Inevitable Fate [Indonesia]

Bu Pelaut Melayani Nathan Ryuu [21+]



Bu Pelaut Melayani Nathan Ryuu [21+]

0Sexy, sexy, want to do it (seksi, seksi, ingin melakukannya)     
0

kinjirareta ganbou (hasrat yang tak bisa aku tekan)     

Sexy, sexy, want to do it (seksi, seksi, ingin melakukannya)     

rashiku nakya dame desu ka? (apakah mungkin menjadi diriku sendiri?)     

- Independence by Mamoru Miyano as Ichinose Tokiya - OST. Uta no Prince-sama -     

==========     

Di malam harinya, Reiko sudah menyiapkan pelayanan terbaik dia untuk sang suami yang telah begitu baiknya mengijinkan dia untuk mencoba mendaftar sebagai trainee idol di agensi G&G.     

Keluar dari kamar mandi, Reiko sudah berkostum seksi ala navy. Mata Nathan Ryuu menyala ketika melihat penampilan istrinya.     

"Nah, nah, sekarang apa ini?" tanya Nathan Ryuu ketika istrinya bergerak mendekat ke dia yang sedang duduk di tepi ranjang.     

"Hm, anggap saja aku adalah petugas di kapal laut." Reiko melenggokkan pinggulnya, memberikan sinyal binal pada suaminya.     

"Ha … baiklah. Ibu pelaut, yah! Hm, sepertinya ini akan sangat menyenangkan, bisa bercinta dengan seorang pelaut seksi." Nathan Ryuu pun mengikuti alur yang diciptakan Reiko.     

"Ahh … penumpang satu ini sungguh genit, ara ara …." Reiko menggoyangkan ibu jarinya seakan sedang menegur, namun kerlingan matanya menampakkan kebinalannya.     

"Maafkan aku, Bu Pelaut, aku hanya sedang teringat dengan istriku di rumah yang sangat cantik dan molek seperti Ibu." Tangan Nathan Ryuu tak bisa menahan diri untuk menarik pinggul istrinya agar jarak mereka kian terpotong.     

"Tuan, alangkah buruknya kau, berani merayuku saat kau teringat akan istrimu di rumah, hm?" Reiko berlagak mendelik.     

"Ha ha, maafkan aku, Bu Pelaut, karena pesonamu sungguh mirip dengan istriku. Kalian sama-sama cantik dan seksi. Bagaimana mungkin aku bisa menahan diri?" Nathan Ryuu semakin menyentuh lekukan tubuh Reiko. "Bagaimana jika aku memeriksa apakah ada perbedaan antara kau dan istriku, Bu?"     

"Arghh!" Reiko sudah dihempaskan ke kasur dan langsung dikurung oleh lengan suaminya. "Ja-jangan sembarangan, Tuan!"     

"Sshhh … tunggu sebentar, Bu. Aku benar-benar harus memeriksamu agar jelas, apakah ini benar istriku yang sedang menyamar di kapal ini atau kalian sungguh dua orang yang berbeda. Aku ingin memeriksa yang ini dulu." Tangan Nathan Ryuu meraih payudara Reiko dan meremasnya.     

"A-aanghh … Tuan … kau … aku akan melaporkanmu!" Reiko mulai terbangkitkan birahinya, apalagi ketika jari suaminya menggoda pucuk payudaranya meski masih tertutup kostum.     

"Iya kah? Melapor ke mana? Ke kapten? Dia adalah teman baikku. Ke polisi? Aku seorang kepala polisi. Tolong bersabar, Bu Pelaut, pemeriksaan belum selesai."     

Reiko tidak bisa menahan suaranya ketika jari suaminya terus menjelajahi banyak tempat di tubuhnya, dan mulutnya juga sama tidak bisa diam dan mengeksplorasi di banyak lekukan tubuhnya.     

Dengan mudahnya, tangan Nathan Ryuu menaikkan atasan kostum itu sehingga payudara penuh Reiko pun terekspos.     

"Anghh!" Reiko memekik ketika pucuk dadanya diperangkap mulut hangat sang suami dan pucuk malang itu dihisap-hisap penuh semangat sekaligus mesra, seolah Nathan Ryuu sedang mencumbu di sana.     

"Ummchh … mmrrhhh … ini … rasanya sama seperti milik istriku," gumam Nathan Ryuu sambil terus mencumbui pucuk payudara Reiko. Lalu dia beralih ke pucuk satunya dan melanjutkan perjalanan tangannya untuk meraih bagian selatan.     

"Aanghh! Tu-Tuan!" Reiko mengatupkan pahanya ketika tangan Nathan Ryuu tiba di pangkal pahanya.     

"Tolong jangan hentikan pemeriksaan saya, Bu Pelaut. Saya benar-benar butuh mengonfirmasi apakah Anda istri saya yang sedang menyamar atau bukan." Nathan Ryuu pun beralih fokus pada selatan Reiko, membuka paha istrinya dan menatap celana mungil warna biru navy sebelum dia merunduk untuk menjejakkan lidahnya pada celana itu.     

"Haanghh … Tuan … hentikan! Aku … aku akan …."     

"Akan apa, hm? Akan mendesah lebih keras? Aku akan lebih dari bersedia untuk membantumu untuk itu, Bu Pelaut. Mrrllhhh …." Lidah pria Onodera itu pun menggila di sana.     

Reiko terus mendesah dan menggeliat, terutama ketika celana kecil itu mulai disingkirkan dari kakinya, dan kedua pahanya dibuka lebar-lebar oleh tangan sang suami. "Ja-jangan dilihat begitu! Ini … ini memalukan!" Ia hendak mengatupkan pahanya namun tangan suaminya menahan kuat-kuat di sana.     

"Kenapa malu? Saya sedang melakukan pemeriksaan. Tolong Bu Pelaut ikut bekerja sama dengan saya agar pemeriksaan ini berlangsung dengan lancar. Kebetulan istriku sudah beberapa bulan ini menghilang, siapa tahu Anda adalah dia yang sedang menyamar menjadi pelaut di sini, ya kan?" Nathan Ryuu masih menahan paha Reiko tetap membuka sehingga dia bisa leluasa melihat belahan merah muda yang menggiurkan di depan mata.     

"Jangan … engghh … ini sungguh tidak pantas, Tuan." Reiko pun menutupi daerah intimnya menggunakan tangan.     

Tapi, Nathan Ryuu justru merunduk dan menjilati jari Reiko, membuatnya jadi geli dan menyebabkan Reiko pun menepikan jari itu sehingga lidah nakal tuan muda Onodera bisa berhasil tiba di celah merah muda itu.     

"Ha-aangnhhh …." Reiko mendorong kuat-kuat kepalanya ke belakang, menindas kasur di bawahnya. Sensasi lidah agresif suaminya sungguh luar biasa ketika memulas mutiara peka dia, lalu berlanjut ke lembah sempit merah mudanya, menggelitik di sana.     

"Sepertinya pemeriksaan mulai memberikan hasil sebanyak 70 persen." Nathan Ryuu menegakkan punggungnya sambil satu tangannya mengelus-elus celah merah muda itu. Sementara itu, tangan lainnya mulai bergerak menurunkan celananya sendiri.     

Sang jenderal sudah tak sabar ingin menaklukkan gua favortinya.     

"Tuan, memangnya apa hasil pemeriksaan itu—aarghhh!" Reiko baru saja hendak bertanya ketika secara mendadak, matanya harus membelalak ketika sebuah benda tegang dan keras menyentak liang intimnya.     

"Maaf, Bu Pelaut, kau sangat mirip dengan istriku. Tubuh kalian begitu mirip dan aku butuh mengonfirmasi hal selanjutnya. Ughh! Hugghh! Mgghh!" Nathan Ryuu mulai menghentakkan jenderalnya ke liang intim Reiko, menenggelamkan dalam-dalam secara kuat dan tegas.     

Reiko terlonjak-lonjak di setiap tekanan keras sang suami. "Arghh! Tuan, kau ini keterla—aghh!"     

"Tahan sebentar lagi, Bu Pelaut. Ini butuh beberapa waktu untuk mengonfirmasi apakah rasa kalian juga sama. Hghh! Mghh! Hrkh!" Pemuda Onodera itu mulai mempercepat hentakannya.     

Hal itu berlangsung selama belasan menit hingga Reiko tak bisa bertahan dan orgasme.     

Nathan Ryuu berhenti membiarkan istrinya untuk menata napasnya dulu sebentar sebelum kemudian dia membalikkan tubuh Reiko dan kembali menenggelamkan jenderalnya kuat-kuat.     

"Arghh! Pelan! Haakhh! Krrghh!"     

"Tahan sebentar lagi, Bu Pelaut. Ughh! Ughh! Dari depan, rasa Anda mirip istriku. Coba dari belakang begini, apakah juga sama, ughh! Orrghh! Ini enak sekali, Bu! Orrghh, kau seenak istriku, Bu, horgh! Orgh!"     

Reiko rebah telungkup, tangannya meremas seprei sambil membiarkan suaminya meremas pantatnya sembari terus memompa liangnya dengan tegas dari belakang.     

Dan ketika pinggulnya ditarik ke atas, Reiko masih pasrah dan menerima saja ketika jenderal milik suaminya semakin menggila.     

Tangan Reiko diraih dari belakang dan ditarik Nathan Ryuu bagai lelaki itu sedang mengekang kuda terbaiknya. Keduanya sama-sama terengah-engah dengan napas pendek saat hasrat terus dipompa keluar hingga akhirnya mencapai batas limitnya.     

Nathan Ryuu melepaskan tangan Reiko sehingga istrinya kembali terkulai di kasur dengan pantat masih terangkat ketika pinggulnya dia cengkeram kuat-kuat saat memompa keras dan cepat sebelum dia menggeram saat mendapatkan ejakulasi.     

"Orrghh … hoorrghh ... ternyata kau memang istriku," bisik Nathan Ryuu ketika dia menjatuhkan dirinya di atas punggung Reiko sambil memeluk, tidak ingin cepat-cepat mencabut sang jenderal dari dalam gua sempit Reiko, dan sepertinya masih ingin berlanjut ke sesi berikutnya.     

============     

lyrics source = Uta no Prince-sama Wiki     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.