Inevitable Fate [Indonesia]

Dua Lelaki yang Sudah Mulai 'Mandiri'



Dua Lelaki yang Sudah Mulai 'Mandiri'

0Kimi to kanaeru mousou ga taikutsu wo tokubetsu ni surunda yo (Mimpi yang terwujud bersamamu akan mengubah kebosanan menjadi istimewa)     
0

Nee hajimeyou yo mou ikkai owarasenai you ni (Hei, mari memulainya sekali lagi demi membuatnya tak berakhir)     

- Happiness by Miho Okasaki -     

===========     

"Ehh?! Benarkah? Waahh, senangnya!" Reiko sedang menerima telepon dari salah satu anggota grup utaite dia ketika dia hendak berangkat ke Adora pagi ini.     

Nathan Ryuu yang baru keluar dari kamar mandi pun melirik penuh penasaran, sedang bicara dengan siapa istrinya? Maka, dia pun mendekat dan melingkarkan dua lengan dia di pinggang sang istri.     

Reiko melirik tangan suaminya yang sudah membelit pinggangnya tanpa menjeda pembicaraan dia dengan rekan grup utaite di telepon. "Lalu, apakah ada lagu yang sudah dipilih?"     

Mendengar Reiko menyebutkan kata 'lagu', sedikit banyak Nathan Ryuu bisa menduga bahwa itu pasti mengenai grup utaite istrinya.     

"Ohh, baiklah kalau memang itu yang dipilih Silver. Tapi, apa MK setuju? Biasanya dia kurang suka menggarap lagu dari anime. Ha ha, iya, yang sebelum ini juga lagu anime, yah! Hm, sepertinya MK sudah lebih jinak ketimbang yang dulu, hi hi! Hm, Silver-kun sepertinya sudah berjuang keras untuk kejinakan MK-kun!" Reiko asyik meneruskan obrolan.     

Reiko tidak bisa diganggu dan memerdulikan ulah tangan nakal suaminya yang telah merayap di dadanya dan meremas sesuatu gundukan besar dan padat di sana. Ia hanya sesekali mendelik tanpa bicara ke Nathan Ryuu dan ditimpali bisikan kekehan saja oleh sang suami.     

"Oke, bye! Lekas kau buat pembagian part-nya dan kirim ke aku, yah!" Reiko pun mengakhiri pembicaraan dia dengan rekan grup utaitenya dan menoleh sambil menatap tajam ke suaminya. "Untung saja kau suamiku. Kalau kau muridku, sudah aku hukum kau berdiri di pojok kamar sampai aku pulang nanti."     

"Ha ha ha, sepertinya itu akan menjadi ide bagus untuk acara bercinta. Hm, bagaimana jika kita bermain peran guru dan murid. Sensei[1] … aku mencintaimu … ayo bercinta sampai tak bisa bangun besoknya, sensei." Nathan Ryuu malah semakin menjadi dan suaranya serak merayu di dekat telinga Reiko.     

"R-Ryuu … hentikan, aku harus ke Adora." Reiko membebaskan payudaranya dari remasan sang suami.     

"Aku bisa membelikanmu kostum guru. Pakai nanti malam, yah!" bisik Nathan Ryuu di belakang telinga istrinya.     

Wajah Reiko sontak saja merah padam. "He-hentai!" rutuknya dengan gugup dan malu.     

"Ya, itu yang kita tonton kemarin malam, ya kan? Hentai." Nathan Ryuu enteng membalas ucapan panik istrinya.     

"Ki-kita tidak sedang membicarakan anime hentai, ya ampun, Ryuu!" Reiko terkadang terheran-heran akan seberapa banyak hormon testosterone yang dimiliki suaminya.     

Onodera satu ini memang kadang gila dengan mengajak sang istri menonton video khusus dewasa di malam hari, dengan alasan agar mereka memiliki referensi gaya dan posisi yang revolusioner.     

Revolusioner apalagi yang kau harapkan, tuan muda? Astaga.     

Akhirnya, dengan kegigihan kuat, Reiko pun berhasil keluar dari penthouse dan turun menuju lobi sebelum kemudian masuk ke dalam mobil yang dikendarai Benio untuk mengantarnya ke Adora.     

Di Adora, Reiko lagi-lagi fokus melatih gerakannya untuk lomba dance cover. Yuza sekarang bisa lebih mandiri dan bergerak sendiri sesuai yang dia inginkan di Adora.     

Ini mungkin dipicu oleh Shingo yang juga mulai melangkah sendiri tanpa terus mengekor Reiko di tempat itu. Shingo kini benar-benar fokus pada latihan seiyuu dia.     

Sedangkan Yuza, dia fokus berlatih menyanyi selain dance juga. Sekarang, masing-masing dari mereka bertiga sudah bisa beraktifitas sendiri-sendiri sesuai minat mereka.     

Meski begitu, terkadang Reiko dan Yuza masih bertemu satu ruangan ketika ada kelas umum dengan pelatih dance yang membimbing jika sudah terkumpul minimal 10 orang di jam itu.     

Karena biasanya Adora akan sangat padat dan ramai ketika sore sampai malam, maka Reiko memilih pagi untuk kegiatan rutin dia di Adora. Namun, ini tidak berlaku untuk Yuza dan Shingo. Mereka bisa saja datang lagi di jam selain pagi, terutama Yuza untuk melepaskan kesepian dia.     

Akhir-akhir ini karena kesepian, Yuza banyak berada di Adora dan dia semaki menenggelamkan dirinya dalam dance dan menyanyi.     

-0-0-0—0—0-0-0-     

"Reiko-chan, kau sudah janji hendak menyanyi duet denganku, kan?" Yuza menanyakan itu ketika mereka di Adora.     

"Oh, benar!" Reiko teringat akan janji itu. "Lagu apa yang ingin kita duetkan?"     

"Reiko-chan saja yang pilih, yah!" Yuza senang akhirnya dia bisa menjadi sosok yang pantas untuk bernyanyi bersama Reiko. Sebelum ini, dia sangat tidak percaya diri, mengira suara dia terlalu jauh di bawah Reiko.     

Kini setelah dia berlatih giat di kelas menyanyi, Yuza bisa lebih percaya diri akan suaranya.     

"Oke, akan aku pilihkan yang keren nanti, yah! Tunggu kabar dariku." Reiko mengacungkan ibu jarinya pada Yuza. "Ehh, mana Shingo-san? Apakah dia sudah selesai di kelas seiyuu dia?"     

"Hm, entah. Dia sekarang susah ditemui! Huh, itu pasti karena dia sudah mulai sibuk pula dengan kegiatan asmara dia." Yuza mulai mengeluh mengenai Shingo.     

"Ya sudah, biarkan saja kalau memang Shingo sedang ingin menikmati masa indah asmara dia." Reiko terkekeh kecil, melanjutkan, "Lalu, kapan Yuza-kun menyusul Shingo-san?"     

"A-aku …." Dalam hatinya, Yuza menjerit frustrasi, 'Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada wanita lain kalau masih ada dirimu, Reiko-chan!', tapi dia memilih diam menyimpan seruan di batinnya itu, mengganti dengan …, "Aku tidak yakin ada yang bisa meggugah hatiku."     

"Tentu pasti nanti ada! Aku yakin itu! Yuza-kun juga patut bahagia, Yuza-kun juga orang yang baik, maka aku percaya pasti akan ada perempuan manis dan baik hati yang tepat untukmu." Reiko menepuk pelan lengan Yuza.     

"Hm, yah … semoga saja." Yuza tersenyum masam. "Oke, aku akan lanjut ke kelas menyanyi! Aku tidak ingin suaraku tak pantas disandingkan dengan suara Reiko-chan yang merdu! Aku harus banyak berlatih!"     

"Hi hi, Yuza-kun, suaramu baik-baik saja, sudah hebat, kok! Baiklah, kalau begitu, aku akan pulang sekarang. Bye! Sampaikan salamku jika kau bertemu Shingo-san, yah!" Reiko mengangkat tas ranselnya, siap beranjak dari tempat itu.     

"Oke!" Yuza mengacungkan ibu jari sebelum mereka berpisah jalan ke masing-masing destinasi mereka.     

Sesampainya di penthouse, suasana sepi karena ini masih siang menjelang sore. Suaminya belum pulang. Biasanya Nathan Ryuu akan tiba di penthouse pada petang atau tepat sebelum itu.     

Sebagai pemilik SortBank dan CEO perusahaan raksasa itu, Nathan Ryuu tidak perlu datang ke kantor. Dia memiliki Itachi yang akan menjadi perpanjangan tangannya mengatur kantor.     

Tapi, tentunya sebagai CEO, dia juga tidak ingin selalu bersantai. Harus tetap bergerak dan waspada pada apapun yang sekiranya bisa membahayakan perusahaan, terutama jika competitor mulai bergerak.     

Oleh karena itu, jika dia keluar rumah, dia banyak menghadiri pertemuan dengan klien atau kolega dia, menjalin hubungan baik dengan orang di sana dan sini untuk memuluskan jalan dia menjadi kaisar bisnis di negaranya.     

Dengan usahanya ini, dia berharap bisa terus mempertahankan tahta dia sebagai pemilik SortBank Group.     

-----------     

[1] sensei adalah sufiks yang digunakan oleh orang-orang Jepang sebagai panggilan untuk orang yang dihormati karena posisinya. Biasanya yang mendapatkan gelar ini adalah seorang guru. Tapi dokter juga kadang diberi sufiks ini.     

=========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.