagi perut lelaki Onodera itu. "Aku juara 2 lomba itu! Dan minggu depan akan ada pengumuman resmi mengenai itu di Instagramm mereka."     

Kening Nathan Ryuu mendadak saja berkerut dalam. "Hm? Juara 2? Hanya juara 2? Apa mereka kurang kacamata? Apa mereka ingin markas mereka aku kirimi rudal kendali jarak jauh?"     

"Ryuu!" Reiko menepuk perut suaminya sambil mengerling jenaka. "Jangan begitu! Menjadi juara 2 pun itu sudah sangat membahagiakan bagiku. Apalagi itu adalah persaingan satu Jepang, yah meski kurang promosi juga, sih! Tapi, setidaknya, aku senang meski juara 2!"     

"Kenapa harus juara 2?" Nathan Ryuu masih tidak menampakkan kegembiraannya. "Kau menari dengan sangat indah dan memikat! Bahkan aku sampai ingin melamarmu lagi karena terlalu terpesona jika tidak ingat bahwa kau sudah menjadi istriku."     

"Kau memang mulut gulali, Ryuu …." Reiko tersipu-sipu mendengar gombalan suaminya. "Yah, mungkin aku akan menanyakan itu nanti pada salah satu panitianya, karena dia salah satu Yutuber yang aku kenal juga."     

"Bagus! Alasan yang mereka berikan harus sangat masuk akal bagiku atau rudal akan siap sedia untuk mereka." Nathan Ryuu memasang wajah pura-pura serius yang lucu hingga istrinya tertawa kecil karena geli.     

Beberapa hari berikutnya, Reiko pun menerima informasi dari teman sesama Yutuber yang juga merupakan salah satu jajaran panitia dari lomba cover dance itu, sehubungan dengan juara 2 dia.     

Setelah Reiko mendengar dari orang itu, wajah Reiko terlihat rumit. Tapi, kemudian, dia tersenyum kecut sebelum mengakhiri teleponnya di malam itu.     

"Bagaimana? Apa yang mereka katakan?" tanya Nathan Ryuu tidak sabar setelah dari tadi dia diam di samping istrinya.     

"Itu …." Reiko sendiri masih terheran-heran dengan alasan yang dinyatakan para juri mengenai dia. Bahkan dia pun bingung bagaimana menyampaikan hal itu ke suaminya.     

"Apa, sayank? Atau aku perlu datang langsung ke rumah juri-juri itu untuk bertanya secara pribadi?"     

"Ja-jangan, Ryuu!" Reiko tahu terkadang suaminya bisa melakukan apapun yang diucapkan. "Itu … mereka … kata temanku … pendapat juri … um, sebenarnya tarianku tidak buruk, dan malah bisa dikatakan sempurna hampir mirip dengan yang aslinya. Tapi … mereka agak terganggu dengan … dengan … ukuran dadaku."     

"Hah? Apa?" Nathan Ryuu terpaksa bertanya karena suara istrinya sangat lirih di bagian akhir tadi.     

"Me-mereka … mereka terganggu dengan ukuran dadaku dan menganggap aku kurang layak di juara 1 dan akhirnya, aku pun diberikan juara 2." Reiko mengulang lebih jelas dengan kepala tertunduk.     

"Sepertinya mereka memang butuh dikirimi rudal."     

"Ryuu! Jangan lakukan apapun pada mereka, oke! Berjanjilah padaku!"     

"Hm, tapi, Rei … alasan yang mereka kemukakan sungguh menjijikkan, sungguh tidak profesional! Apa-apaan itu menilai berdasarkan fisik? Kalau kau memang berkualitas yah berkualitas saja, tak perlu bawa-bawa masalah fisik."     

Reiko diam saja.     

-0-0—00—0-0-     

Minggu berikutnya, nama-nama pemenang lomba cover dance memang diposting di Instagramm komunitas dance panitia lomba itu. Reiko melihat postingan itu dengan senyum masam.     

Tadinya, dia memang begitu bergembira meski juara 2, namun setelah dia mengerti alasannya, dia merasa ucapan suaminya terdengar benar.     

Jika dia kalah karena memang kurang bagus tariannya dibandingkan juara 1, mungkin dia masih akan berseri-seri menerima juara 2 dia. Namun ini … ini hanya karena masalah fisik yang tidak bisa dia utak-atik.     

Memangnya dia menginginkan terlahir dengan dada sebesar ini? Bukan salah dia jika dia memiliki gen payudara besar di garis keluarga pihak ibunya. Apakah dia harus menyalahkan leluhurnya?     

Kini, menatap postingan nama-nama juara itu, Reiko hanya merasa datar saja. Ia pun memilih untuk pergi ke Adora saja dan melampiaskan dengan berlatih di sana sepuasnya sampai sang suami pulang, mungkin?     

Maka, hari itu, Reiko memang berlatih dance dan menyanyi dengan menggila sampai dia berada di Adora sampai petang.     

Ketika dia memutuskan pulang dan keluar dari gedung Adora, hendak masuk ke mobil yang menunggu di seberang jalan, mendadak saja ada lelaki yang berjalan dari arah depan, tiba-tiba meraih tubuhnya dan meremas-remas dadanya sebelum lelaki itu berlari kabur begitu saja, meninggalkan Reiko yang menjerit dan syok terduduk di atas trotoar.     

============     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.