Inevitable Fate [Indonesia]

Kebahagiaan dan Keberuntungan Reiko



Kebahagiaan dan Keberuntungan Reiko

0Megurikuru kisetsu ga ima irodui te somatte yuku (Sekarang adalah musim baru yang dihiasi oleh warna-warna)     
0

Happy happy hajimaridashita love story (Bahagia! Bahagia! Awal mula dari suatu kisah cinta)     

- Lover by AAA -     

==========     

Apakah Nathan Ryuu sudah selesai begitu saja? Tentu tidak! Dia masih ingin lebih dan lebih!     

Oleh karena itu, tanpa mengindahkan seruan protes istrinya, dia membopong Reiko ke ranjang sebelum akhirnya membungkam sang istri dengan kenikmatan sehingga Reiko terselubungi oleh libido pekat suaminya.     

Semua barulah selesai di jam 9 malam lebih dengan Reiko sudah lunglai tak bisa bergerak lagi dengan kostum yang sudah robek di sana sini tak berbentuk.     

Permainan Nathan Ryuu kadang sebrutal itu ketika monster Onodera satu ini tidak lagi menahan diri setelah diberi lampu hijau oleh istrinya, mengakibatkan Reiko harus tergeletak tak berdaya.     

Tapi, Nathan Ryuu tidak ingin Reiko tertidur dahulu. "Rei, sayank, makan dulu. Kau belum makan malam, kan? Ayo makan, temani aku." Dia menjangkau tubuh Reiko untuk dibangunkan.     

"Hm? Makan?" Momen seperti ini adalah yang sangat membuat mengantuk bagi Reiko, terlebih dia sudah orgasme berulang kali, dia hanya butuh memejamkan mata dan terlelap.     

"Ayo makan dulu, barulah tidur," bisik Nathan Ryuu di dekat telinga istrinya.     

"Mmmhhh … kau saja. Biarkan aku tidur sebentar." Reiko menolak membuka mata.     

"Tapi kau bisa sakit jika tidak makan, sayank." Nathan Ryuu ingin tetap memaksa istrinya makan terlebih dahulu.     

Namun, Reiko tidak merespon dan tidak bersuara lagi, benar-benar tertidur lelap.     

"Ya ampun bocah ini." Nathan Ryuu menyerah dan ia pun menyelubungi tubuh Reiko menggunakan selimut tebal sebelum dia melangkah keluar kamar untuk makan setelah memakai mantel kamar.     

Meski dia juga sangat lelah dan mengantuk, namun dia tetap harus makan. Apalagi dia teringat tadi Reiko sudah memasak makan malam untuknya, mana mungkin dia mengabaikan itu?     

Maka, dengan kantuk yang hendak merenggut kesadarannya, Nathan Ryuu berjalan ke ruang makan dan mulai memakan semua masakan istrinya. "Hm, enak."     

Perutnya yang meronta pun mulai tenang dan hangat. Apalagi ketika susu hangat juga dia imbuhkan ke dalam perut, sangat menentramkan ketika musim dingin begini.     

Sayangnya, ketika dia selesai makan dan kembali ke kamar, kantuknya hilang. "Oh, sial." Ia tak berdaya ketika ini terjadi.     

Tak ada pilihan lain, dia pun berjalan ke meja di kamar itu dan menyalakan laptop untuk memeriksa beberapa berkas pekerjaan dan melihat email yang datang untuknya.     

Kira-kira jam 1 dini hari, Reiko terbangun, mendapati dirinya sudah berada di dalam selimut, namun ketika tangannya menyentuh area sebelah, kosong! Ke mana suaminya.     

"Ohh, Ryuu? Kau masih belum tidur?" Reiko menemukan sang suami ada di sudut kamar, sedang berkutat dengan laptop dan beberapa kertas.     

Segera, Nathan Ryuu menoleh ke istrinya. "Kau sudah bangun." Ia tersenyum dan meletakkan kertas di tangannya, sambil menatap Reiko yang mulai turun dari tempat tidur, meraih mantel kamar dan menghampirinya. "Kemarilah." Ia menepuk pelan pahanya.     

Reiko patuh dan duduk di paha sang suami. Dua tangan dililitkan secara santai pada leher Nathan Ryuu, bertanya, "Sedang apa? Mengurus pekerjaan?"     

Kepala tuan muda Onodera mengangguk. "Hanya sekedar memeriksa ini dan itu saja."     

"Jangan memaksakan dirimu, Ryuu. Tidurlah." Reiko mengecup kening suaminya.     

"Hei, kau belum makan!" Mendadak, Nathan Ryuu teringat itu. "Kau harus makan."     

"Rasanya malas, Ryuu."     

"Kalau kau tak mau makan, maka aku akan melanjutkan memeriksa pekerjaan dan tidak perlu tidur."     

"Ryuu, kau mengancamku. Itu curang, kau tahu?"     

"Ha ha, biar saja. Ayo, aku temani kau makan!"     

Nathan Ryuu bangkit diiringi Reiko dan dia menggendong tubuh istrinya untuk dibawa ke ruang makan. "Jangan sampai perut kosong di malam hari."     

"Nanti aku gendut kalau makan jam ini."     

"Aku tidak akan mempermasalahkan kau gendut seperti apapun, siapa tahu dengan kau berubah gendut, kau justru lebih menggemaskan dan menggairahkan."     

"Ryuu, kau gila."     

"Ya, aku tergila-gila padamu."     

Reiko terkikik dan mulai duduk di salah satu kursi makan, merasakan hatinya begitu hangat mendengar ucapan suaminya, dia sungguh beruntung memiliki suami seperti Nathan Ryuu. Dia berharap, di kehidupan selanjutnya pun dia tetap akan menjadi istri Nathan Ryuu, apapun keadaan pria itu.     

-0-0—0—0-0-     

Bunyi denting sendok, garpu dan pisau saling beradu di atas piring ketika orang sedang menikmati makanannya. Demikian pula yang terjadi pada Reiko dan Runa.     

Keduanya bersama-sama makan siang setelah Reiko selesai dari Adora, dia mengajak Runa untuk bertemu dan jalan-jalan.     

Dan saat ini di sinilah mereka berdua, sedang melakukan kegiatan girls' day di sebuah restoran.     

"Sepertinya kau dan Shingo-san semakin rekat tidak terpisahkan, yah Ru-chan?" Reiko melirik ke sahabatnya yang tekun memakan steaknya.     

Runa mendongak dan tersipu. "Begitukah?"     

"Ya, karena Yuza-kun terus saja meributkan mengenai dia yang kesepian karena Shingo-san sering tidak berada di apatonya. Hi hi, aku ingin tertawa jika Yuza-kun mulai mengeluh seperti itu." Reiko menatap piringnya dan di sana ada nasi iga panggang khas Indonesia. Mereka memang berada di restoran Indonesia, tepatnya di Joglo Fiesta milik Nyonya Andrea.     

"He he, aku … um, sepertinya Shin tidak ingin jauh-jauh dariku." Runa tertunduk sambil tersenyum.     

"Iyakah? Wah, itu hebat! Aku sangat senang mendengarnya." Reiko berbahagia untuk sahabatnya yang telah menemukan cinta seperti yang diinginkan. "Kenapa kalian tidak menikah saja? Jangan menundanya, Ru-chan!"     

"Aku … sepertinya aku belum siap. Aku merasa masih ingin seperti ini dulu saja." Runa memotong steak-nya sambil menjawab.     

Reiko tidak bisa memaksa lebih lanjut karena ini mengingatkan padanya mengenai dirinya sendiri saat dia belum ingin menikah meski Nathan Ryuu sudah kerap memintanya. "Oh ya, bagaimana dengan pekerjaan di perusahaan Ryuu?"     

"Yah, aku memang terkejut karena baru sadar bahwa aku datang ke kantor utama SortBank, itu sungguh membuat lututku gemetar karena tidak menyangka aku akan bekerja di sana! Aku, loh, Rei-chan, yang belum lulus kuliah!" Runa mendapatkan kembali keriangan dia.     

"Hi hi, kau terkejut? Akupun demikian ketika mengetahui bahwa Ryuu adalah pemilik SortBank yang ternama! Dan apa kau tahu, aku mendapatkan fakta itu setelah aku menikah dengannya! Dia begitu nakal menyembunyikan itu begitu lama dariku, tsk pria itu!" Reiko tersenyum geli mengingat momen ketika dia tahu identitas asli suaminya.     

"Rei-chan, kau begitu beruntung memiliki suami yang sempurna begitu!" Runa berujar.     

"Iyakah? Hm, mungkin, he he. Ehh, tapi Ru-chan juga memiliki pasangan baik seperti Shingo-san, itu juga harus disyukuri dan dirayakan, iya kan?"     

"Dirayakan?"     

"Iya! Nah, ayo, setelah ini, temani aku berbelanja baju, oke?"     

.     

.     

Setengah jam berikutnya, dua gadis sudah diantar Benio ke sebuah butik pakaian kasual. Meski kasual, namun harganya tidak kasual.     

Di sana, mereka seakan kembali seperti gadis remaja yang asyik memilih pakaian-pakaian kasual yang terlihat trendi dan menarik mata.     

Reiko memilih atasan-atasan berpotongan trendi dan menyerahkan ke Runa. "Coba ini."     

"Ehh? Kenapa-"     

"Anggap ini adalah kado untukku atas kebahagiaanmu dengan Shingo-san."     

===========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.