Inevitable Fate [Indonesia]

'Dosa-Dosa' yang Terungkap



'Dosa-Dosa' yang Terungkap

0Soko ni ite kureru dake de (Hanya dengan adanya dirimu di sana)     
0

Fushigi nan datte dekiru yo (Betapa anehnya, aku bisa melakukan apa pun)     

Ike sou! Yume no saki e (Mari pergi! hingga ke ujung mimpi)     

- Applause by Uchida Maaya -     

=========     

Karena suaminya belum datang, maka ini dimanfaatkan Reiko untuk bersantai sejenak.     

Reiko secara iseng masuk ke ruangan khusus yang dibangun Nathan Ryuu di penthouse itu. Sebuah ruangan yang katanya dia bangun untuk kegiatan Reiko menjadi Yutuber.     

Ahh, suaminya memang yang terbaik.     

Reiko selesai mandi dan masuk ke ruangan itu untuk melakukan siaran live selama satu jam sebagai VTuber sebelum kemudian dia menyudahinya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.     

Ketika dia sedang memasak di dapur, tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari seseorang yang dia kenal baik, Enma.     

"Haik, Enma-san, hisashiburi desu ne (lama tidak bertemu)!" Ia menyapa Enma yang kini malah meneleponnya usai Reiko membaca pesan bahwa Enma hendak menelepon. Ia bergegas mematikan kompor agar tidak menimbulkan bahaya.     

"Reiko-san! Hisashiburi desu yo!" Enma di seberang terdengar gembira.     

"Reiko! Reiko-san! Kau tidak lupa aku, kan?" Mendadak ada suara lain di seberang.     

"He? Rukia-san?" tebak Reiko.     

"Ha ha ha! Senangnya masih diingat Reiko-san!" Rupanya itu adalah Rukia. Barusan, dia merebut begitu saja ponsel di tangan Enma. "Apa kabarmu?"     

"Tentu saja baik. Rukia-san dan Enma-san juga baik-baik saja di sana, kan?" Reiko membalas disertai senyuman. Mendengar itu adalah Rukia dan Enma, tentu saja mengingatkan Reiko akan tempat kerja dia dulu, Magnifico. Dia sedikit penasaran, kenapa dua mantan rekan kerjanya itu menghubungi dia?     

"Reiko-san, saat ini kau sedang mengerjakan apa? Apa kau sudah bekerja?" tanya Enma yang telah mendapatkan ponselnya kembali.     

"Kerja? Um, belum. Saat ini aku belum bekerja apapun." Ya, dia memang sedang tidak ingin bekerja dulu dan ingin memuaskan hobi dan minat dia di bidang seni.     

"Wah! Baguslah kalau begitu!" Enma terdengar lega dan juga senang.     

"Kenapa?" Reiko ingin tahu.     

"Reiko-san, kau harus tahu, Magnifico sekarang ini sungguh berbeda dan nyaman! Kau … Reiko-san, kau harus kembali lagi ke sini dan bekerja dengan kami seperti dulu. Apa kau mau?" Enma menyampaikan keinginan dia secara gamblang.     

"Kembali ke … Magnifico?" Reiko mendadak mematung. Tadi apa yang Enma katakan? Magnifico sekarang ini sudah berbeda? Sudah nyaman?     

"Reiko-san, di sini sudah tidak ada lagi tukang gossip, apalagi tukang cari masalah seperti Erina dan gengnya! Kau akan benar-benar menyukai atmosfer kerja di Magnifico sekarang ini sejak ini sudah dibeli orang baru."     

"Heh? Magnifico berganti pemilik?"     

"Benar, Reiko-san! Magnifico sudah dijual ke seorang pria yang bernama Nathan Ryuu. Kami memanggilnya dengan Tuan Ryuu."     

Bagai tersambar petir, Reiko mematung sambil menggenggam ponselnya. Apa tadi Enma bilang? "Magnifico … dibeli Nathan Ryuu?"     

"Ya! Itu nama lelaki itu. Dia tinggi dan maskulin. Sungguh ikemen berkharisma! Aku yakin dia tampan meski bertopeng."     

"Hah? Bertopeng? Maksudnya?"     

"Reiko-san, beberapa hari setelah kau keluar dari Magnifico, orang bernama Nathan Ryuu ini datang ke Magnifico, keluar dari mobil mahal dan memakai topeng setengah wajah, hanya menampilkan mulut ke bawah. Tuan Jyuto menyatakan bahwa Magnifico sudah menjadi milik Tuan Ryuu melalui kedatangan itu dan kami dikumpulkan untuk mendengar pengumuman itu."     

"Lalu … Nyonya Ayumi?" Reiko menanyakan mengenai istri pemilik Magnifico. Yang dia ketahui, istri Tuan Jyuto sangat menjaga Magnifico bagai itu anak tersayangnya. Kenapa bisa mudah dibeli suami dia?     

"Kau belum tahu? Tuan Jyuto sudah menceraikan Nyonya Ayumi!"     

"Eh?"     

"Kau juga harus tahu, Reiko-san, bahwa orang-orang yang terlibat perundungan terhadapmu, mereka semua dipecat secara tidak hormat dan tidak mendapatkan tunjangan pemecatan pula."     

Reiko melongo. Tidak mengira bahwa ada begitu banyak hal terjadi ketika dia sudah tidak berada di sana. Apakah … itu semua buah dari rencana Nathan Ryuu sebagai cara membalas sakit hati Reiko?     

"Reiko-san, kemarin aku melihat salah satu yang merundungmu, dia luntang-luntung tidak berhasil mencari pekerjaan di kantor manapun, bahkan tidak diterima di konbini kecil."     

"Kau tahu, Reiko-san, orang-orang yang dipecat itu sepertinya mengalami nasib buruk usai merundungmu, ha ha ha! Mereka susah mencari pekerjaan dan hanya menyisakan pekerjaan berupah rendah seperti pencuci piring dan penyapu jalanan!"     

"Ya, aku pernah melihat Yukio bekerja sebagai tukang cuci di yatai (warung kecil) tidak begitu terkenal untuk jadi tukang cuci piring di sana."     

"Reiko-san, sepertinya karma begitu cepat menghampiri orang-orang yang sudah berbuat kejam padamu. Bahkan yang aku dengar, Erina sempat hilang dan ketika kembali, dia ditemukan bekerja di sebuah bar kecil."     

"Ah, dan aku dengar pula dari teman yang lainnya, kalau Erina juga bekerja sebagai LC di sebuah karaoke dewasa."     

"Bukankah itu sama seperti Azuka?"     

"Eh? Azuka juga bekerja jadi LC di karaoke?"     

"Ya, aku dengar yang menyarankan Erina bekerja di tempat karaoke yah Azuka itu sendiri!"     

Reiko masih saja terdiam ketika dia mendapatkan banyak informasi baru mengenai nasib orang-orang yang pernah merundung dan menyakiti dia saat di Magnifico.     

Dia masih bingung dengan perubahan nasib orang-orang itu. Sejenak, sekelebatan pemikiran hinggap di otaknya. Jangan-jangan … ini ulah suaminya.     

Tapi, misal pun itu benar ulah suaminya, rasanya tidak berlebihan jika membuat mereka menjadi tukang cuci piring atau menjadi LC di sebuah tempat karaoke.     

Setidaknya, mereka masih tetap hidup dan ini artinya sang suami telah memenuhi janjinya untuk tidak menyakiti mereka secara fisik.     

Reiko tidak menampik bahwa dia sakit hati dan ingin membalas mereka semua yang menyakitinya Namun, ketika dia sudah selesai menangis hati itu dan merasa lega, dia jadi menurunkan dendam menggebu dia dan membuat suaminya berjanji untuk tidak menyakiti mereka atau bahkan melenyapkan mereka.     

Tersenyum karena terharu dengan cara suaminya membalaskan dendamnya, sepertinya Reiko harus memberikan rasa terima kasih yang tepat dan layak untuk sang suami nanti.     

"Reiko-san, bagaimana, apakah kau bersedia kembali bekerja di Magnifico? Kau sungguh bisa merasa tenang di sini takkan ada perundungan atau semacam itu karena Tuan Ryuu sendiri sudah menegaskan tidak boleh ada seperti itu atau akan dipecat!"     

"Tuan Ryuu ini tegas sekali, yah!"     

"Tapi, itu justru bagus untuk kemajuan Magnifico, kan?"     

"Ano …." Reiko terpaksa memotong pembicaraan Rukia dan Enma yang jelas terdengar di telinga Reiko melalui ponsel. "Aku … sepertinya aku belum ada minat bekerja lagi di Magnifico. Ta-tapi, ini bukan berarti aku membenci Magnifico atau sejenis itu. Bukan! Aku … aku hanya ingin bersantai dulu beberapa waktu sampai aku mulai ingin bekerja."     

"Ohh, baiklah, Reiko-san. Kau bisa langsung bicara pada kami jika waktu itu datang, oke?" Enma menyahut.     

"Ya." Reiko mengangguk. Lalu, tak lama kemudian, telepon pun disudahi.     

Reiko hempaskan dirinya di sofa sambil mengingat lagi apa saja yang tadi sudah dikatakan Rukia dan Enma.     

Hm, suaminya begitu baik, ya kan? Bagaimana cara Reiko menyampaikan rasa terima kasih yang sekiranya akan menyenangkan sang suami?     

Ohh! Bukankah dia pernah dibelikan kostum seksi beberapa minggu lalu? Reiko bergegas ke lemari pakaian dia dan mengeluarkan setupuk kostum yang sempat membuat dia merona karena malu.     

=========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.