Inevitable Fate [Indonesia]

Sandiwara Hebat Tuan dan Nyonya di Depan Pegawai



Sandiwara Hebat Tuan dan Nyonya di Depan Pegawai

0jom deo dalkomhage (sedikit manis)     
0

nuga mweoraedo deuramatik hae (ini dramatis tak perduli apa kata orang)     

boda deo tteugeopge (lebih panas dari)     

urin mweol haedo deuramatik hae (apapun yang kita lakukan, ini dramastis)     

- Dramatic by BVNDIT -     

===========     

Ternyata, di belakang Nathan Ryuu, banyak pegawainya yang sering berkasak-kusuk apakah dia gay atau bukan. Jika ini ketahuan olehnya, bisa dipastikan pegawai tersebut tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan seumur hidup mereka.     

Atau … mungkin ketika mereka terbangun di suatu pagi, mereka mendapati bahwa mereka sudah tidak di Jepang lagi, namun di suatu gurun tandus dengan gerombolan singa ada di dekat mereka.     

Namun, itu sungguh wajar jika para pegawai di gedung itu mengira demikian pada Nathan Ryuu karena dia tidak pernah terlihat dengan wanita manapun.     

Dulu saat Nathan Ryuu diperkenalkan oleh ayahnya ke gedung ini pun mereka tidak banyak mengetahui desas-desus mengenai tuan muda itu menggandeng wanita.     

Mereka hanya tahu bahwa Nathan Ryuu pernah beberapa kali menggandeng janda cantik dari Hongkong, namun mereka tidak mendengar mengenai pernikahan keduanya.     

Dan semenjak itu, berita Nathan Ryuu dan wanita manapun seperti menjadi hal yang sungguh langka. Entah Nathan Ryuu pandai menyembunyikan kehidupan pribadinya dari mata khalayak jelata, atau memang tidak ada satupun wanita usai dengan si janda cantik dari Hongkong.     

Saat ini, Nathan Ryuu bermain-main dengan istrinya, seolah mereka orang asing yang baru saling mengenal.     

Yang lebih membuat mata para pegawai di sana hendak keluar dari rongganya, adalah fakta bahwa pandangan Nathan Ryuu pada Reiko begitu lembut dan memuja. Senyumnya tidak menampilkan aura iblis seperti yang biasa mereka ketahui, namun senyum penuh kasih.     

Di hati mereka, sisi penuh merayu dari diri Nathan Ryuu ini sungguh langka. Meski itu wajar saja karena Reiko memikat mata, namun tetap saja melihat bos besar mereka seakan sedang merayu seorang wanita masih menjadi perbincangan hangat bagi para pegawai.     

Akeno melirik sekitarnya dan sedikit paham apa yang kira-kira sedang didengungkan rekan-rekan dia bagai dengungan tawon saja.     

"Nona, apakah kau pegawai di sini?" tanya Nathan Ryuu pada Reiko sambil menghadapkan tubuh lebih ke arah Reiko sambil berlagak hendak makan, namun sebenarnya tangan hanya dia gunakan untuk mengacak-acak makanan saja.     

"Ohh, tidak, Tuan. Aku hanya diundang kemari oleh sahabat saya, Ru-chan." Reiko berlakon dengan baik seakan orang asing bagi Nathan Ryuu dan menunjuk ke Runa.     

"Ahh, rupanya sahabat dari salah satu pegawai di sini. Kalau begitu, bisakah Nona lebih sering datang kemari? Mungkin Nona bisa singgah dan melihat-lihat ke ruangan saya?" Tanpa ragu, Nathan Ryuu merayu begitu frontal.     

Beberapa orang di dekat mereka yang sedang menguping, mendadak saja terbatuk-batuk. "Uhuk! Uhuk! Uhuk!!!" Mereka sungguh tidak menyangka betapa rayuan bos besar mereka begitu ketinggalan jaman dan menjijikkan.     

Reiko mengangkat alisnya seakan terkejut akan tawaran itu dan kemudian tersenyum sopan sambil menjawab, "Saya tidak berani pergi menjelajah di gedung ini jika saya bukanlah pegawai di sini, Tuan."     

"Tapi Nona sudah sampai di kantin ini. Berarti, tidak ada masalah jika ingin mengadakan room tour! Saya akan lebih dari bersedia untuk menjadi guide Anda, Nona bisa mengandalkan saya untuk itu."     

Sebagian penguping di dekat mereka hampir muntah mendengar rayuan payah bos besar mereka. Kenapa begitu kentara kalau kau sangat berminat pada wanita itu?! Tidak bisakah merayu yang lebih halus dan bermartabat? Mereka merutuki Nathan Ryuu yang dianggap bodoh dalam urusan rayu-merayu.     

Selanjutnya, orang hanya harus kenyang ketika terus menyaksikan bagaimana Nathan Ryuu berusaha memikat Reiko dengan cara payah dan ketinggalan jaman, bahkan memaksa secara terang-terangan seolah bos besar mereka adalah amatir besar dalam urusan memikat wanita.     

Yang lebih aneh, kenapa wanita itu terus saja berusaha menolak secara halus segala tawaran Nathan Ryuu? Apakah wanita itu sama sekali tidak mengetahui identitas lelaki yang merayunya? Wanita mana di Jepang ini yang masih belum mengenali Nathan Ryuu? Ahh, ya … wanita dari kaum jelata.     

Tapi, tentunya Reiko bisa melihat dengan jelas dandanan parlente Nathan Ryuu, bukan? Jangan bilang kalau Reiko tidak mengenali jas super mahal yang dikenakan bos mereka!     

Seketika, di benak para pegawai lelaki pun berkumandang satu dugaan serempak: Reiko wanita lugu yang tidak silau oleh harta dan penampilan keren.     

Ini pasti akan menjadi topik panas pembicaraan para pegawai setelah ini. Dan semoga saja Nathan Ryuu tidak memergoki mereka bergosip atau dia akan menindak tegas siapapun yang bergosip berlebihan di kantor. Itu sudah menjadi peraturan resmi yang dia keluarkan semenjak menjabat sebagai CEO sekaligus pemilik Sortbank Group menggantikan ayahnya.     

Bagi Nathan Ryuu, bergosip terlalu banyak di kantor hanya akan menghambat produktifitas kerja para pegawai, dan dia tidak menyukai itu. Apalagi jika dari gossip-menggosip itu akan memunculkan drama yang tidak penting, itu akan lebih membuat murka dirinya dan akan menindak tegas siapapun yang menciptakan drama di lingkungan kantornya.     

Mungkin ini salah satu penyebab kenapa Sortbank Group tampil sebagai raksasa bisnis yang kuat di Jepang yang mampu bersaing dengan banyak raksasa bisnis dari Eropa dan Amerika.     

.     

.     

Ketika Reiko sudah berada di mobilnya untuk perjalanan pulang ke penthouse, dia menerima pesan dari suaminya.     

[Kau harus dihukum karena datang ke daerah kekuasaanku tanpa memberitahuku. Tunggu saja nanti malam untuk hukuman dariku. Aku akan mengurus klien dulu. Baik-baiklah di sana dan patuh menungguku, kucing kecilku.] Lalu emoticon kiss dan heart pun memenuhi beberapa baris chat itu.     

Reiko terkikik ketika membaca itu dan mengetik jawabannya, lalu mengirimkannya sebelum ia menyimpan lagi ponselnya ke dalam tas.     

-0-0—00—0-0-     

"Reiko-chan, sepertinya bagian ini sedikit sulit untukku. Maaf jika harus menunggu aku mengulang-ulang yang itu, yah!" Yuza menampilkan wajah bersalah dia ketika dia dan Reiko masih berada di ruang take vocal.     

"Tidak masalah, Yuza-kun. Kalau perlu, lebih baik kita rehat dulu saja. Tenggorokanmu pasti merasa sakit saat ini, ya kan?" Reiko mengacungkan ibu jarinya sambil melepas headphone di kepalanya.     

"Um, ya, boleh!" Yuza pun ikut melepas headphone dia dan memberi sinyal ke mixing engineer bahwa mereka akan take a break sebentar.     

Tak lama kemudian, keduanya sama-sama duduk di luar ruangan sambil meneguk air mineral di tangan masing-masing.     

"Sungguh, part milikku tadi begitu susah aku eksekusi!"     

"Tenang saja, Yuza-kun, tidak perlu terburu-buru harus lekas selesai."     

"Tapi, aku akan merepotkan Reiko-chan jika mengulur waktu."     

"Santai saja."     

"Oh ya, Reiko-chan, kapan kau akan mendaftar ke G&G?"     

"Kapan batas waktunya?"     

"Sebulan lagi."     

"Mungkin aku akan mulai daftar seminggu dari sekarang. Bagaimana dengan Yuza-kun?"     

"Kalau Reiko-chan minggu depan, maka aku pun demikian!"     

"Hi hi hi! Yuza-kun, kau tak perlu ketergantungan begitu padaku."     

"Harus!"     

"Harus? Kenapa harus?"     

Yuza pun terdiam, tak bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan Reiko.     

=========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.