Inevitable Fate [Indonesia]

Tawaran Dari Nathan Ryuu



Tawaran Dari Nathan Ryuu

You got nothing to lose baby     

But you won't know if you don't try     

- Take a Chance on Me by JLS -     

=========     

Sungguh beruntung, Reiko mendadak sibuk dengan ponselnya, sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang, sehingga dia menundukkan kepala, tidak melihat dua pemuda sedang dilatih Darren Ho di depan sana.     

Ini menguntungkan bagi Yuza, karena dia bisa memulai fokus dan meredakan yang bergejolak di bawah sana.     

Benar saja, tak lama setelah Yuza tenggelam dalam fokusnya, sesuatu yang menggunduk di selatan pun kembali mengempis ke bentuk normal sehingga dia terhindar dari malu berkepanjangan/     

Darren Ho melirik ke selangkangan Yuza dan terkekeh sambil terus memimpin dance. Dia dan Shingo sama-sama berkata 'amatir' di benak masing-masing untuk Yuza.     

Setelah latihan pertama selama hampir setengah jam, Darren Ho pun bertepuk tangan 3 kali sambil menyeru, "Oke, cukup sampai sini dulu, kalian hebat bisa cepat mengikuti arahanku." Ia berbalik ke belakang, menjumpai Yuza dan Shingo yang terengah-engah berlelehan peluh di wajah dan juga sekujur tubuh.     

Lalu, Darren Ho mendekat ke Yuza dan menepuk dua kali bahu pemuda itu, seakan memberi semangat agar Yuza bisa bertahan pada serangan gejolaknya.     

"Istirahatlah dulu kalian. Nanti aku akan kembali lagi ke sini." Darren Ho pun keluar dari ruangan itu.     

Shingo melangkah ke Reiko setelah dia mengambil handuknya dan duduk menyebelahi gadis itu, bertanya, "Sibuk berkirim pesan?"     

Reiko pun tersadar bahwa dua temannya telah selesai berlatih dan mendongak ke Shingo, menjawab, "Ahh, ya, Shingo-san. Ini, aku membalas pesan dari Ryuu dan juga Ru-chan."     

Yuza ikut duduk di sebelah Reiko. "Ada apa dengan Runa-chan? Apakah dia baik-baik saja di tempatmu?"     

"Di tempatku? Oh, tidak, dia saat ini tinggal di apato lamaku." Reiko mulai mengabaikan ponselnya untuk mengobrol dengan Yuza dan Shingo.     

"Apakah dia masih menangis?" Shingo bertanya.     

"Hm, sepertinya kalian sudah mengetahui apa yang terjadi padanya." Reiko tersenyum.     

"Tentu saja. Mana bisa dia main rahasia di belakang kami!" Yuza berkata dengan bangga.     

Reiko bertanya-tanya, jika memang seperti yang Yuza katakan, apakah Runa juga menceritakan pada mereka mengenai status dia yang sesungguhnya bersama Nathan Ryuu?     

Ahh, tapi Reiko percaya Runa. Sahabatnya sudah mengatakan akan merahasiakan itu, maka pasti Runa akan menjaga ucapannya.     

"Nanti kami akan berbelanja untuk mengisi lemari dapur dan lemari es di apato lamaku. Kalian ingin ikut? Sepertinya Ryuu juga ingin ikut. Mungkin agak siang setelah kita selesai dari sini dan aku akan bersih-bersih badan dulu." Reiko menatap dua pemuda bergantian.     

"Dengan Tuan Ryuu juga?" Yuza berpikir sejenak dan melirik ke Shingo, seakan meminta pendapat pada rivalnya.     

"Tidak masalah. Sudah lama tidak bertemu Tuan Ryuu." Shingo menjawab penuh yakin.     

Yuza tak memiliki pilihan selain setuju saja.     

Maka dari itu, setelah mereka berlatih dance lagi dibimbing Darren Ho untuk setengah jam selanjutnya, kemudian mereka bertiga pun menyudahi latihan di Adora untuk siang ini.     

Reiko melambaikan tangan dari mobilnya pada Yuza dan Shingo yang hendak berjalan ke perhentian bus terdekat.     

Sepeninggal Reiko dan mobil yang dikendarai Benio, Yuza dan Shingo pun berjalan gontai ke perhentian bus.     

"Apakah hari ini kau akan masuk kerja?" tanya Yuza pada Shingo.     

"Hm, sepertinya aku terlalu lelah untuk itu. Lagipula, kita sudah berjanji hendak pergi menemani Reiko-san dan Runa-san berbelanja, kan?" jawab Shingo.     

"Ah, ya. Kalau begitu, aku ikut saja apa katamu, Ossan." Yuza dan Shingo sudah tiba di perhentian bus dan menunggu sejenak di sana. "Latihan hari ini begitu berat, yah Ossan!"     

"Hanya kau saja yang merasa begitu. Aku tidak. Yah, itu karena kau terlalu banyak berpikir mesum ke Reiko-san." Enteng sekali ketika Shingo mengatakan itu.     

"Ossan teme! Kuso! Aku … aku hanya terkejut saja! Ini … ini pengalaman pertama bagiku melihat Reiko-chan dalam pakaian seketat itu, kau tahu!" Wajah Yuza merah padam mendengar kritik Shingo.     

"Tsk, banyak alasan. Memangnya kau ini anak remaja kah, sampai bertingkah sepayah itu hanya karena melihat lekuk tubuh seksi di depan mata?" Shingo menoleh jijik ke Yuza.     

"Hei! Aku ini lelaki normal, oke! Memangnya kau, lelaki frigid!" balas Yuza tak ingin malu sendiri.     

"Frigid? Tentu aku juga terangsang melihat tubuh Reiko-san, tapi aku pandai mengelola tubuhku sendiri karena aku lelaki dewasa dan matang."     

"Ughh! Ossan sialan!"     

.     

.     

"Rei-chan, Tuan Ryuu, terima kasih sudah mau menemaniku. Yuza-chan dan Shingo-kun juga, terima kasih, yah!" Runa ojigi di hadapan keempat orang yang menyertai dia berbelanja kebutuhan sehari-hari dan makanan.     

"Tidak masalah, Ru-chan. Ini karena kami menyayangimu! Ayo, sekarang kita penuhi trolinya untukmu!" Reiko memeluk bahu sahabatnya dan Runa mengangguk disertai senyum.     

Shingo pun membawa troli besar itu mengikuti empat lainnya.     

Di kala usai belanja, Nathan Ryuu mengajak mereka makan di restoran keluarga di mall tersebut.     

Setelah mereka memesan makanan, Nathan Ryuu membuka obrolan dengan berkata ke Runa, "Runa-chan, apakah kau mau bekerja di salah satu perusahaanku?"     

"Heh?" Runa terkejut, tidak menyangka sama sekali akan mendapatkan pertanyaan semacam itu dari Nathan Ryuu.     

Tak hanya Runa saja yang terkaget-kaget, Reiko dan dua pemuda lainnya pun sama terkejutnya atas tawaran Nathan Ryuu.     

"Ta-tapi aku belum lulus kuliah dan tidak memiliki ijazah yang pantas, Tuan Ryuu." Runa tentu saja tidak percaya diri. Ijazah yang dia miliki hanyalah ijazah SMA saja.     

Untuk bekerja di perusahaan milik orang sehebat Nathan Ryuu, hanya dengan menggunakan ijazah SMA? Rasanya itu terlalu remeh.     

"Tidak masalah. Aku bisa mengaturmu agar kau bisa belajar dari bawah mengenai bidang apapun yang kau inginkan. Pembukuan? Atau pemasaran? Apa saja yang kau ingin pelajari, akan aku tempatkan kau di sana.     

Runa menatap Reiko. Sahabatnya menatap dengan mata berbinar padanya seakan ingin berkata: "terima saja! terima saja!"     

"Ini … bagaimana, yah?" Runa bimbang.     

"Ru-chan, jangan lewatkan kesempatan ini!" Reiko pun mengungkapkan apa yang ada di benaknya.     

"Benar, Runa-chan! Akan sangat bagus kalau kau malah bisa langsung bekerja daripada harus bersusah payah kuliah!" Yuza ikut menyemangati Runa.     

"Aku setuju dengan mereka,"timpal singkat Shingo.     

Runa menatap bergantian tiga dari mereka yang sedang menyemangatinya. "Aku …."     

"Bisa kau pikirkan dulu hal itu, tidak perlu tergesa-gesa." Nathan Ryuu menyambung, "Dan untuk Yuza-kun serta Shingo-kun, kalian juga bisa bekerja di salah satu perusahaanku jika kalian mau. Aku akan dengan senang hati mengupayakan posisi yang tepat dan nyaman untuk kalian berdua."     

Kini gantian Yuza dan Shingo yang terdiam karena terkejut. Mereka juga mendapatkan tawaran serupa?     

"Kalian adalah teman-teman Rei yang baik dan selalu menjaga dia, tentu saja akan sangat tepat jika aku berterima kasih melalui cara ini." Nathan Ryuu menjelaskan alasan di balik tawarannya.     

Yuza dan Shingo bertatapan, seakan sedang berdiskusi menggunakan telepati. Apakah mereka akan menerima itu?     

========     

lyrics source = Google     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.