Inevitable Fate [Indonesia]

Rencana Keji Dijalankan



Rencana Keji Dijalankan

0Zurushite ii yo zurukute ii yo (Tak apa untuk hidup sendiri, tak apa untuk tak adil)     
0

Kowashite ii yo kowakute ii yo (Tak apa untuk menghancurkan, tak apa untuk takut)     

- Undead Alice by DECO*27 ft. Hatsune Miku VOCALOID -     

==========     

Tak sampai setengah jam, Azuka kembali ke tempat karaoke itu dengan senyum puas dan menemui Erina. "Aku sudah mendapatkannya, cukup menguras tabunganku, hi hi, tapi bila sepadan, maka itu baik-baik saja."     

Rupanya Azuka benar-benar serius ingin membunuh Reiko dengan cara meracuni makanan dan minumannya. Dia tidak perduli jika ini nanti akan terbongkar oleh polisi.     

Rasa benci dia pada Reiko begitu meluap-lupa, tak sabar untuk lekas dilampiaskan.     

Erina menatap penuh semangat pada Azuka. Sungguh boneka yang sangat pintar dan pemberani. Erina menyukai itu. Di saat dia kehilangan banyak teman gara-gara masalah di Magnifico, bahkan Yukio saja sudah menghindari dia, hanya Azuka saja yang masih mau mendampingi dia.     

Sayang sekali, Azuka yang masih menerima Erina dengan tulus menjadikannya sebagai teman, namun tidak demikian yang dipikirkan Erina mengenai dirinya. Azuka tidak lain hanyalah alat, hanyalah boneka perpanjangan tangannya saja.     

Maka, Erina ingin ikut Azuka ketika gadis itu hendak menyiapkan racunnya ke makanan dan minuman untuk Reiko dan kawan-kawannya.     

"Yoshida-san, tolong jaga dan gantikan aku sebentar, yah! Kumohon …." Erina menampilkan wajah memohon pada gadis di meja resepsionis. Bahkan dia memberikan wajah imut dia yang bermuatan aroma gadis inosens polos, membuat gadis di depannya luluh dan mengangguk patuh.     

Selama ini, Erina dikenal sangat manis dan sopan di tempat karaoke itu, oleh karenanya banyak pekerja di sana mengira Erina memang sosok menyenangkan dan bagai malaikat suci.     

Erina dan Azuka pun lekas pergi ke bagian dapur, bertanya apakah sudah ada pesanan yang dilakukan ruangan VIP tempat Reiko dan kelompoknya berada.     

"Ohh, ruang VIP 1? Ya, sudah masuk. Ini aku sudah selesai menyiapkannya untuk mereka." Salah satu pegawai dapur pun bersiap untuk memanggil seseorang.     

"Ahh, biar aku saja, Handa-san!" Azuka lekas berucap sambil memegang tangan pegawai itu.     

"Ehh? Tapi … Azuka-san kan LC di sini, ini bukan tugasmu!" Handa bingung.     

"Tidak masalah! Yah, sebenarnya, mereka yang di ruang VIP 1 itu … teman-teman aku dan Erina." Azuka beralasan.     

Erina lekas mengangguk-angguk dengan cepat dan menambahkan, "Benar, Handa-san. Mereka adalah teman-teman lama kami, maka dari itu, kami ingin mengantar sendiri ini ke mereka. Yah, sekalian berbincang sejenak dengan mereka, karena kami sudah lama tidak bertemu. Handa-san, kau tidak keberatan membiarkan kami menyapa teman lama kami, kan?"     

Sekali lagi, wajah manis imut bagai malaikat kecil ditampilkan Erina, menyebabkan Handa jadi merona.     

"Handa-san, apakah nanti malam kau ada waktu luang?" Erina pun beringsut mendekat ke Handa, menempelkan dadanya pada lengan Handa dengan sikap malu-malu genit.     

"A-ahh! Tentu! Tentu saja ada!" Handa yang sudah lama menyukai Erina sejak gadis itu bekerja di sana sebagai petugas penerima tamu di akhir pekan, sudah pasti tidak akan menolak keberuntungan ini.     

Maka, dengan mudah, Azuka dan Erina berhasil membawa keluar troli makanan untuk ruang VIP 1 yang disewa Nathan Ryuu. Saat keadaan sepi, Azuka lekas menuang bubuk putih transparan ke atas makanan di troli itu.     

Tidak makanan saja yang diberikan racun oleh Azuka. Minuman pun demikian. Dia menyuntikkan cairan racun pada botol plastik dan menuang sekian tetes pada masing-masing gelas.     

Erina melihat tindakan Azuka dengan raut puas. Ia mengacungkan ibu jari pada Azuka. "Sungguh, Azz-Azz adalah orang hebat! Kau pahlawanku!"     

Azuka mendengar pujian dari Erina dan meringis senang. "Ayo, kita lakukan this perfect crime. Temanku berkata, racun yang dia jual kepadaku ini sungguh tidak mudah dilacak bahkan oleh laboratorium sekalipun!"     

"Wuah! Temanmu sungguh mengagumkan, Azz-Azz! Lain kali aku ingin bertemu dia!" Erina terlihat takjub.     

"Apalagi, satu yang harus kau ketahui mengenai racun ini, Eri-cchi, ini bekerja begitu cepat."     

"Sungguh? Azz-Azz, aku semakin kagum padamu! Kau memang yang terbaik!"     

Keduanya pun tertawa cekikikan dan segera menggiring troli berisi makanan dan minuman itu untuk diantarkan ke ruangan VIP 1.     

Jantung Erina berdebar-debar, sangat tidak sabar menyaksikan Reiko yang akan menggelepar kesakitan saat racun nantinya bereaksi. Maka, dengan begitu, segala dendam dan kebencian yang dia miliki bisa lenyap.     

Erina sungguh dibutakan iri dan dengki, hingga dia lupa akan apa pesan penting yang pernah disampaikan para lelaki penculiknya dulu itu. Andai dia masih mengingatnya, pasti dia akan memilih untuk mencegah Azuka melakukan rencana ini meski harus memukul atau bertarung dengan Azuka sekalipun.     

Sungguh sayang, Erina terlalu pelupa dan juga bodoh.     

Sementara itu, Azuka terus saja menyeringai senang, rasanya dia ingin berlari cepat ke ruang VIP 1. Dia harus berhasil melenyapkan Reiko. Jika memang teman-teman Reiko ikut mati, yah salahkan saja diri mereka sendiri, kenapa harus bersama Reiko!     

Maka, begitu kedua gadis itu tiba di depan ruang VIP 1, mereka mengambil napas panjang terlebih dahulu.     

Azuka menoleh ke Erina. "Apa kau ingin masuk bersamaku?"     

Di luar dugaan, Erina menggelengkan kepalanya. "Aku akan menunggu saja di sini, dan kau bisa memanggilku ketika mereka mulai makan dan minum."     

Ya, Erina ingin bersembunyi dalam senyap dulu sampai nanti tiba saat ketika Reiko telah mengonsumsi apa yang ada di troli ini. Biasanya, para tamu di karaoke akan lekas minum setelah mereka bernyanyi beberapa lagu untuk membasahi tenggorokan mereka.     

"Baiklah kalau begitu, nanti kau bisa mendengar kodeku mengenai itu, oke?" Azuka mengeluarkan masker kain dan dipakai.     

"Azz-Azz, kau memakai itu?" Erina agak bingung.     

"Ya. Aku harus menutupi wajahku dulu agar si jalang itu tidak ragu ketika dia menerima makanan dan minuman ini." Azuka rupanya berpikir sejauh itu.     

"Ahh, kau sungguh cerdas, Azz-Azz!" puji Erina untuk mengembangkan hati Azuka.     

"Oke, aku masuk dulu." Azuka pun segera mendorong troli itu setelah dia menekan bel ruangan itu. "Permisi."     

Kemudian, Azuka pun masuk dan dia menemukan 5 orang di dalam ruangan yang luas tersebut. Meski ruangan itu bercahaya temaram dan hanya memiliki cahaya kuat dari sinar layar besar televisi di salah satu dinding, Azuka bisa langsung tahu di mana Reiko berada.     

Mata Azuka menangkap sosok Reiko yang sedang dipeluk oleh seorang lelaki. Ya, Erina benar, itu adalah lelaki yang sangat tampan! Huh, dasar jalang yang sangat beruntung! Azuka mengumpat dalam hatinya.     

"Pesanan kalian semua, tamu terhormat." Azuka mulai memindahkan beberapa piring berisi makanan ke meja besar di sana. Lalu juga memindahkan gelas-gelas dan beberapa botol plastik dan ada juga botol kaca.     

Namun, itu tidak masalah, karena Azuka sudah menyuntikkan cairan itu di gelas kosong mereka. "Silahkan." Ia membungkuk sebelum mundur.     

"Wah, aku memang sudah haus! Terima kasih!" Yuza menundukkan kepala sebagai rasa terima kasih pada Azuka. Tangannya sudah meraih salah satu gelas kosong dan mengisi dengan air mineral dingin yang ada di botol plastik. Menuangnya.     

"Aku juga haus." Runa pun maju untuk mengambil minum, sama seperti Yuza.     

"Aku juga." Reiko ikut maju dan menuang minumannya pada gelas. Ia menoleh ke suaminya, "Ryuu, kau mau juga?"     

Mata Azuka menyala akan kegembiraan ketika Reiko pun ikut menuang minumannya. Ia berdiri di sudut ruangan mencoba tidak terlihat hanya untuk menyaksikan pertunjukan yang sebentar lagi terjadi.     

==========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.