Inevitable Fate [Indonesia]

Mengukur Bara Cinta



Mengukur Bara Cinta

0Hikari ga umare yami ga umareta (Cahaya terlahir, kegelapan juga terlahir )     
0

Futatsu wa hitotsu (Dua orang kini menjadi satu)     

HARUMONIA kanjite TEREPASHII (Dengan telepati merasakan harmonia)     

- Harmonia by Rythem - OST. Naruto -     

===========     

"Ummcchh … Ryuu … mmgghh … mrrcchhphh …." Reiko sedang membalas ciuman dari suaminya terkasih di malam usai mereka makan malam di penthouse.     

Bahkan Nathan Ryuu sudah berhasil merayu Reiko untuk memakai salah satu lingerie seksi yang sudah mengendap lama di lemari.     

Namun, ketika mereka baru saja memulai sebuah cumbuan ketika Reiko keluar dari kamar ganti, terdengar getar ponsel Reiko di atas meja nakas.     

Khawatir jika itu adalah telepon penting, Reiko pun melepaskan diri dari suaminya dan mencapai ponselnya. Ternyata memang penting, telepon dari salah satu teman grup utaite-nya.     

Reiko pun segera menerima telepon dengan duduk di kursi kerja di sudut ruangan yang sering digunakan Nathan Ryuu untuk sekedar memeriksa email di laptop.     

"Moshi moshi? Ahh, Silver!" Reiko menyebut nama teman grup utaite-nya. "Ya? Ohh, iya benar, aku belum tahu lagu untuk babak 3 kita, ya benar."     

Ketika Reiko sedang sibuk menjawab teleponnya, Nathan Ryuu mendekat dan dia menggapai tubuh istrinya dari belakang.     

Sontak saja Reiko kaget dan melirik cepat ke suaminya yang sedang menjulurkan dua tangan melewati bahunya untuk meremas payudaranya.     

Melalui matanya yang mendelik, Reiko seakan memberikan kode pada suaminya agar berhenti melakukan apapun yang sedang dilakukan. Dia sedang bertelepon.     

"Ada apa, ReA?" tanya Silver di seberang sana. "Kau baik-baik saja?"     

"A-aku … iya, aku baik-baik saja, Sil-mmghh …." Reiko hampir saja kelepasan memekik ketika depan lingerie dia disentak hingga robek. Lelaki ini! Apakah dia sangat menyukai merusak semua pakaian Reiko hanya karena bisa membeli lagi dua kali lipat banyaknya dari yang dirobek?     

"Kau terdengar sakit?" Silver di seberang sana seperti tak yakin dengan jawaban Reiko.     

"Aku-arghh!" Kali ini, Reiko tak bisa menahan pekikannya saat tubuhnya mendadak sana sudah diangkat dan ditengkurapkan di atas meja. "Aku … aku baik-baik saja, ummhh … sungguh. Um, jadi, lagu apa, Silver-kun?"     

Menahan sensasi yang menggetarkan tubuh, Reiko berusaha berbicara setenang mungkin meski pantatnya saat ini sudah diusap, dielus dan bahkan dicumbui mulut suaminya ketika dia menungging di atas meja.     

Reiko berusaha ponselnya tidak terlepas dari tangannya meski ulah sang suami kadang di luar logika dia.     

"Ohh, kalau kau demam atau sakit, segeralah berobat, agar kau bisa menyanyi dengan baik untuk lagu kita." Silver memberikan nasehat karena berdasarkan suara Reiko yang bergetar, sepertinya wanita itu tengah sakit menahan demam. Iya kah?     

"I-iya, akuuhh … akuh akan melakukannyaahh nanti-mmhh …." Reiko menggenggam erat ponselnya untuk melampiaskan rasa yang ada di selatan dirinya ketika belahan intim dia sedang diusap oleh tangan dengan cukup intens.     

Lingerie tipis itu mana bisa sebanding untuk menahan kekuatan tuan muda Onodera? Hanya cukup ditarik sekali dan celana dalam sangat mungil tipis itu pun terburai tak lagi utuh.     

"Nah, jadi … aku dan MK sudah membuat keputusan bahwa kami akan memakai lagu dari anime lagi. Kau tau lagu opening anime Moriarty The Patriot? Karena aku dan MK … ReA, kau baik-baik saja?" Silver mendengar suara Reiko bergetar tertahan.     

"Aku baik-baik saja! Baik-baik saja! Teruskan, Silver-kun!" Reiko lekas menyahut agar Silver tidak bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu.     

Reiko menoleh ke belakang sambil mendelik ketika liang sempitnya telah diterobos benda tegang perkasa nan besar.     

"Ohh, oke kalau kau baik-baik saja. Jadi, aku dan MK sudah membuat keputusan itu, dan aku harap kau nanti mengambil harmo yang tinggi karena kau bisa mencapai nada-nada tinggi."     

"Tidak masalah-hghh! Iya-ngghh!" Reiko menggenggam erat-erat ponsel di tangan sedangkan tangan lain meremas ujung meja ketika gua surgawi dia ditusuk kuat-kuat dalam ritme perlahan. Meski begitu, sensasinya luar biasa.     

"ReA?" Silver lagi-lagi mendengar suara Reiko yang terdengar aneh.     

"I-iya, Silver-kunnhh … nhhh! Hhghh! Iyakh! Akuh … aku dengar … lagu Moriarty … iya-kkhh!" Reiko sudah berusaha menyembunyikan suara tersentak dia ketika liangnya benar-benar dihentak kuat dan ritme mulai dipercepat suaminya.     

"Ya ampun, ReA! Astaga! Kau sedang bercinta di sana?" Silver akhirnya bisa menyadari itu.     

"I-ini! Si-Silver-kun …."     

"Astaga, ReA, kau bisa berkata bahwa kau sedang di tengah-tengah kegiatan intim, kau tahu! Itu tak masalah, aku bisa menghubungimu kapan-kapan, ya kan?" Silver memberikan kalimat seakan dia sedang memberkan kelonggaran untuk Reiko yang kepergok.     

"Aku … akuhh minta maaf-akh! Maafkan aku! Maafkan-hakh!" Reiko terkejut ketika jenderal angkuh yang tadinya menguasai gua surgawinya, mendadak dicabut keluar begitu saja. "Argh!" Reiko tak bisa menahan suaranya ketika tubuhnya diputar sehingga rebah dengan punggung menekan atas meja.     

"Tidak perlu meminta maaf padaku begitu, ReA. Kau tahu, aku ini bukan anak kecil yang belum berpengalaman, kau tahu?" Silver masih berbicara.     

"Iya, aku mengerti-akghh! Silver-kunnhh … agh! Harkh! Arkh!" Suara Reiko mulai terhentak-hentak karena saat ini Nathan Ryuu membuka pahanya dan menusukkan jenderalnya dalam-dalam ditenggelamkan ke gua hingga terasa begitu penuh.     

"Kau tahu, ReA, aku juga pernah berpacaran, berkali-kali, jadi aku paham suara-suara ambigu macam seperti itu tadi."     

"Iya-argh! Mrgh! Hmrlkh!" Reiko sampai harus membekap mulutnya sendiri dan tidak hanya dia mengutuk suaminya dalam hati, dia juga mengutuk Silver yang masih juga mengoceh tidak menutup telepon.     

Kau sudah tahu dia sedang di'serang' saat ini, tapi kau masih saja mengoceh ini dan itu. Apa kau sebenarnya menikmati suara ambigu Reiko?     

Dan … lihat itu, betapa seringaian dari Nathan Ryuu sudah bisa membuat Reiko kesal sampai besok.     

"Si-Silver-kun, sudah dulu, yah!"     

"Ehh? Padahal aku ingin menceritakan mengenai pacarku yang ke-"     

Klik!     

Reiko memilih memutuskan lebih dahulu ketimbang dia makin malu karena suara erotisnya didengar rekan satu grupnya. Masa bodoh dengan apakah Silver akan tersinggung atau tidak, besok dia bisa menjelaskan situasinya sehingga wakil ketua grupnya tidak perlu salah paham atau merasa Reiko kurang ajar.     

Setelah ponsel ditaruh sembarangan di meja, Nathan Ryuu makin menggila dengan aksi perjuangan jenderalnya untuk membuat gua surgawi banjir dan meluap.     

Dua jam berikutnya, Reiko sudah berada di pelukan Nathan Ryuu di tempat tidur, sama-sama tanpa busana dan nyaman dalam balutan selimut tebal. Keduanya merasa sangat damai ketika dalam kondisi seperti itu.     

Kedekatan dan kemesraan suami istri paling disukai Reiko adalah yang seperti ini. Hanya pasangan yang saling mencintai saja yang bisa melakukan hal semacam itu. Begitulah pendapat Reiko.     

Mungkin dia akan terus memantau hal ini untuk mengukur seberapa masih membaranya cinta dia dan suaminya, dengan cara seberapa mesra mereka tidur berpelukan usai bercinta.     

"Rei sayank, kapan kau melepaskan diri dari pil kontrasepsi?" tanya Nathan Ryuu sambil dia memeluk dan mengelus-elus lengan telanjang istrinya.     

===========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.