Inevitable Fate [Indonesia]

Keseriusan Menjadi Idol



Keseriusan Menjadi Idol

0Mugendai no chikara atsumete (Mengumpulkan kekuatan tak terbatas)     
0

Zettai ni ashita wo akiramenai sa, makenai sa (Aku takkan menyerah dan takkan kalah pada hari esok)     

Kagayaku oretachi wa (Kita yang bersinar saat ini)     

Ima ZERO to INFINITY (Dari NOL ke TIDAK TERBATAS)     

- ZERO to INFINITY (Dari NOL ke TIDAK TERBATAS) by Mamoru Miyano - OST. Ultra Galaxy Fight: The Absolute Conspiracy -     

===========     

Pada esok harinya ketika datang ke Adora, Reiko bertemu Yuza yang sudah satu jam berlatih menyanyi di kelas suara. "Wah, Yuza-kun mulai rajin ke kelas ini, yah!"     

"He he, tentu saja, karena aku ingin lolos seleksi dan menjadi idol." Yuza menggaruk tengkuknya, agak malu karena dia terkesan begitu berambisi mengenai hal itu.     

"Itu bagus ketika kita memiliki sebuah tujuan dalam hidup, ya kan?" Reiko melanjutkan.     

Tidak bisa tidak, Yuza mengangguk karena setuju. "Apakah Reiko-chan tidak ingin mencoba mendaftar ke audisi itu?"     

"Tentu saja aku juga akan mendaftar, he he …." Reiko mengacungkan dua jarinya membentuk V.     

"He? Sungguh? Wah, luar biasa!" Yuza terlihat senang ketika tahu Reiko juga memiliki semangat yang sama dengannya. Tapi, dia kemudian redup dan bertanya, "Tapi, Reiko-chan … apakah Tuan Ryuu-"     

"Dia memperbolehkan, kok!" Senyum lebar Reiko yang cerah menjelaskan dengan terang.     

"Woah! Tuan Ryuu sungguh hebat! Aku respect pada Beliau!" Yuza acungkan dua ibu jarinya.     

Meski Nathan Ryuu merupakan rival cintanya, namun Yuza tetap akan mengakui jika rivalnya itu melakukan perbuatan hebat atau terpuji lainnya.     

"Ya, dia memang hebat, yang terbaik." Reiko tiba-tiba saja merasakan pipinya hangat ketika dia malah teringat akan seberapa bersemangatnya dia dan Nathan Ryuu tadi malam.     

Yuza meneguk salivanya bagai meneguk pasir ketika mendengar Reiko memuji sang rival. "Um, lalu … bagaimana dengan project duet kita?"     

"Ohh, itu juga pasti akan tetap berlanjut. Nanti aku akan mengundang Yuza-kun ke tempatku dan kita bisa take suara di sana."     

"Take suara di sana? Apakah itu tak apa-apa? Bagaimana jika Tuan Ryuu keberatan?"     

"Um, iya juga, yah! Hm, kalau begitu … take di sini saja, yah!" Meski Reiko yakin suaminya tidak akan mempermasalahkan bila ia ingin mengajak Yuza merekam di penthouse mereka, tapi sepertinya memang itu sedikit keterlaluan, ya kan?     

"Ya, ya, aku juga berpikir seperti itu. Nah, aku akan berlatih dance dulu, mungkin satu atau dua jam lagi, kita bisa mulai take?" Yuza mengusulkan itu.     

"Apa Yuza-kun tidak akan kelelahan? Kau sudah berlatih menyanyi, lalu dance, dan kemudian menyanyi lagi?" Reiko takjub juga dengan kerja keras Yuza.     

"Tidak masalah! Aku harus menempa diri. Hal seperti itu kan harusnya menjadi sesuatu yang ringan jika ingin menjadi seorang idol, kan?" Yuza menepuk dadanya sendiri dengan sikap bangga.     

"Umh! Baiklah! Aku akan ikut bersemangat!"     

"Bagus, Reiko-chan. Nah, apakah ini kau hendak berlatih dance?"     

"Ya, benar."     

"Ayo berlatih bersama! Semoga masih ada ruang untuk kita."     

Dan ketika keduanya tiba di bagian divisi dance, ternyata semua ruangan sudah terisi.     

"Kita cari yang paling sedikit orang."     

"Ya, Reiko-chan. Ayo!"     

Setelah melihat di kedua ruangan dance, Reiko dan Yuza sepakat untuk masuk ke ruangan berisi 17 orang yang sedang dibimbing oleh 80-35. Ruangan sebelah berisi sekitar 30 lebih, terlalu sesak.     

"Sepertinya banyak anggota di sini yang ingin menjadi idol, yah! Lihat, sepagi ini dan sudah begitu ramai orang!" Yuza berdecak kagum.     

"Hi hi, iya!" Reiko pun mulai masuk ke ruangan itu.     

Musik menghentak masih mengalun sembari orang-orang di sana masih mengikuti gerakan 80-35 yang berdiri di depan 17 orang, menghadap ke kaca besar di sana.     

Ketika mata 80-35 bertemu dengan sosok Reiko dan Yuza, ia pun berseru tanpa menghentikan gerakannya. "Kalian, ayo langsung bergabung, masuk ke barisan!"     

"Baik, Sensei!" seru Yuza. Ia dan Reiko lekas pergi ke sudut belakang ruangan dan meletakkan tas mereka masing-masing di sana dan melepas baju luar mereka karena sudah memakai baju olah raga di dalamnya.     

Kali ini, Yuza sudah sepenuhnya tidak terpengaruh meski Reiko memakai baju seketat apapun. Toh biasanya Reiko memakai setelan baju senam yang biasa saja, tidak berlebihan minimnya dan tidak terlalu seksi. Hanya ketat saja.     

Reiko dan Yuza lekas mengikuti gerakan pelatih 80-35 setelah mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu.     

Belasan menit berikutnya, sesi latihan pun disudahi. Si pelatih berkata, "Kalian memang butuh diberi stimulus audisi trainee untuk mau datang sepagi ini, yah!"     

Anggota lainnya pun terkekeh mendengar sindiran pelatih mereka.     

"Siapa sih yang tidak tergiur menjadi seorang idol, Sensei!"     

"Benar, aku akan sangat bangga jika bisa tampil di televisi, dan itu juga pasti akan membuat bangga orang tuaku juga!"     

Mereka mulai berkomentar mengenai idol.     

"Huh! Jangan pikir menjadi idol itu mudah! Kalian terlalu naïf." 80-35 memberikan tatapan meremehkan ke anak didiknya di ruangan itu ketika mereka sedang duduk beristirahat.     

"Kami akan bekerja keras, 80-sensei!"     

"Yah, semoga saja nanti kalian tidak menangis atau depresi jika sudah lolos jadi idol." 80-35 menyeringai dan melirik ke Reiko. "Kau juga ingin jadi idol?"     

"Ahh, iya, Sensei. Hanya ingin coba-coba saja." Reiko menjawab dengan terkejut, tidak menyangka pelatih 80 akan menanyainya.     

"Coba-coba? Lebih baik tidak usah jika kau hanya coba-coba saja!" Pelatih 80 memberikan nada ketus ke Reiko. "Kau harus sepenuh hati melakukannya. Jika hanya setengah-setengah, mendingan tidak usah!"     

"O-ohh, baiklah, aku mengerti, Sensei. Maaf. Ya, aku tentu saja sangat bersemangat untuk menjadi idol." Kali ini Reiko memperbaiki jawabannya ditambah menegakkan punggungnya dan sinar mata serius.     

"Nah, seperti itu! Kau harus sungguh-sungguh jika ingin mengejar sesuatu, jangan setengah-setengah karena yang setengah matang itu tidak baik, kecuali telur saja!" Pelatih 80 mengakhiri ucapannya dengan gurauannya.     

"Ha ha, Sensei benar, hanya telur setengah matang saja yang baik dan enak!" Anggota lainnya menimpali.     

"Daging juga, iya kan?" Yang lainnya ikut bicara.     

"Aku tidak suka daging setengah matang, rasanya aku seperti vampire saja, ha ha ha!" Temannya menjawab. Dan mereka pun terlibat pembicaraan mengenai idol lagi sebelum pelatih menyudahi sesi rehat dan melanjutkan latihan.     

"Ayo! Ayo! Angkat pantat jelek kalian dan lanjutkan latihan lagi!" 80-35 menepukkan tangannya tiga kali dengan tegas sambil dia yang pertama kali bangkit dari duduk. "Ayo, aku ajarkan pada kalian gerakan dance yang biasanya untuk idol."     

"Apakah itu berbeda dengan yang biasa Sensei ajarkan?"     

"Ya, berbeda." 80-35 menjawab. "Dance untuk idol itu lebih mudah dan lebih sederhana ketimbang street dance yang biasa kita latih. Elemen yang banyak di dance idol hanyalah popping, isolation, dan variasi dari waacking, wave, dan body control."     

Setelah itu, sesi kedua berlatih dance pun dimulai.     

Usai dari ruang kelas dance, Reiko dan Yuza duduk santai lebih dulu selama beberapa belas menit sebelum akhirnya mereka menuju ke divisi suara untuk merekam.     

Sesudah meminta ijin pada mixing engineer di sana, dan akan dibantu merekam, Reiko dan Yuza pun mulai melakukan project duet mereka. Memang tidak selesai saat itu juga. Namun hasil terbaik rekaman dari beberapa kali take pun disimpan dalam file oleh mixing engineer.     

"Mungkin butuh sekali lagi take, yah Reiko-chan."     

"Ya, ayo besok kita selesaikan itu."     

Ketika hendak pulang, Reiko menerima telepon dari Runa. "Rei-chan, bisakah kita bertemu? Mumpung aku sedang rehat makan siang?"     

============     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.