Inevitable Fate [Indonesia]

Petugas Reiko Menegakkan Keadilan, Termasuk 'Menegakkan' Sang Jenderal (21+)



Petugas Reiko Menegakkan Keadilan, Termasuk 'Menegakkan' Sang Jenderal (21+)

0Oh nuni meoreo beorin deutan gibuniya Oh my (oh ini rasanya seperti aku kan buta, oh astaga)     
0

na manggajilge ppeonhae neon areumdaun hamjeong (ini begitu jelas aku kan dikacaukan oleh perangkap pesonamu)     

- Crazy Guilty Pleasure by Jonghyun SHINee ft. Iron -     

==========     

"Buka pahamu lebih lebar, tangan tetap di atas." Reiko masih berlagak sok galak pada suaminya ketika sedang bermain peran menggunakan kostum polisi seksi, menempatkan suaminya di sofa sebagai penjahatnya.     

Tentu saja Nathan Ryuu melakukannya dengan patuh. Dua paha membuka lebar, menekan rasa gemasnya pada sang istri.     

Sepatu bot sebetis Reiko berbunyi ketika dia melangkah mondar-mandir pelan di depan Nathan Ryuu sambil pinggulnya bergerak di pakaian ketat, melenggok indah bagaikan kucing betina yang sedang mendekat perlahan ke mangsanya.     

Lalu, Reiko berdiri di depan paha Nathan Ryuu yang membuka, dia melepas kacamata yang dia pakai, juga topi polisinya, sebelum satu kakinya ditekuk dan lutut menumpu pada sofa, sangat dekat dengan pusat selangkangan Nathan Ryuu.     

Merunduk ke pria Onodera itu, belahan dada Reiko begitu nyata dari kostum ketat yang berbelahan dada rendah, tidak bisa menyembunyikan payudara penuh dia saat dia membungkuk ke wajah Nathan Ryuu. "Apakah kau sudah menyesali perbuatan-perbuatanmu?"     

Napas berat Nathan Ryuu saat menatap istrinya disertai mata penuh akan kabut libido, hanya menampilkan jawaban, "Saya menyesal, Bu Polisi."     

"Hmph! Tapi tetap saja seorang penjahat harus menerima hukumannya, kan?" Reiko menatap tajam Nathan Ryuu ketika tangan kanannya meraih pusat hidup pria itu di tengah selangkangannya.     

"Mrrghh …." Nathan Ryuu menggeram rendah ketika jenderalnya diremas dengan cara provokasi, menyebabkan sang jenderal yang masih dikurung penjara kain itu menggeliat ingin memberontak.     

Hati Reiko bersorak ketika tangannya merasakan benda di selangkangan suaminya tegang dan mengeras. Namun, dia masih ingin berlagak galak. Melirik sebentar ke selatan Nathan Ryuu, Reiko menegur, "Hm? Apa-apaan ini? Apakah kau ingin kurang ajar pada petugas ini? Apa yang di dalam ini juga ingin menambah pasal kejahatanmu?"     

Menggunakan satu tangan, Reiko mengurai ikat pinggang dan juga kait di celana suaminya. Nathan Ryuu menonton semua itu dengan napas berat. Ini hanya soal menunggu waktu sebelum dia tak tahan dan menerjang ke Reiko.     

Tapi tidak, dia harus bertahan dan memberikan istrinya kesempatan untuk memunculkan sisi lain dirinya, sisi lain binal seorang Reiko.     

Berlandaskan banyaknya 'pengetahuan' yang Reiko dapatkan ketika menonton JAV bersama suaminya, dia mulai paham bagaimana cara bersikap menggoda hasrat pria.     

Jangan remehkan cepatnya penangkapan otak Reiko atas segala informasi dan wawasan baru. Dia jenius dalam aspek ini. Otaknya bagaikan spons yang lekas menyerap segala ilmu yang diberikan pada matanya.     

Bisa dikatakan, Reiko memiliki kejeniusan visual, dimana dia bisa lekas hafal atau menangkap apa yang dilihat. Ini bisa dikatakan dia memiliki ingatan fotografis[1].     

Tepp!     

Tangan kanan Reiko menggenggam tubuh sang jenderal yang masih berada di penjara kainnya. Bentuk tegangnya sudah tercetak dari luar penjara itu. Kokoh, keras dan tegang.     

"Mrrghh …." Nathan Ryuu menggeram, menekan rasa frustrasinya karena tak bisa menyentuh sang istri yang terus menderanya dengan godaan seksual.     

"Sepertinya yang di sini pekat akan aroma kejahatan." Reiko menggerakkan tangannya, meremas-remas jenderal dari balik penjara kain alias celana dalam.     

"Hu-hukum saja itu, Bu Polisi." Suara tercekat Nathan Ryuu menggambarkan seberapa banyak dia menekan hasratnya agar tidak lepas kendali.     

"Tentu saja! Ini memang harus dihukum karena membuat seorang wanita menjadi seorang pecandu benda ini." Reiko segera saja menyesal mengatakan itu setelah melihat mata menyala suaminya. Ups, sepertinya dia kelepasan ucapan. Apakah ini akan berdampak buruk padanya setelah ini? "Ehem!" Berdehem untuk menetralisir kegugupannya, Reiko meneruskan meremas benda tegang itu.     

"Ahh … betapa bersalahnya dia di bawah sana. Lihat, Bu Polisi, bahkan dia sepertinya ingin memberontak dan menantang Bu Polisi." Nathan Ryuu ganti memprovokasi Reiko.     

"Hmph! Sungguh tak tahu diri!" Jemari Reiko mengelus kepala jenderal yang telah melampaui tepi atas celana dalam Nathan Ryuu. "Dia bahkan berani menunjukkan kepalanya padaku!"     

Ketika jari Reiko mengelus ujung si jenderal, muncullah cairan dari sana. "H-huh?!" Reiko menjauhkan jarinya dari ujung kejantanan Nathan Ryuu, memandang ketika di sana makin muncul cairan bening namun lengket lainnya. "Dia berani meludah padaku!"     

Nathan Ryuu ingin menyemburkan tawanya ketika mendengar ucapan istrinya. Dia menggigit bibirnya kuat-kuat agar tidak tertawa.     

Reiko pun berlutut dan memelorotkan celana tadi, membebaskan sang jenderal dari penjara kainnya. "Dia ingin mengadu ludah denganku, huh? Sungguh terlalu bernyali! Baiklah, kita lihat ludah siapa yang lebih perkasa!"     

Dalam hitungan sekian detik saja, mulut Reiko sudah menangkap jenderal Nathan Ryuu dan menggantikan penjara kain menjadi penjara mulut.     

"Mrrghhhhhh!" Nathan Ryuu menggeram cukup keras sebagai pelampiasan atas sensasi luar biasa yang diakibatkan perbuatan istrinya. Apalagi ketika Reiko makin mengulum kepala jenderalnya yang terus memunculkan cairan precum. Daerah itu makin berdenyut dan makin tegang.     

Hingga akhirnya ….     

"A-Arrghhh!" Nathan Ryuu tak bisa menahan lebih lama dan menyerah ketika peluru cair dia ditembakkan ke dalam mulut Reiko. Napas pendek-pendek pun muncul sebagai bukti betapa dia terhanyut akan permainan panas dari sang istri.     

Reiko mengambil tisu terdekat sebelum meludahkan cairan putih susu pekat dari suaminya. "Berani sekali menembakkan sesuatu seperti ini pada petugas berdedikasi ini!"     

Lalu, Reiko pun bangkit dari berlutut dan berpura-pura marah pada jenderal milik Nathan Ryuu.     

Saat Nathan Ryuu masih mengatur napas memburunya, dia melihat sang istri mulai merayap naik ke atas pangkuannya.     

"Sungguh jenderalmu itu terlalu berani ingin menyerang petugas ini!" Reiko sambil mengelus-elus jenderal Nathan Ryuu menggunakan kewanitaan dia saat dia duduk di atas pangkuan suaminya.     

Mendadak, tubuh Nathan Ryuu menegang. Istrinya tidak memakai celana dalam? Jadi … wanita ini tidak mengenakan dalaman apapun di balik kostum seksi itu sejak awal?     

Sial! Kalau tahu begitu, dia tak perlu menahan diri sejak tadi, kan? Tapi … ini bisa merusak rencana sang istri. Baiklah, baiklah! Nathan Ryuu akan mencoba lebih keras menahan dirinya untuk tidak bergerak 'menyerang' sang istri.     

"Mgghh … maafkan anak buahku itu, Bu Polisi. Jenderalku … hanya tidak ingin ditaklukkan. Harusnya dia tahu kehebatan Bu Polisi, ya kan?" Nathan Ryuu kembali mengikuti alur yang diciptakan Reiko.     

"Bagus kalau kau sebagai bosnya memahami kehebatanku! Tapi, anak buahmu begitu kurang ajar, berani melawan petugas penegak hukum yang penuh dedikasi sepertiku! Dia harus diberi pelajaran!" Reiko mulai merasakan benda yang dia gesek menggunakan kewanitaannya ternyata telah menegang lagi begitu cepat.     

'Terlalu cepat!' seru Reiko dalam hatinya.     

"Hmh! Karena anak buahmu bersalah, maka dia harus dipenjara!" Usai mengatakan itu, Reiko menggenggam si jenderal tegang dan perlahan, mengarahkan ke liangnya sendiri dan … "A-aanghhh!"     

---------------     

[1] Ingatan fotografis adalah kemampuan untuk mengingat peristiwa, gambar, angka, suara, bau, dan hal-hal lainnya dengan sangat rinci. Daya ingat fotografis mirip seperti fotografi dengan kamera. Anda seolah memotret suatu peristiwa atau objek dengan pikiran Anda.     

===========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.