Inevitable Fate [Indonesia]

Menjalankan Sesuai Rencana



Menjalankan Sesuai Rencana

0Hoshi gatten no wa (Sesuatu yang kuinginkan)     
0

Sou kimochiii no more... (Tak lain adalah perasaan ini...)     

Aru ga mama no omoi de DANCE! (Terus menari dengan merasa seperti ini)     

Iinari de GET DOWN! (Mematuhimu sementara ditaklukkan)     

- Ifuudoudou by VOCALOID -     

==========     

Karena Reiko ingin berterima kasih pada suaminya yang telah secara diam-diam membalaskan sakit hatinya pada beberapa oknum perundung dia di Magnifico kala itu, dia ingin memberikan kejutan pada sang suami.     

Dengan cara apa? Dengan memakai kostum seksi yang sudah lama dibelikan sang suami.     

Maka, daripada kostum-kostum itu mengendap percuma di dalam lemari, tak ada salahnya dia memanfaatkan salah satunya dengan tujuan baik. Ingat, dengan tujuan baik, yaitu berterima kasih.     

Dia pun menarik satu set kostum polisi seksi berwarna hitam. Ternyata itu juga lengkap dengan topi, kacamata, borgol mainan dan pentungan karet. Terkikik karena pikiran nakalnya, Reiko pun memutuskan memakai itu saja.     

Namun usai memutuskan itu, dia menghela napas. Sekarang kenapa otak dia malah mampu berpikir senakal itu? Hmph! Ini gara-gara pengaruh suaminya! Ya, pasti itu alasannya!     

Menutup lemari, Reiko pun masuk ke kamar mandi untuk mempersiapkan penampilannya. Namun, sebelum itu, dia melanjutkan memasaknya dulu agar nanti mereka tetap bisa mempunyai makanan setelah berkegiatan khusus.     

Keluar dari kamar mandi, Reiko sudah memakai semua kostumnya, lengkap dengan atribut pendampingnya pula. Dia mematut dirinya sekali lagi di kaca dan puas dengan dandanan itu.     

Sudah memasak makan malam, sudah mandi, sudah memakai kostum kejutan untuk menyenangkan suaminya nanti, dan ia malah membayangkan seperti apa jenis terkejut suaminya ketika melihat dia dalam dandanan demikian. Terkikik tanpa suara, Reiko terheran-heran dengan pikiran nakalnya.     

Klekk!     

Nah, itu Nathan Ryuu pulang! Reiko berdebar-debar sekaligus tak sabar.     

"Sayank?" panggil Nathan Ryuu di luar kamar. Tuan muda mencium harum bau makanan, menandakan pasti istrinya sudah memasak untuk makan malam mereka. Tapi di mana sang istri? Oh, pasti di kamar.     

Tuan muda Onodera pun melangkah ke kamar mereka. Namun, begitu dia baru saja membuka pintu kamar, dia sudah ditodong pistol. Terkejut bukan main, mengira rumahnya dimasuki pencuri atau perampok, dia sudah hendak menarik dan membanting si penodong.     

Namun, keterkejutan dia berlipat ganda dari yang sebelumnya ketika dia mendapati siapa yang menodongnya dengan pistol. "Rei?!" Matanya dibelalakkan hingga nyaris lepas dari rongganya dan mulut ternganga lebar, itulah ekspresi kaget secara tulus dari Nathan Ryuu ketika melihat penampilan sang istri dari balik pintu kamar.     

Astaga, hampir saja dia membanting Reiko jika wanita itu tidak lekas menunjukkan dirinya dari balik pintu. Nanti dia akan 'hukum' Reiko karena sudah mengagetinya menggunakan pistol meski itu hanya mainan.     

Merasa luar biasa gembira dengan respon kaget suaminya, Reiko menahan tawanya dan malah bersikap dingin layaknya polisi yang sedang memergoki penjahat. "Kau, angkat dua tanganmu!"     

Detik berikutnya, Nathan Ryuu pun telah berhasil mengerti situasi yang terjadi. Meski dia tak menyangka sang istri yang biasanya pemalu kini mau berdandan semacam ini untuk dirinya, ia harus mengapresiasi hal ini, kan!     

Baiklah, Nathan Ryuu akan mengikuti alurnya. Dia tidak ingin mengecewakan sang istri. Ia segera mengangkat tangannya sebatas bahu. "Maaf, Bu Polisi cantik …."     

"Hei! Jangan berusaha melecehkan saya dengan memuji begitu, yah! Atau saya akan menambahkan pasal kejahatanmu!" Reiko berlagak galak.     

"Ah, ya, maafkan saya yang terlalu terpana dengan Bu Polisi." Nathan Ryuu lekas mengucapkan maaf sebagai bagian dari 'drama' ini.     

"Ke sana!" Reiko menggoyangkan pistol yang masih diarahkan ke Nathan Ryuu, menunjuk ke arah sofa kamar mereka.     

"Baiklah, tolong jangan beri saya pasal yang memberatkan, yah Bu Polisi. Saya hanyalah warga negara yang baik." Nathan Ryuu patuh berjalan ke sofa.     

"Kita akan lihat bagaimana nanti." Reiko kemudian menyimpan pistol di wadahnya di pinggang dia. Lalu mengambil pentungan karet dari pinggangnya. Dia mendorong pelan tubuh Nathan Ryuu hingga pria itu duduk di atas sandaran leher sofa single. "Mari kita lihat apa saja kejahatanmu."     

Nathan Ryuu memandang dengan mata penuh akan kabut libido. Menyaksikan istrinya memakai kostum seksi macam demikian, suami mana yang tidak akan merasakan gelombang gairah di dirinya? "Saya warga yang patuh pada undang-undang, memangnya kejahatan saya apa, Bu Polisi?"     

Tangan Reiko mengarahkan ujung pentungan karet ke wajah Nathan Ryuu untuk menyentuhkannya dengan dagu sang suami dengan cara seduktif. "Pasal yang akan menjeratmu … salah satunya adalah … mengakibatkan banyak pelaku perundungan menjadi susah mencari pekerjaan sebagai pembalasan dendam atas istrimu."     

"Ohh!" Kedua alis tebal Nathan Ryuu terangkat tinggi-tinggi secara dramastis. Dalam hati, dia tidak menyangka istrinya mengetahui berita itu. Tidak, tidak mungkin Benio yang membeberkannya, pasti ada orang lain.     

Ujung pentungan karet masih dijalankan ke bawah dagu dan terus merayap ke bawah, diiringi ucapan Reiko berikutnya, "Pasal kejahatanmu selanjutnya … kau diam-diam membeli sebuah toko roti bernama Magnifico tanpa mengatakannya pada istrimu."     

Alis tuan muda itu naik sekejap sekali lagi. Hal ini pun sekarang ternyata sudah diketahui istrinya.     

"Pasal berikutnya … kau membuat seorang wanita sosialita menjadi miskin dan harus kembali ke kampung halaman orang tuanya di ujung Jepang." Reiko sedang memaksudkan mengenai Nyonya Ayumi.     

Sembari mengatakan hal tadi, Reiko mengarahkan ujung pentungan plastik pada selangkangan Nathan Ryuu dan menggerak-gerakkan sedikit di sana.     

Terdengar geraman lirih dan samar dari Nathan Ryuu. "Sepertinya … aku sudah tertangkap basah oleh Bu Polisi ini, benar?"     

"Ya, kau tidak lagi bisa mengelak dari semua kejahatanmu." Reiko mengusap-usapkan ujung pentungan ke sesuatu yang menggeliat di pangkal paha Nathan Ryuu. "Dan aku akan menentukan hukuman untukmu."     

"Saya menyerah pada Bu Polisi dan berharap Bu Polisi tidak bersikap kejam pada saya yang telah bersedia mengaku dan saya akan bekerja sama dengan Bu Polisi untuk memudahkan penanganan kasus ini." Mata elang Nathan Ryuu terus memandangi sang istri yang begitu terlihat seksi menggunakan kostum itu.     

Baiklah, dia besok akan membelikan kostum macam itu lebih banyak lagi dan akan memenuhi salah satu rak di lemari istrinya dengan itu.     

"Bagus! Aku menghargai upaya kerja sama Anda, Tuan Penjahat. Sekarang, lekas duduk di sana." Pentungan yang tadi mengusap-usap selangkangan Nathan Ryuu, kini diarahkan ke sebuah sofa panjang.     

Mata Nathan Ryuu bergerak mengikuti arah pentungan dan dia berjalan ke sofa panjang itu, duduk di bagian tengah. "Tolong jangan hukum saya terlalu berat, Bu Polisi yang baik."     

"Hei! Kau berani menyuap petugas sepertiku dengan kata-kata? Aku akan menambahkan itu pada daftar kejahatanmu!" Reiko masih berlagak galak. "Buka pahamu lebih lebar, tangan tetap di atas."     

Patuh, tentu saja, Nathan Ryuu membuka pahanya lebih lebar dengan dua tangan masih seperti tadi, sambil berdebar-debar. Apa kira-kira yang akan dilakukan sang istri? Apakah istrinya mulai mempraktekkan femdom[1]?     

-------------     

[1] femdom atau female domination adalah sejenis perilaku wanita yang bertindak sebagai dominan dalam sebuah hubungan, dan ini biasanya berkaitan dengan momen bercinta. Wanita akan lebih banyak mengambil alih kendali pada saat bersenggama dan menempatkan lelaki sebagai pihak submisif yang harus patuh padanya. Dan banyak kegiatan femdom ini berhubungan dengan BDSM. (kalo kalian masih aja gak tau apa itu BDSM, oe keplak ntar pake pentungan yang dipegang Reiko —author)     

============     

lyrics source = Vocaloid Wiki Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.