Inevitable Fate [Indonesia]

Rencana Keji Azuka



Rencana Keji Azuka

0Aitai gomakashitai byou ga aenakute afuredasu roo ga (Sakit yang diperdaya untuk bertemu dan kesedihan karena tak bisa bertemu)     
0

Nakayoku nacchatte yappa tsurai ya (Berakhir dengan saling akrab, rasanya begitu menyakitkan)     

Dokidoki ga iya ni natte boku ga kimi wo korosu mae ni shinde kure (Aku benci perasaan yang berdebar ini, kumohon matilah, sebelum aku membunuhmu)     

- Undead Alice by DECO*27 ft. Hatsune Miku VOCALOID -     

==========     

Sungguh tidak disangka, dari ribuan tempat karaoke yang ada di Tokyo, Reiko bisa bertemu dengan Erina. Mereka masih saja bertemu satu sama lain. Namun, perbedaan jelas terlihat dari status mereka masing-masing.     

Erina sebagai pekerja di sana dan Reiko sebagai tamunya.     

"Se-selamat datang, pelanggan terhormat." Suara sopan Erina mengalun. Karena sudah menjadi SOP-nya, maka Erina terpaksa membungkukkan tubuhnya ke Reiko dan yang lainnya meski kedua tangan mengepal erat di sisi tubuh.     

"Wah, tidak dikira bahwa Erina yang hebat berada di sini." Yuza menyeringai sambil tak tahan untuk mengganggu Erina.     

Runa menatap ke Shingo, memberikan sinyal pertanyaan ke Shingo, 'siapa dia?'.     

Shingo yang paham arti tatapan keheranan Runa pun berkata, "Dia orang yang kerap mengganggu dan merundung Reiko-san saat masih di Magnifico."     

Suara Shingo tidak ditahan-tahan dan didengar oleh orang di lobi tempat itu. Ini sungguh membuat Erina sangat malu hingga telinganya memerah.     

Bahkan gadis di meja resepsionis pun terkejut. Mengganggu dan merundung? Erina? Erina melakukan itu? Padahal selama ini Erina terlihat sangat manis dan sopan pada semua orang di tempat itu.     

"Ohh, ternyata ini yang berbuat keji pada Rei-chan." Runa akhirnya paham dan menatap jijik kepada Erina.     

"Su-sudah, jangan bicarakan itu lagi, kalian." Reiko harus lekas membungkam kawan-kawannya sebelum keadaan berubah menjadi tak menyenangkan. Mereka datang ke situ bukankah untuk bersenang-senang, ya kan?     

"Ada apa?" Nathan Ryuu merangkul pinggang Reiko, bertanya setelah dia selesai mengurus tetek bengek penyewaan salah satu ruangan VIP di sana.     

"Tidak ada apa-apa," sahut Reiko sambil tersenyum. "Apakah semuanya sudah?"     

"Sudah, sayank." Nathan Ryuu tersenyum penuh sayang pada Reiko lalu berkata pada yang lainnya, "Ayo kita masuk ke ruangan yang telah aku sewa."     

Empat lainnya mengangguk setuju. Lalu, Nathan Ryuu memberikan lirikan tajam pada Erina, membuat gadis itu tertunduk.     

Erina bisa melihat sendiri seperti apa pria yang menggamit pinggang Reiko. Itu sungguhlah pria paling tampan dan menarik yang pernah dia lihat seumur hidupnya secara langsung.     

Bertanya-tanya dalam hati, apakah pria yang menggamit mesra Reiko adalah seorang artis? Pelaku di dunia hiburan? Atau mungkin model? Tapi, sepertinya lebih dari itu. Atau, mungkin tuan muda sebuah keluarga kaya di Jepang?     

Ugh, mendadak, perut Erina bergejolak, rasa iri memenuhi dirinya. Dia seakan lupa bagaimana dan apa yang terjadi dengan dirinya beberapa minggu silam.     

Iri hati membuat dia melupakan segalanya. Dan dia lekas menghubungi rekannya yang sama-sama bekerja di tempat itu.     

Ketika si rekan datang dengan cepat ke bagian depan, ia langsung bertanya ke Erina. "Benarkah itu dia?" Itu adalah Azuka.     

Erina mengangguk dan mengajak Azuka ke sudut lain untuk membicarakan ini. "Itu … itu benar-benar Reiko."     

"Reiko si jalang itu?" Nada geram dari suara Azuka tidak bisa disembunyikan, menandakan dia masih menyimpan dendam pada Reiko. "Aku ingin memberikan dia beberapa pelajaran."     

Ketika Azuka hendak pergi ke ruangan yang disewa Nathan Ryuu, Erina dengan cepat mencegah Azuka, memegangi lengannya. "Azz-Azz, jangan gegabah dulu. Kau harus tahu, dengan siapa Reiko datang."     

"Huh? Memangnya dengan siapa?" tanya Azuka dengan dahi berkerut.     

"Dia seorang pria tampan, sangat tampan, dan sepertinya latar belakangnya tidak sederhana." Erina masih mengingat wajah Nathan Ryuu yang sangat memikat matanya. Ia geram, kenapa bukan dia yang mendapatkan pria macam itu? Kenapa harus Reiko?     

"Pria tampan dan latar belakang tidak sederhana?" Azuka mengulang ucapan Erina dengan nada tanya. Dahinya masih berkerut ketika dia berkata, "Huh! Jadi dia sekarang berganti lelaki? Setelah kurang puas dengan tua bangka, dia sekarang beralih ke yang lebih muda? Huh! Dasar jalang tak tahu diri! Tak tahu malu!"     

Tangan Azuka terkepal kuat-kuat ketika mendengar dari Erina mengenai keberuntungan Reiko mendapatkan lelaki kaya dan tampan. Mungkin mereka akan langsung pingsan jika mengetahui identitas Nathan Ryuu yang sebenarnya.     

"Aku benar-benar ingin memberinya pelajaran!" Azuka sungguh geram. Dia tetap yakin bahwa Reiko adalah alasan kenapa dia didepak dari Magnifico dengan sangat memalukan. Dendam ini masih dia pendam sampai dia bisa membalas Reiko.     

Dan kini, target yang dia cari ternyata muncul dengan cepat, tak perlu dia bersusah payah mencari atau mengaduk-aduk seluruh Jepang, karena Reiko sendiri yang memunculkan dirinya.     

"Azz-Azz, memangnya kau ingin melakukan apa?" tanya Erina, matanya menyiratkan penuh harap ke Azuka. Seperti biasanya, dia tidak ingin mengotori tangannya sendiri dan cukup memberikan sedikit 'dorongan' pada kawannya untuk melakukan pekerjaan kotor tersebut untuknya.     

"Hm, tadinya, aku ingin mendatangi dia di ruangannya dan menumpahkan minuman atau makanan ke dia. Yah, semacam itu." Azuka membeberkan pemikirannya tadi. "Namun karena kau berkata dia didampingi lelaki kaya, maka aku ingin main lebih halus saja untuk menghindari kemarahan lelaki bodoh itu!"     

"Lalu, cara halus seperti apa itu?" Erina jadi bersemangat. Kadang, dia memang membutuhkan kaki tangan yang mudah tersulut seperti Azuka untuk dikendalikan dan dijadikan bonekanya.     

"Hm, mungkin menaburkan bubuk yang bisa membuat sakit perut di makanan mereka, atau suntikan racun sekalian untuk minuman mereka!" Azuka berkata dengan menyertakan pandangan kejam.     

"Azz-Azz! Kau serius?" Erina tak bisa tidak terkejut dengan rencana kawannya. "Ta-tapi … itu terlalu beresiko dan kau bisa ditangkap polisi nanti kalau mereka mati! Yah, walau menurutku sih mereka memang pantas saja untuk mati."     

"Huh! Polisi? Biar saja aku ditangkap polisi! Aku tidak perduli, aku tidak takut! Aku sudah pernah menjalani masa di penjara selama satu setengah bulan, dan itu baik-baik saja. Yang penting, yang mati bukan aku tapi mereka!" Azuka saat itu memang sempat dijebloskan ke penjara oleh upaya Nathan Ryuu, meski hanya sangat sebentar.     

Diharapkan, Azuka akan jera karena pernah merasakan kehidupan di penjara, namun sepertinya itu tidak berguna untuk hati pendengki seperti dia.     

"Baiklah! Aku akan pergi ke temanku dulu, akan kuminta cairan racun darinya. Racun yang kalau bisa tidak bisa dilacak meski oleh forensik, khu hu hu …." Maka, Azuka pun lekas keluar dari tempat itu, sepertinya serius untuk meminta racun yang dia rencanakan.     

Sementara itu, Erina tersenyum. Membayangkan orang paling dia benci menggelepar keracunan, sepertinya itu sangat bagus untuk ditonton nantinya. Ia tak sabar itu terjadi.     

Maka, Erina pun kembali ke depan, dan berdiri patuh di tempat semula untuk menyambut tamu.     

Namun, gadis di meja resepsionis segera menghampiri Erina ketika situasi sedang sepi saat itu. "E-Erina-san, apakah benar yang dikatakan orang-orang tadi?"     

"Hm?" Erina memiringkan kepalanya. "Ohh, itu hanya sebuah kesalahpahaman di masa lalu. Mereka hanya melebih-lebihkan saja."     

"Ohh, syukurlah …." Gadis resepsionis itu begitu lugu dan kembali ke mejanya.     

Sementara, tak sampai setengah jam, Azuka kembali ke tempat karaoke itu dengan senyum puas dan menemui Erina. "Aku sudah mendapatkannya, cukup menguras tabunganku, hi hi, tapi bila sepadan, maka itu baik-baik saja."     

==========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.