Inevitable Fate [Indonesia]

Ayo Kita Bermain!



Ayo Kita Bermain!

0itazura wa shirankao de (Berbuat jahil dengan wajah yang polos)     
0

iiwake wa namida o tsukatte (Menggunakan air mata untuk membuat alasan)     

sabishii na asobitai na (Rasanya sepi, aku ingin bermain-main)     

- Hitorinbo Envy by Hatsune Miku VOCALOID -     

==========     

Azuka datang ke ruangan VIP 1 yang disewa Reiko dan kelompoknya untuk merayakan keberhasilan Shingo mendapatkan kontrak seiyuu pertama dia, dengan membawa makanan dan minuman yang telah dia bubuhi dengan racun tingkat tinggi yang dia katakan susah dideteksi bahkan oleh laboratorium.     

Erina menunggu di depan ruangan, harapan tinggi menempel pada jiwanya untuk melihat Reiko menggelepar nantinya. Itu sebuah kebahagiaan untuknya.     

Mata Azuka makin bersinar dalam antusias ketika dia selesai menghidangkan makanan dan minuman di ruang itu, dan Reiko maju untuk mengambil minum.     

'Bagus! Bagus! Bagus! Ayo! Ayo, minum! Minum sampai habis, tolol!' Suara teriakan di benak Azuka terus bergemuruh ketika dia melihat Reiko menuang air mineral pesanannya ke gelas kosong, dan bersiap diminum.     

Namun, tepat sebelum Reiko, Yuza dan Runa meminum air di gelas itu, Nathan Ryuu yang baru saja selesai bertelepon segera berseru ke istrinya dan yang lain, "Tahan! Jangan buru-buru meminumnya!"     

Runa, Yuza dan Reiko pun segera berhenti bergerak dan menatap heran pada Nathan Ryuu. Ada apa sampai tuan muda Onodera berbicara seperti itu?     

"Ada apa, Ryuu?" tanya Reiko.     

Bahkan Azuka yang berdiri di sudut ruangan pun terheran dengan tindakan Nathan Ryuu. Ada apa? Apakah ini ada hubungannya dengan dia membubuhkan racun? Tapi, itu tidak mungkin, ya kan? Dia sudah merencanakan ini dengan kehati-hatian tingkat tinggi, tidak mungkin ada siapapun mengetahuinya. Bahkan, teman yang menjual racun itu pun tidak tahu kepada siapa racun hendak dia berikan.     

Nathan Ryuu pun bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati istrinya yang berdiri di samping meja tempat makanan dan minuman dihidangkan. "Hanya ingin mencoba bermain-main bagaikan kita ini keluarga kerajaan, kalian setuju?"     

"Keluarga kerajaan?" Reiko dan yang lainnya merasa semakin heran.     

"Benar." Nathan Ryuu tersenyum dan mengambil alih gelas di tangan istrinya untuk dia pegang sendiri. "Dalam budaya kerajaan feudal, tentunya akan ada banyak tata krama dan juga kebiasaan yang mereka lakukan. Ya, kan?"     

Seperti anak ayam, mereka mengangguk-angguk patuh saja pada ucapan Nathan Ryuu, meski kurang paham hendak dibawa ke mana pembicaraan ini.     

"Nah, karena itu, bukankah keluarga kerajaan biasanya memiliki banyak musuh terselubung yang menginginkan nyawa mereka, benar?" tanya Nathan Ryuu yang dijawab anggukan lagi oleh yang lainnya.     

"Kalau begitu, maka kalian tentu tahu bahwa jika hendak makan, maka bukanlah hal aneh apabila semua makanan dan minuman yang disediakan pada keluarga kerajaan harus diperiksa dengan cara dicicipi oleh pegawai kerajaan." Nathan Ryuu mengedipkan mata dengan jenaka.     

"Ahh, ya, memang begitu, bahkan itu juga dilakukan di jaman modern seperti ini meski bukan oleh kerajaan, ya kan? Para presiden dan pemimpin suatu negara juga pasti menerapkan sistem ini di rumah tangga mereka, ya kan?" Shingo kini ikut mendekat untuk berkomentar.     

"Benar, maka dari itu, alangkah baiknya jika kita yang sedang bermain peran sebagai keluarga kerajaan, harus mengundang pegawai kita untuk mencicipi terlebih dahulu makanan dan minuman yang disediakan untuk kita, ya kan?" Sekali lagi Nathan Ryuu menggunakan kalimat persuasive dia untuk membuat empat orang lainnya mengangguk setuju.     

"Nah, Nona di sudut sana, bisakah Anda kemari?" Nathan Ryuu menoleh ke tempat di mana Azuka diam berdiri di sudut gelap dan memanggilnya.     

Azuka terkejut, kenapa dia dipanggil? "A-aku, Tuan?" Dia bingung dan tak tahu alasan yang melatarbelakangi Nathan Ryuu memanggilnya. Ada apa gerangan lelaki tampan itu memanggilnya? Dia bertanya-tanya dalam hati.     

"Ya, kau, Nona. Kemarilah dan ikutlah bermain bersama kami." Nathan Ryuu kini sudah melambaikan tangan ke Azuka.     

Ini tentu saja membuat Azuka merasa tak enak apabila tidak mendatangi Nathan Ryuu. Bermain? Lelaki itu berkata hendak mengajak dia bermain? Memainkan apa?     

Setelah Azuka berjalan mendekat dan tiba di antara kelompok itu, dia memandang bingung ke Nathan Ryuu. "Ya, Tuan?" Dia masih mempertahankan masker di wajahnya.     

"Nona, ikutlah bermain dengan kami. Kami sedang memainkan peran keluarga kerajaan dengan aku sebagai raja dan gadis cantik ini …." Nathan Ryuu menarik lembut pinggang Reiko ke arahnya, berkata, "dia sebagai permaisuriku. Dan mereka semua adalah anak-anak kami. Dan kau, Nona, kau berlakon sebagai pegawai kerajaan. Nah, karena kami hendak makan dan minum, maka akan sangat pantas apabila kau mencicipi makanan dan minuman kami terlebih dahulu sebelum kami konsumsi."     

Deg!     

Azuka seperti dihantam godam raksasa begitu dia mendengar ucapan Nathan Ryuu. "Ba-bagaimana bisa saya melakukan itu, Tuan." Dia gugup seketika. "I-itu … itu adalah hidangan untuk kalian sebagai tamu. Tidak mungkin kami memiliki keberanian untuk mencicipinya!" Ia berusaha menolak.     

"Ehh? Begitukah?" Wajah Nathan Ryuu menunjukkan keterkejutan palsu. "Tapi, bukankah ada ungkapan bahwa pembeli adalah raja? Atau aku salah mengenai ungkapan itu?" Ia menunjukkan raut kecewa yang terlalu berlebihan.     

"Itu …." Azuka seketika merasa menyesal telah datang atas panggilan Nathan Ryuu. Bahkan, dia juga menyesal tidak pergi dari sana sejak tadi! Sayang sekali, dia tidak merasakan penyesalan karena pemberian racun tersebut.     

Saat ini, bukankah sudah terlalu terlambat jika dia ingin keluar dari ruangan itu? Lalu, bagaimana ini? Azuka tidak bisa melarikan diri!     

"Ayolah, Nona, sebagai orang yang mampu membeli tempat ini, tentunya kau tidak memiliki opsi untuk menolak keinginan pembeli, kan?" Nathan Ryuu seakan sedang membujuk keras.     

"Aku … aku tidak berhak menyentuh makanan dan minuman tamu, Tuan, itu akan menodai karirku dan dianggap tidak sopan!" Azuka masih ingin bertahan dengan pendapatnya menggunakan SOP kerjanya. "Ka-kalau tidak ada yang lain, maka saya akan permisi dulu, Tuan."     

"Ehh? Secepat itu ingin meninggalkan permainan?" Wajah kecewa Nathan Ryuu makin pekat dan ia melanjutkan, "Kalau kau tidak ingin menodai karirmu, maka tentunya kau bisa menanyakan pada pemilik tempat ini atau manajer di sini dan apakah aku salah jika aku ingin bermain permainan sederhana denganmu. Aku bukan menyuruhmu untuk telanjang dan menari seronok untuk kami, kan? Hanya berlakon seperti pencicip makanan di istana, itu saja."     

Bagaimana ini? Azuka sungguh terdesak. Sangat tidak lucu apabila dia malah yang membeli racun itu dan dia pula yang harus mengonsumsinya!     

Karena tidak memiliki pilihan lain untuk mendebat Nathan Ryuu, maka Azuka pun berkata, "A-ahh, kalau begitu, aku akan memanggil manajer dulu, Tuan. Permisi!" Dia membungkukkan tubuh pada tuan muda Onodera dan hendak berlari keluar demi melarikan diri.     

Belum juga Reiko dan kelompoknya bergelimpangan di lantai, dia malah hendak ketahuan dengan racun tersebut, sungguh akan sia-sia! Kalaulah racun itu sudah berhasil membunuh Reiko dan yang lainnya, maka dia tidak keberatan ditangkap.     

Namun, ini bahkan tidak mencapai secuil dari rencananya!     

"Tolong hentikan dia." Nathan Ryuu berseru dan mendadak saja, ada beberapa lelaki berpakaian serba jas hitam masuk ke ruangan itu dan lekas memegangi Azuka.     

"I-ini …."     

===========     

lyrics source = Vocaloid Lyrics Wiki     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.