Inevitable Fate [Indonesia]

Saatnya Hukuman



Saatnya Hukuman

0Oshioki da kakugo wa OK? (Saatnya hukuman, apakah kau siap?)     
0

RELOAD nante hitsuyounai (Tak perlu untuk melakukan reload)     

Oshimai da KILL OFF BABY (Sudah berakhir, Kill Off Baby)     

Danmatsuma wa todokanai (Iblis kematian tak mampu menggapaiku)     

- Fifty Caliber Punishment by HachiojiP feat. Kagamine Rin VOCALOID -     

===========     

"Baiklah, aku kabulkan keinginanmu, dan jangan sampai aku bertemu atau mendengar lagi mengenai ulahmu, Azuka-san. Itu juga berlaku untuk Erina di depan sana." Reiko mengatakan dengan wajah dingin sebelum dia menoleh ke suaminya dan mencari kenyamanan di pelukan sang Onodera untuk menangis.     

Kemudian, sambil memeluk Reiko, Nathan Ryuu menyeru lagi, "Bawa yang di luar situ."     

Tak sampai menit berlalu, anak buah lainnya dari tuan muda Onodera pun menyeret masuk seorang gadis. Itu adalah Erina. Rupanya, Erina tidak lolos dari penahanan anak buah Nathan Ryuu, dia lekas diringkus sebelum kabur.     

"Jangan! Aku mohon jangan bunuh aku! Aku mengaku bersalah untuk yang dulu! Aku sungguh bersalah! Aku … tapi aku tidak terlibat di rencana mengenai racun ini, sungguh! Semua ini ide Azuka! Dia yang ingin membunuh Reiko! Bukan aku! Bukan aku! Sungguh! Dia yang gila! Azuka yang bertindak keterlaluan!" Erina berteriak-teriak sambil melemparkan Azuka saja sebagai oknum, sedangkan dia cuci tangan.     

Azuka mendelik terkejut mendengar ucapan Erina. Bukankah tadi dia dipuji-puji begitu rupa oleh Erina? Bahkan Erina begitu mendukung dia! Tapi kenapa sekarang … "Eri-cchi, bukankah kau tadi begitu bersemangat dan berkata ingin melihat Reiko menggelepar sekarat?"     

"Jangan libatkan aku di dalam rencana busukmu, Azuka! Kata siapa aku mendukungmu? Aku hanya diam dan membiarkanmu melakukan itu, dan kau bilang itu mendukungmu? Jangan berkhayal tinggi, Azuka!" Erina malah memarahi Azuka.     

"Panggil manajer di sini." Nathan Ryuu memberikan perintah lain pada anak buahnya.     

"Baik, Tuan!" Anak buah itu segera pergi sebentar dan kembali dengan seorang lelaki berusia paruh baya, tepat ketika Erina dan Azuka saling menyalahkan satu sama lain.     

"A-ada apa ini?" tanya si manajer. Dia tidak tolol untuk mengetahui kira-kira orang macam apa yang memanggilnya, terutama menggunakan anak buah untuk memanggil dia. "Tuan, apakah ada yang tidak memuaskan Anda?" Mata jelinya langsung tahu bahwa yang paling berkuasa di ruangan itu adalah Nathan Ryuu.     

"Apakah kau mendidik pekerjamu untuk membubuhkan racun pada makanan dan minuman tamu?" tanya Nathan Ryuu sambil memeluk Reiko.     

"Apa?!" Mata manajer itu membulat sampai nyaris keluar dari rongganya. Ia langsung beralih menatap Erina dan Azuka yang sedang dipegangi erat oleh anak buah Nathan Ryuu. "Mana mungkin, Tuan! Ini … ini benar-benar tidak ada dalam SOP kami! Mereka, mereka jelas bertindak atas nama pribadi. Saya bisa menjamin itu, Tuan, bahwa tempat kami ini bersih dan terhormat."     

"Hm, baiklah aku percaya padamu." Nathan Ryuu tidak ingin berlama-lama.     

"Kalau memang ini ulah biadab mereka berdua, biarlah saya membawa mereka pergi untuk memberikan pengajaran yang tepat." Manajer itu berpeluh di keningnya, tidak menyangka bahwa 2 pekerja paruh waktunya berani berbuat demikian pada tamu, apalagi yang terlihat penting seperti Nathan Ryuu.     

"Tidak perlu. Biarkan aku saja yang akan memberi mereka pengajaran. Apakah ini baik-baik saja untukmu, Tuan Manajer?" tanya Nathan Ryuu, santai.     

"Jangan, Tuan Manajer! Tolong jangan serahkan kami padanya! Kami mengaku salah! Kami mengaku salah!" Azuka berteriak panik sambil kepalanya terus menggeleng, ketakutan. Bisa-bisa dia dijadikan daging cincang jika diserahkan ke Nathan Ryuu.     

"Tidak sama sekali, Tuan. Silahkan saja Tuan membawa mereka untuk diberi pengajaran yang menurut Tuan tepat." Manajer itu ternyata orang yang pandai membaca situasi, dia menundukkan pandangan dari Nathan Ryuu sebagai tanda hormatnya. Jika sampai orang seperti Nathan Ryuu tidak puas akan tempat yang dia kelola, dia bisa dibuang ke got oleh pemilik tempat ini.     

Mengorbankan satu atau dua pekerja, apalagi bukan pekerja tetap, demi kelangsungan tempat ini, sudah pasti bukan merupakan sebuah kerugian bagi si manajer. Mana mungkin dia berpihak pada Erina dan Azuka?!     

"Baiklah, terima kasih, Manajer. Beritahu anak buahku nomor rekeningmu." Nathan Ryuu memberi kode ke salah satu anak buah yang akan mencatat nomor rekening si manajer.     

Kalau sudah begitu, mana mungkin manajer itu berani berkhianat pada Nathan Ryuu? Uang memang banyak memberikan penindasan absolut.     

.     

.     

"Maafkan atas insiden malam ini." Nathan Ryuu berkata pada Yuza, Shingo dan Runa ketika mereka sudah berada di luar tempat karaoke. "Lain kali, aku akan mengajak kalian bersenang-senang yang lebih nyaman tanpa ada drama seperti malam ini, oke!"     

"Tidak masalah, Tuan Ryuu. Kami siap kapanpun Tuan mengajak." Yuza membungkukkan tubuhnya ke Nathan Ryuu yang bersiap masuk ke mobilnya. Sang istri sudah ada di dalam sana dan sedang terisak.     

"Maaf kalau Reiko tidak bisa mengucapkan salam pamit pada kalian."     

"Tidak masalah, Tuan Ryuu! Kami mengerti."     

Lalu, mereka pun berpisah jalan.     

.     

.     

Sementara itu, Erina dan Azuka sudah diseret masuk ke dalam mobil anak buah Nathan Ryuu. Mereka sudah diberikan perintah oleh majikan mereka untuk melakukan apa saja ke Erina dan Azuka.     

"Yang penting, kita tidak sampai membunuh mereka." Anak buah itu mengingatkan rekan-rekannya yang lain.     

"He he, sepertinya kita akan mendapatkan mainan semalaman ini." Yang lainnya terkekeh dan ditimpali senyum rekan-rekannya.     

Erina sudah lemas di tempatnya duduk, dia sudah bisa menebak hukuman macam apa yang akan diberikan padanya.     

Namun, tidak demikian dengan Azuka. Dia menatap bingung ke kanan dan kiri, memandang pria-pria di sekelilingnya.     

Dan jawaban dari penasaran Azuka pun didapatkan gadis itu satu jam berikutnya, ketika dia harus melayani banyak pria sekaligus secara bergilir maupun bersama-sama.     

Di ruangan itu, ada puluhan pria, namun hanya ada Erina dan Azuka saja sebagai calon mainan mereka.     

Dalam hitungan belasan menit setelahnya, hanya ada jeritan dari Azuka, sedangkan Erina hanya bisa menutup matanya ketika dia dipaksa melayani puluhan pria.     

Esoknya, Azuka yang pingsan pun terbangun dan heran saat dia menyadari bahwa dia tidak lagi berada di ruangan sebelumnya. "Di … di mana ini?"     

"Sudah bangun? Bagus! Sekarang, lekas bekerja!" Seorang lelaki besar berkulit gelap menyeret Azuka yang tangan dan lehernya dirantai, ke sebuah ruangan.     

Dan di ruangan itu, ternyata ada belasan pria duduk tak sabar. Sedangkan Azuka dimasukkan ke sebuah ruangan kecil dengan kaca di sekelilingnya.     

Lalu, pelelangan pun dimulai, dan pemenang lelang bisa bebas menyetubuhi Azuka di ruangan berdinding kaca sehingga bisa ditonton yang lainnya.     

Azuka harus menjalani hari-hari sebagai gadis yang dilelang tiap malam untuk disetubuhi dan bahkan direkam untuk diunggah ke dark web, sebelum akhirnya dia dijual sebagai budak seks di negara lain.     

Sementara itu, nasib Erina berbeda. Nathan Ryuu sudah menentukan hukuman bagi Erina yang tidak patuh pada peringatan terdahulu.     

Ketika Erina dilepaskan anak buah Nathan Ryuu, sehari setelahnya, mulai beredar video porno dia melayani banyak pria, dengan berbagai gaya dan itu diunggah ke banyak situs porno.     

Tak hanya itu, bahkan video di situs itu dibagikan ke teman-teman sekolah Erina dan juga kerabatnya.     

"Pergi saja kau! Dasar kau anak tidak berbakti! Membuat malu keluarga!" Ibunya meraung mengusir Erina begitu Beliau mengetahui video putrinya yang sangat memalukan beredar luas di internet, dan bahkan banyak tetangga yang juga mengetahui itu.     

===========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.