Inevitable Fate [Indonesia]

Mengetahui Kualitas Suara Yuza dan Shingo



Mengetahui Kualitas Suara Yuza dan Shingo

0hitomi tojiru tabi (tiap waktu mata tertutup)     
0

kioku no umi tadayotte wa (mengapung di lautan memori)     

futari yume no ato (melacak dua mimpi)     

omokage wo sagashitetan da (aku mencari satu sosok)     

- Tiny Light by Akari Kito - OST. Jibaku Shounen Hanako-kun -     

============     

Selesai dari ruang kelas menyanyi yang tidak seluas ruang kelas dance, Reiko masih saja menampakkan wajah takjubnya.     

Duduk di sofa seberang depan pintu ruang itu, Reiko mengatakan ulang mengenai ketakjuban dia, "Sungguh! Aku sungguh tidak menyangka suara kalian ternyata sebagus itu!"     

"Reiko-chan, kau sudah mengatakannya puluhan kali sejak di dalam tadi, aku jadi malu sendiri, he he …." Yuza menggaruk rambut belakangnya dengan wajah tersipu namun senang luar biasa mendapatkan pujian bertubi-tubi dari Reiko.     

"Tapi itu kan memang pantas! Suara kalian benar-benar bagus! Aku benar tidak mengira kalian … ya ampun, kenapa kalian selama ini menyembunyikan suara sebagus itu!" Reiko masih takjub.     

"Aku hanya berpikir suara nyanyianku ini tidak terlalu penting." Shingo mengangkat bahunya, acuh tak acuh sambil duduk santai di sebelah Reiko.     

"Shingo-san! Jangan remehkan jika kau memiliki suara indah! Kau bahkan bisa berkarya dengan suara seperti itu!" Reiko menoleh ke Shingo di kanannya.     

"Reiko-chan, memangnya prospek mengenai bagusnya suaraku ini bagus, yah?" tanya Yuza.     

Reiko berbalik ke sebelah kiri untuk menjawab, "Tentu saja bagus! Yuza-kun bisa berkarir sebagai penyanyi, idol, seiyuu, atau apapun yang memprioritaskan suara yang bagus."     

"Aku bertanya-tanya apakah hasil sebagai penyanyi atau idol lebih besar dari penghasilanku di lapak takoyaki dulu, he he …." Yuza membayangkan.     

"Menurutku sih, kalau semuanya Yuza-kun geluti dengan serius dan memiliki keberuntungan yang bagus, pasti akan sangat menghasilkan sesuatu yang maksimal." Reiko menatap penuh semangat ke Yuza.     

"Hm, kenapa mendadak aku jadi ingin berkarir di bidang tarik suara saja, yah?" Yuza bergumam sambil memandang ke langit-langit ruangan, mungkin membayangkan dirinya menjadi seorang idol yang menjadi pujaan banyak orang dan berpenghasilan tinggi.     

Siapa tahu, dengan begitu, maka dia bisa setara jika bersaing dengan Nathan Ryuu, iya kan?     

"Yuza-kun, cobalah membuat kanal Yutub dan memproduksi cover song dulu untuk awal-awalnya, agar kamu bisa mulai dikenal banyak orang." Mendadak, Reiko mendapatkan ide ini. "Shingo-san juga bisa mencobanya."     

"Umh! Aku akan mencobanya!" Yuza mendadak bersemangat akan ide dari Reiko. Dia ingat bahwa Reiko juga seorang Yutuber yang banyak membuat cover song. "Reiko-chan … bolehkah kapan-kapan kita menyanyi duet?"     

"Ohh, seperti kolaborasi, begitu, yah! Cover song?" Reiko mengangguk senang.     

"Yup! Boleh?" Harapan Yuza untuk bisa lebih dekat dengan Reiko pun semakin tumbuh.     

"Tentu saja boleh! Kenapa tidak?" Reiko mengangguk riang.     

Melihat keduanya, Shingo hanya terdiam. Dia merasa seperti tidak punya di hadapan Reiko. Meski Reiko tidak mengetahui mengenai dia dan Runa, namun sedikit banyak itu memengaruhi nyali Shingo.     

Jika sudah begini, apakah masih pantas jika dia mengejar Reiko?     

"Reiko-chan, ayo buat duet! Aku ingin bernyanyi dengan Reiko-chan! Ayo, pilihlah lagu untuk kita!" Yuza makin antusias. Memiliki rekaman nyanyian dia berduet dengan Reiko, mana mungkin Yuza tidak merasa suka cita?     

"Umh! Nanti akan aku pilihkan lagu yang cocok untuk suara kita, yah! Suara Yuza-kun bisa digolongkan ke baritone sampai tenor." Reiko mengingat range suara Yuza. "Kalau Shingo-san bass sampai baritone."     

"Ya, sepertinya itu memang range suaraku." Shingo mengangguk.     

"Shingo-san, apa kau tahu, suara sepertimu itu juga cocok untuk voice actor, loh! Seiyuu!" Mata Reiko berbinar. "Suara Shingo-san dalam dan seksi, itu sangat cocok untuk seiyuu yang bisa membuat banyak perempuan akan menjerit dan melambung ke awan jika mendengarmu nantinya, hi hi!"     

Shingo ikut tersenyum meski itu senyum canggung. Jika suaraku memang bisa membuat banyak perempuan akan menjerit dan melambung kea wan, tapi kenapa dirimu tidak demikian? Ini yang terbersit di benak Shingo ketika Reiko memuji suara mendalam dia. "Ya, nanti aku akan coba berlatih di kelas seiyuu, siapa tahu ada banyak perempuan yang bisa menjerit sambil melambung ke awan untukku."     

Reiko mengangguk tanpa paham bahwa itu adalah sindiran sekaligus kegetiran dari perasaan Shingo.     

.     

.     

"Sungguh, Ryuu! Kau harus percaya bahwa suara Yuza-kun dan Shingo-san sangat bagus! Mereka terdengar seperti penyanyi pro! Suara mereka stabil, kuat, bulat, dan bahkan memiliki vibra!" Reiko membicarakan ini di malam hari ketika bertemu suaminya.     

"Iya, iya, aku percaya, tapi sudah … jangan terus membicarakannya atau aku bisa mati karena cemburu, oke?" Nathan Ryuu mulai memeluk istrinya di dalam selimut saat mereka rebah di kasur.     

Reiko tersenyum dan mendadak dia bergerak memposisikan dirinya di atas tubuh suaminya sambil tersenyum nakal.     

"Sayank, jangan memprovokasiku atau kau akan kelelahan sampai pagi nanti, loh!" Nathan Ryuu memperingatkan.     

"Apa kau ingin aku takut dengan ancaman itu?" goda Reiko.     

"Arghh … kau memang kucing kecil yang butuh aku elus agar diam dan patuh." Nathan Ryuu menjawab godaan istrinya dengan seringai penuh makna.     

Ketika Reiko sedang dihentak kuat-kuat dengan ketegasan khas ala Nathan Ryuu, di tempat lain juga ada yang menghentak tubuh Runa secara giat. Siapa lagi kalau bukan Shingo.     

"Shin! Shin! Arghh!" Runa rebah tengkurap sambil terus menerima sodokan kuat dari Shingo dari belakang sambil lelaki itu meremas kedua pantat dia kuat-kuat.     

"Erngh! Herghh!" Shingo banyak memposisikan gaya demikian atau gaya doggy-style, agar dia tidak perlu melihat wajah Runa dan bisa bebas membayangkan gadis ini adalah Reiko.     

Kalaupun posisi Runa telentang ke atas, Shingo cukup mendekap, memeluk gadis itu erat-erat sehingga tidak perlu menatap wajah Runa agar khayalannya semakin sempurna.     

Hingga kini, Shingo belum bisa merelakan Reiko keluar dari hatinya. Dia masih ingin terus memenjarakan Reiko di batinnya jika memang tidak bisa memiliki gadis itu.     

Harusnya Runa menyadari bahwa Shingo lebih banyak memilih posisi yang menghindari mereka saling bertatapan. Namun, gadis itu malah kian salah paham, mengira kepatuhan Shingo setiap diminta datang ke apato itu karena lelaki tersebut mulai membuka hati untuknya dan mengukuhkan hubungan mereka sebagai kekasih.     

Runa terlalu jauh salah paham, mengira dia sudah berhasil memiliki Shingo sepenuhnya, menggeser Reiko dari benak lelaki itu. Dia pikir, dengan seringnya mereka bersetubuh, maka mereka kian kukuh sebagai kekasih.     

Meski Shingo tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai cinta, Runa berpikir positif bahwa mungkin Shingo jenis orang yang tidak suka ungkapan cinta secara verbal. Mungkin bagi Shingo itu merupakan hal kekanakan.     

Terlebih, Runa sudah paham dengan karakter pendiam dan tertutup Shingo, maka itu pasti begitu.     

-0-0-0-0-     

Sudah hampir seminggu sejak Shingo sering datang ke apato yang ditempati Runa atas permintaan gadis itu.     

Sama seperti pagi ini ketika dia sedang terlelap karena kelelahan setelah dari tengah malam hingga subuh mengabulkan keinginan Runa untuk bersetubuh beberapa kali.     

Bunyi bel terdengar, namun Shingo tidak bergerak, terlalu malas untuk membuka matanya. Toh sudah ada Runa di depan sana pastinya.     

"Hah? Shingo-san?!" Reiko terbelalak mendapati adanya Shingo di tempat tidur di apato yang dia pinjamkan ke Runa.     

Shingo lekas membuka mata dan membeku di tempatnya. "Re-Reiko."     

=========     

lyrics source = Anime Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.